Karya : Nuril Izzah *)
Aku dan keluargaku sedang berlibur ke rumah bibi yang terletak di desa kuningan. Aku sebenarnya tidak ingin berkunjung kesana, Tetapi ayahku memaksa dan aku pun men nyutujuinya. Di rumah bibiku nuansa nya gelap yang hanya di bantu pencahayaan lampu berwarna kuning untuk menerangi.
Terakhir kali aku ke sana dua tahun silam. Bibiku hidup sendiri sebab suami nya yang sudah meninggal dunia 4 tahun silam dan mereka tidak dikarunia i anak,sesekali bibiku mengirim pesan untuk datang,katanya bibi merasa kesepian karna hidup sendiri.
Saat aku dan keluargaku sampai, Ayah dan Ibu membereskan barang-barang yang kami bawa. Sedangkan aku ngacir ke pesawahan untuk menghirup udara segar. Setelah mendapat
udara segar,aku membawa koperku menuju ke kamar tamu. Setelah membereskan barang-barang aku memutuskan untuk beristirahat karena badanku terasa sakit semua. Saat kedua mataku terpejam, aku mendengar suara tangisan, siapa yang menangis? Tangisannya terdengar menyayat hati, tapi…… tunggu. Sepertinya aku mengenal suara itu, itu seperti suara tangisan ibuku.
Mengapa ibu menangis? ah tidak, mungkin saja aku salah mendengar.
Tak lama aku bangun saat waktu menunjukkan pukul 15.30, terdengar suara ketukan kemudian ibu masuk ke kamarku, Ibu memberikan baju baru berwarna putih, terlalu simple. Tapi karena itu warna putih dimana itu merupakan warna favoritku, dan ibu juga sama menggunakan baju senada.
Baca Juga
“Ibu akan mengantarkanmu kepada bibi, kau bilang merindukanya kan? ”aku hanya mengangguk mengiyakanya, aku baru sadar tidak melihat batang hidung bibiku sama sekali.
Saat sudah siap aku menuju ruang tamu, ternyata hampir seluruh keluargaku berada disini, pantas saja agak sedikit bising.”Ibu kita mau kemana?”tanya ku.
“Ya ketempat bibi, mau kemana lagi? ”aku diam dan tidak bertanya lagi walaupun banyak pertanyaan yang ingin ku lontarkan.
Keluargaku beriringan keluar rumah. Di luar banyak mobil berjejer. Anehnya mereka tidak menuju mobil tersebut. kami justru memutari rumah yang menuju ke halaman belakang.
Apakah bibi ada di klinik desa? Tak lama, kami sampai. ternyata kami menuju ke pemakaman.
Ketika sampai ,aku melihat bibi jauh dari ku dan melambaikan tangan nya, tentu saja aku langsung berlari dan memeluknya.
Bibi juga berkata ”Akhirnya, ponakanku datang, aku tidak akan kesepian”.
Anehnya hanya aku yang menuju ke arah bibi. Keluargaku yang lain berdiri mematung. masih terdengar beberapa suara bising, saat ku dengarkan lagi. Ternyata itu suara tangisan dari keluargaku.
Tunggu apa yang terjadi!
Aku berlari kearah mereka dan aku melihat nisan bertuliskan Fabiolla Eilih Cassandra 2006-2023
Mengapa ada namaku disana? kemudian aku mendengar ibuku berteriak histeris dan menyebut nyebut namaku. Dan tepat disebelahnya terdapat nisan bertuliskan nama bibi. Rishika Cassandra 1994-2023
Bersambung ……………..
*) Siswi Kelas IX MTs Miftahul Ulum 2 Bakid