Karya : Shela Nur Fadilah *)
Pria bermata biru sedang memandangi terangnya lampu jalanan dari atas balkon dengan sebatang rokok di kedua jarinya. Pria itu sedang menikmati indahnya malam kota. Selang beberapa menit kemudian terdengar dering telfon di seberang sana.
“Selamat malam, Tuan”.
“Ada apa?” Tanya pria itu.
“Misi kali ini berjalan dengan lancar bos”. Ucap seseorang di seberang sana.
“Bagus”. Ucap pria itu dengan seringai bibir atas keberhasilan misinya. Lalu ia masuk ke dalam kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Di pagi yang cerah ini ia tiba-tiba mendapat kabar penting bahwa semalam salah satu anak buahnya masuk rumah sakit setelah markasnya diserang. Tidak berselang lama setelah mendengar kabar tadi, pria itu langsung menuju markas kebanggaannya itu. Setibanya di sana, ia tercengang melihat keadaan markas yang sudah tak berbentuk lagi. Tanpa berpikir panjang, pria itu masuk ke dalam markas untuk mengecek berkas-berkas. Tidak ada berkas yang hilang di sana. Semuanya utuh. Ini membuatnya heran penuh tanya tentang motif pelaku serangan itu.
Kalau dia memang tidak mengincar apapun di markas ini, lalu kenapa dia menghancurkan markas ini. “Pasti ada tujuan tertentu”. Ucap pria itu dalam hati.
Beberapa waktu kemudian pria itu menelfon anak buahnya yang ada di rumah sakit, “Bagaimana keadaannya?”. Tanya pria itu.
“Keadaannya masih kritis tuan. Kata dokter ada satu peluru yang belum bisa dikeluarkan”. Anak buahnya melaporkan.
“Nanti cek CCTV dan perketat lagi penjagaan markas”.
“Siap Bos”.
Setelah pulang dari markasnya pria itu langsung menuju mansion untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang sangat lelah karena memikirkan masalah tadi. Selang beberapa menit telfonnya berdering.
“Ada kabar penting apa?”. Tanya pria itu.
“Maaf bos saya mengganggu waktu istirahat anda.” Kata anak buahnya meminta maaf.
“Pelaku yang menyerang markas kita adalah orang suruhannya …..”. Lanjutnya.
“Bawa dia ke hadapan saya”. Titah pria itu.
“Siap bos”. Kata anak buahnya.
Baca juga
TEMAN KELASKU TEMAN BAIKKU
“Bawa dia ke ruang bawah tanah”. Ucapnya dengan muka datar.
Setelah laki-laki itu sadar dia melihat tangan dan kakinya sudah diikat. Setelah melihat sekeliling yang lembab, ia sadar bahwa dia sedang berada di ruang bawah tanah. Tiba-tiba pintu ruangah itu terbuka menampilkan seorang pria berdiri di ambang pintu dengan senyum devil.
“Lepas. !!!”. Teriak lelaki itu.
“Tidak semudah itu lepas dari genggamanku. Jelaskan kenapa kamu menyerang markasku atau kamu akan pulang jasadnya saja.!”. Kata pria itu.
Tetapi lelaki itu tetap diam.
“JAWAB..!!”. Ucap pria itu dengan nada yang lebih keras. Pria itu mulai geram dengan lelaki itu.
“Kamu mau main-main dengan saya ya?”. Ucap pria itu sambil mengarahkan revolver ke kepala laki-laki itu.
Hilang sudah kesabarannya menghadapi manusia biadab di hadapannya ini. “Baiklah, kalau begitu silahkan ucapkan kata perpisahan kepada dunia”. Kata pria itu dengan menekan pelatuk revolvernya tepat mengenai kepala pria itu. “Dorr.”. Darah menyebar kemana-mana. Pria itu pun memanggil anak buahnya.
“Ada apa Bos?” Kata anak buahnya.
“Bereskan mayat laki-laki brengsek itu”. Ucap sang pria.
“Siap bos”.
Setelah bermain-main dengan laki-laki brengsek itu dia segera membersihkan tubuhnya gang penuh darah. Setelah membersihkan tubuh, ia pun mengistirahatkan badannya dan mulai memejamkan mata.
Baca Juga
TAKDIR TUHAN DI BALIK KERUDUNG LAYLA
Seminggu setelah kejadian yang membuat markasnya hancur dia lebih berhati-hati lagi. Pagi-pagi sekali, karena dia dikejutkan oleh suara tembakan di dalam mansionnya, ia segera turun ke bawah untuk melihat apa yang telah terjadi. Ternyata seorang pria paruh baya sedang latihan menembak, pria itu lantas menghampiri pria paruh baya itu.
“Dady”. Ucapnya. “Kenapa dady pulang tiba-tiba begini? Ada masalah apa?”
“Dady mau bicara satu hal penting denganmu”.
“Masalah apa? Sampai dady turun tangan sendiri.”
“Ayo kita ke dalam, kita bicarakan masalah ini”. Ajak sang ayah.
Setelah sampai di ruang bernuansa abu-abu kedap suara, sehingga tak satupun yang akan mendengarkan pembicaraan mereka, kedua laki-laki itu memulia suatu pembicaraan yang amat penting.
“Gimana pekerjaanmu sejauh ini?” Tanya Ayahnya.
“Sangat mudah. Musuh-musuh disini benar-benar lemah”.
“Bagus”. Puji sang ayah dengan senyum tipis di bibirnya.
“Sekarang jelaskan kenapa dady pulang ke indonesia? Kenapa meninggalkan pekerjaan di Singapura?” Tanga pria itu.
“Nanti malam ada pesta di salah satu hotel bintang lima di jalan gatot kaca no. 7. Kamu harus melaksanakan tugas, tapi ingat, kamu harus hati-hati. Dia bukan orang biasa. Dia orang yang sangat licik, jangan sampai kamu terjebak lalu terluka.”. Ucap sang ayah menjelaskan.
“Penembakannya jam berapa?” Tanya pria itu.
“Jam 22.15 wib”. Jawab dady singkat.
*) Siswi kelas VIII MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid