Sepanjang Hari Memperingati Kemerdekaan (Memperingati HUT Republik Indonesia Ke-77)


Oleh : Muhamad Hidayah Hadi Purnomo, S.Pd *)

Memasuki bulan Agustus ditahun 2022 ini, sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya kita awali dengan suasana hati yang riang, penuh semangat menjalankan aktivitas yang positif dan bermanfaat, dikarenakan momen puncak dalam sejarah perjuangan Negara Indonesia untuk terbebas dari penjajahan telah dekat. Ya, tentu saja tidak lain yaitu Peringatan Hari Kemerdekaan Negara Indonesia yang kita peringati dengan upacara setiap tanggal 17 Agustus. Namun, kalau penulis mengkritisi kalimat “kita peringati” sepertinya terkesan terlalu berlebihan bagi kita. Apakah penulis bisa dikatakan “salah” jika berkata seperti itu? Sepertinya masing-masing individu warga Negara Indonesia bisa memahami maksud dari pendapat penulis diatas, coba sejenak luangkan waktu untuk bertanya pada diri sendiri apakah benar setiap tanggal 17 Agustus “kita” memperingati momen sakral tersebut.


Pada tanggal 17 Agustus di tahun 1945, suasana yang tidak bisa terbayangkan betapa meluap-luapnya semangat rakyat Indonesia menantikan gema suara sang proklamator Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di jalanan kota bahkan mungkin jalanan desa di seluruh sudut negara ini setiap individu merasakan bahagia yang tidak terkira saat itu. Betapa tidak, keringat dan darah rekan, sanak saudara, anak, adik bahkan orang tua mereka yang ikut berperang dan gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah mereka dengar sebagai suara yang melegenda hingga saat ini, yakni pembacaan teks proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, pukul 10.00 WIB bertempat di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 yang sekarang menjadi Jalan Proklamasi No. 5 Jakarta Pusat.


Namun, adakah kita menyadari setiap tanggal 17 Agustus banyak orang masih menganggap hari tersebut seperti hari-hari biasanya atau bahkan lebih parah lagi menganggap tanggal 17 Agustus hanya sekedar hari dimana kita bisa menghabiskan waktu bersenang senang liburan ke tempat wisata karena di kalender diwarnai dengan warna merah yang identik dengan liburnya aktivitas sekolah atau bekerja. Sungguh ironi sekali jika hari itu diawali dan diakhiri tanpa ada rasa syukur di hati kita atas berkat rahmat Allah SWT dan keingingan leluhur kita yang kemudian Indonesia mencapai kemerdekaan. Mungkin sedikit sekali individu yang benar-benar merefleksikan pikirannya misalnya tentang bagaimana keadaan dan suasana negara kita di hari itu pada pukul sekian, apa yang dilakukan masyarakat pada hari itu saat pra dan pasca dibacanya Proklamasi Kemerdekaan 77 tahun yang lalu.


Perjuangan memerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia bukanlah hal yang mudah, orang-orang dewasa bahkan remaja dan para santri-santri pondok pun rela memberikan masa muda mereka, menguras waktu, pikiran, dan tenaga mereka, mengucurkan keringat serta rela tubuhnya berdarah atau bahkan gugur demi apa yang kita sebut sebagai Kemerdekaan Indonesia. Kalau kita bayangkan hal tersebut merupakan hal yang sangat sulit dilakukan bahkan bagi kita warga Indonesia yang masih hidup sehat saat ini.


Oleh karena itu, pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 tahun ini kita semua tanpa terkecuali sebagai warga negara marilah berkomitmen untuk berusaha lebih baik lagi agar menjadi manusia Indonesia yang meneruskan perjuangan dan menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia, karena hidup bukan hanya tentang giat berdoa tapi juga mensyukurinya, yaitu salahsatunya dengan memaksimalkan potensi diri dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena peringatan kemerdekaan sejatinya diejawantahkan dalam perilaku baik yang berlandaskan pada Pancasila.


Selamat memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77! Pulih Lebih Cepat! Bangkit Lebih Kuat! Merdeka! Merdeka! Merdeka Selamanya!

*) Guru PKn MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Leave a Reply