Ramadhan Momentum Perubahan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H

Oleh : Usman Afandi, S.Pd *)

Mengenal Hikmah dan Filosofi di balik Ibadah Puasa

Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang sangat mulia dalam agama Islam. Selain menjadi salah satu rukun Islam, puasa Ramadhan juga memiliki banyak hikmah dan filosofi di balik pelaksanaannya.

Hikmah pertama dari ibadah puasa Ramadhan adalah untuk melatih kedisiplinan diri. Ketika berpuasa, seorang Muslim harus menahan diri dari makan dan minum selama kurang lebih 14-15 jam dalam sehari. Hal ini membutuhkan disiplin yang tinggi untuk bisa tetap sabar dan tidak tergoda untuk melanggar puasa. Dengan demikian, melalui puasa Ramadhan, seseorang akan terlatih untuk menjadi disiplin dalam menjalankan tugas dan kewajiban.

Hikmah kedua dari puasa Ramadhan adalah untuk mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Saat berpuasa, kita merasakan betapa beratnya ketika perut kita kosong dan terasa lapar. Hal ini seharusnya membangkitkan kesadaran kita akan penderitaan yang dirasakan oleh sesama kita yang kurang beruntung. Dengan demikian, puasa Ramadhan menjadi momen yang tepat untuk lebih berempati dan peduli terhadap orang lain, terutama mereka yang membutuhkan bantuan.

Hikmah ketiga dari puasa Ramadhan adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dalam ibadah puasa Ramadhan, kita menahan diri dari makan dan minum sebagai bentuk penghormatan dan pengabdian kita kepada Allah SWT. Hal ini mengajarkan kita untuk selalu mengutamakan Allah dalam segala hal yang kita lakukan, serta memperkuat iman dan ketaqwaan kita kepada-Nya.

Hikmah keempat dari puasa Ramadhan adalah untuk memperkuat hubungan kita dengan keluarga dan teman-teman. Bulan Ramadhan selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Saat berbuka puasa bersama, kita berkesempatan untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga, teman-teman, dan tetangga. Hal ini menjadi momen yang tepat untuk memperkuat hubungan sosial dan meningkatkan rasa persaudaraan di antara kita.

Terakhir, hikmah kelima dari puasa Ramadhan adalah untuk membantu kita mengatasi nafsu buruk dan meningkatkan kontrol diri. Saat berpuasa, kita harus menahan diri dari nafsu-nafsu yang tidak baik, seperti marah, iri hati, dan lain sebagainya. Hal ini membantu kita mengontrol diri dan menumbuhkan sikap yang lebih baik dalam menghadapi berbagai situasi dalam hidup.

Itulah beberapa hikmah dan filosofi di balik ibadah puasa Ramadhan. Melalui puasa Ramadhan, kita bisa mengembangkan kedisiplinan, empati, iman dan ketaqwaan, persaudaraan, serta kontrol diri. Semoga ibadah puasa Ramadhan kita tahun ini bisa menjadi ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Baca Juga

SAMBUT RAMADHAN DENGAN KEGEMBIRAAN | DIROSAH VIRTUAL RAMADHAN 1444 H

Menghadapi Ujian dan Godaan Selama Berpuasa

Berpuasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum selama berjam-jam, namun juga menuntut kita untuk menghadapi ujian dan godaan yang datang dalam berbagai bentuk. Ujian dan godaan bisa datang dari dalam diri kita sendiri maupun dari lingkungan sekitar kita. Dalam menjalani bulan puasa, kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian dan godaan tersebut agar kita bisa tetap konsisten menjalankan ibadah puasa.

Pertama-tama, kita perlu menghadapi ujian dan godaan dari diri sendiri. Kadangkala kita merasa lelah, lapar, dan haus, sehingga kita menjadi mudah merasa emosi atau kehilangan fokus dalam menjalankan ibadah puasa. Oleh karena itu, kita perlu mengatur pola tidur, makan, dan minum yang seimbang agar kondisi tubuh tetap stabil selama berpuasa. Selain itu, kita juga perlu mengendalikan emosi dan menjaga hati agar tetap tenang dan fokus pada tujuan utama berpuasa.

Selain ujian dan godaan dari diri sendiri, kita juga perlu menghadapi ujian dan godaan dari lingkungan sekitar kita. Mungkin kita dihadapkan pada situasi yang memungkinkan kita untuk berbuka puasa lebih awal atau mengabaikan ibadah puasa, seperti tawaran makanan atau minuman yang menggoda, atau lingkungan yang kurang mendukung untuk menjalankan ibadah puasa. Dalam menghadapi ujian dan godaan dari lingkungan, kita perlu memperkuat keimanan dan memperkuat relasi sosial dengan lingkungan sekitar kita. Dengan membangun keimanan, kita bisa lebih mudah menolak godaan dan tawaran yang tidak baik selama berpuasa, sedangkan dengan memperkuat relasi sosial, kita bisa mendapatkan dukungan dan semangat dari orang-orang di sekitar kita untuk tetap konsisten menjalankan ibadah puasa.

Dalam menghadapi ujian dan godaan selama berpuasa, kita perlu mengingatkan diri kita bahwa ujian dan godaan adalah bagian dari proses untuk menguatkan iman dan karakter kita. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, “Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS Al-Baqarah [2]:155). Oleh karena itu, mari kita hadapi ujian dan godaan dengan sabar dan optimisme, serta selalu mengingatkan diri kita pada tujuan utama berpuasa, yakni untuk mendekatkan diri kita pada Allah SWT.

Itulah narasi tentang menghadapi ujian dan godaan selama berpuasa. Semoga pesan ini dapat membantu kita semua dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian dan godaan selama bulan puasa, dan tetap konsisten dalam menjalankan ibadah puasa.

*) Anggota DPRD Kabupaten Lumajang 2019-2024

One Reply to “Ramadhan Momentum Perubahan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *