Tamak Kebaikan di Bulan Ramadhan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H

Oleh : Abdul Gofur Arrozzi, S.E *)

Keinginan untuk mendapatkan sesuatu adalah suatu hal yang wajar, dan dibolehkan di dalam Al-Qurán dan Hadis Rasulullah Saw. Akan tetapi jangan sampai terjebak pada akhlak yang tercela yang disebut dengan tamak.

Tamak merupakan salah satu perasaan yang ada dalam hati amanusia, pada umumnya tamak adalah perilaku yang tidak baik sehingga banyak sekali kajian ataupun tulisan yang mengkampanyekan larangan untuk berbuat tamak.

banyak kisah tentang kejadian perilaku tamak, seperti qorun yang binasa disebabkan oleh tamak, ada juga haman yang  binasa akibat tamak dan masih banyak kisah-kisah yang berakhir petaka bagi orang-orang yang tamak.

Tamak adalah salah satu akhlak tercela yang digambarkan oleh AlQurán maupun Hadis Rasulullah Saw. Karena tamak di samping dapat menimbulkan dampak negatif  kepada orang yang memilikinya juga dapat berdampak negatif kepada orang lain, sehingga baik Al-Qur’án maupun Hadis memerintahkan kita untuk menghindarinya.

Kata tamak berasal dari akar kata ط –م -ع yang berarti keinginan hati yang kuat untuk mendapatkan sesuatu.

Di dalam bahasa Indonesia kata tamak berarti selalu ingin memperoleh banyak untuk diri sendiri,  serakah, dalam arti keinginan untuk memperoleh sebanyak-banyaknya

Tamak adalah kata lain dari rakus, serakah dan perasaan  tidak pernah cukup/ puas terhadap sesuatu. Oleh karena itu hati-hati dengan tamak. seperti yang terdapat pada Qs. At takatsur 1-8 yaitu

اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ‏ حَتّٰى زُرۡتُمُ الۡمَقَابِرَ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ‏ؕ ثُمَّ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَؕ كَلَّا لَوۡ تَعۡلَمُوۡنَ عِلۡمَ الۡيَقِيۡنِ لَتَرَوُنَّ الۡجَحِيۡمَۙ ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيۡنَ الۡيَقِيۡنِۙ ثُمَّ لَـتُسۡـَٔـلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ النَّعِيۡمِ

1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,

2. sampai kamu masuk ke dalam kubur.

3. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),

4. kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.

5. Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,

6. niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,

7. kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,

8. kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan.

Juga disebutkan  pada Qs. al-A’ráf: 56 yaitu

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya; Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Menurut salah satu ulama’ tamak adalah kefakiran yang terus hadir. orang tamak itu adalah orang yang fakir, sedangkan fakir artinya kekurangan, jadi saat mendapatkan sesuatu masih merasa kurang, saat memiliki sesuatu masih saja kurang, perasaan tamak itu merupakan perasaan yang mencerminkan kefakiran dan kekurangan

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap manusia pasti akan menjadi tua. Namun jiwanya tetap muda mengenai dua perkara, yaitu tamak akan harta benda dan selalu ingin panjang umur.” (HR Muslim)

Rasulullah SAW juga bersabda, “Andai kata manusia itu telah mempunyai harta benda sebanyak dua lembah, mereka masih ingin untuk mendapatkan satu lembah lagi. Tidak ada yang dapat mengisi perutnya sampai penuh melainkan hanya tanah (maut atau kematian). Dan Allah menerima taubat orang yang telah bertaubat kepada-Nya.” (HR Muslim).

Dari ayat dan hadis diatas tamak merupakan perilaku buruk yang semestinya kita hindari, dan banyaklah memohon kepada Allah agar kita semua dijauhkan dari perasaan tamak yang buruk.

Apakah tamak selau buruk?

Ternyata tamak tidak melulu tentang keburukan, karena tamak merupakan satu dari sekian banyaknya perasaan yang Allah ciptakan untuk manusia.

 Dapat dipahami bahwa tamak itu adalah adanya sifat kegelisahan dan keputus asaan terhadap rahmat Allah Swt sehingga menimbulkan ketidak puasan terhadap apa yang dimilkinya.

 Apabila diperhatikan dari ayat dan hadis diatas dapat disimpulkan bahwa tamak pada hakikatnya mempunyai makna ganda yaitu ada makna yang positif dan ada makna negatif.

Makna positif apabila tamak di pergunakan pada kata kerja, melakukan pekerjaan yang  bermanfaat baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain, tamak dalam beribadah mengharap rahmat dan ampunan Allah.

 Sedangkan tamak dalam arti yang negatif  apabila menjadi sifat pada dari seseorang .

Jadi  pada prinsipnya tamak yang tercela adalah sifat yang dimiliki oleh manusia yang berkeinginan utnuk memperbanyak harta, serta tidak ada kepuasan terhadap apa yang dimilkinya dengan tujuan untuk memperkaya diri sendiri

seperti perasaan cinta, cinta merupakan perasaan yang baik ketika cintanya kita alokasikan kepada sesuatu yang baik, sebaliknya cinta akan menjadi salah saat kita alokasikan kepada sesuatu yg tidak baik, seperti  cinta terhadap dunia, cinta terhadap milik orang lain.

Begitu pula Tamak, karena selama ini dibenak kita kata Tamak selalu digunakan pada perilaku buruk, akhirnya selalu keburukan

karena memang bahasa tamak itu selalu disandingkan dengan kejadian-kejadian yang buruk contohnya  tentang orang yang mencari harta yang berlebih-lebihan, tidak pernah cukup. Seandainya kata tamak itu menjadi kata kerja terhadap orang yang rajin tahajud, bisa jadi kata tamak itu menjadi  baik.

Ada beberapa sikap tamak yang diperboleh malah justru dianjurkan?

Apa saja?

sikap tamak yang boleh bahkan dianjurkan yaitu tamak terhadap pahala dan ampunan dari Allah SWT.  Karena nabi kita Muhammad SAW mengajarkan di hari akhir-akhir bulan Ramadan beliau mengajak keluarganya beritikaf di masjid sejak hari mulai petang masuk masjid tidak keluar lagi sampai Fajar.

 Terdapat sebuah hadits Rasulullah SAW (terlepas dari status atau tingkatannya) yang diriwayatkan dari Ibnu Umar radiallahu ‘anhu berbunyi sebagai berikut: 

اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا          

Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.”


dikisahkan pula Rasulullah sangat bersungguh-sungguh pada 10 hari di bulan Ramadan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lain hadits riwayat Muslim nomor 1175.

 lutut beliau sampai bengkak karena saking lama dan banyaknya dipakai bersujud Munajat kepada Allah, air matanya menetes tiada henti karena memohon ampunan dan rahmat untuk umatnya.

Rasulullah terkesan tamak berlebihan itu tak lain karena Allah telah berfirman Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kamilah yang memberi peringatan. jadi pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah yaitu urusan yang besar dari sisi Allah.

*) Guru MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Leave a Reply