Sejarah dan Keutamaan Puasa Ramadhan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H

Oleh : Husen, S.Pd.I *)

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat untuk berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan. Tahukah Sahabat bagaimana awal mula puasa dilakukan dan kapan sejarah puasa Ramadhan pertama kali diwajibkan? Yuk, kita simak.

Sejarah puasa Ramadhan menurut Imam al-Qurthubi, seperti yang dikutip dalam buku “Misteri Bulan Ramadhan” karya Yusuf Burhanudin, menyatakan bahwa Nabi Nuh AS adalah orang pertama yang berpuasa pada bulan Ramadan. Nabi Nuh melakukannya setelah turun dari bahteranya setelah badai menghantam negeri kaumnya.

Puasa pada zaman Nabi Nuh dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas keselamatan dirinya dan kaumnya dari badai dan banjir.

Sementara itu, saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah pada masa hijrah, beliau melihat orang-orang Yahudi juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Muhammad kemudian bertanya kepada salah satu dari mereka tentang alasan berpuasa, dan orang Yahudi menjawab bahwa mereka berpuasa sebagai bentuk syukur karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa AS dan kaumnya dari serangan Firaun. Nabi Musa AS kemudian berpuasa pada hari 10 Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Nabi Muhammad SAW kemudian menjelaskan peristiwa tersebut kepada umatnya dan memerintahkan umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

Awalnya, siapa pun yang ingin berpuasa boleh melakukannya, dan siapa pun yang ingin membatalkan puasanya diperbolehkan dan hanya perlu menggantinya dengan memberi makan orang miskin. Namun akhirnya, Allah memerintahkan seluruh umat yang sehat dan tidak dalam perjalanan untuk berpuasa dan tidak boleh memilih untuk berbuka hingga matahari terbenam. Bagi mereka yang lanjut usia, masih diberikan keringanan untuk berbuka dengan syarat tetap memberikan makanan untuk orang miskin. Hal ini disebutkan dalam ayat yang tertulis:

فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu”

Sebelum turunnya ayat yang mewajibkan puasa Ramadhan, umat Islam biasa berpuasa wajib pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal dengan hari Asyura.

Pertama kali diwajibkan untuk berpuasa oleh Allah SWT bagi umat Islam terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW baru saja menerima perintah untuk mengubah arah kiblat dari Baitul Maqdis di Palestina ke arah Masjidil Haram di Makkah.

Ayat yang menjadi dalil kewajiban puasa Ramadan terdapat dalam Al-Quran, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 183.

Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

 Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah: 183).

Namun, pelaksanaan puasa Ramadhan yang diwajibkan bagi umat Islam dilakukan secara bertahap. Seperti yang disebutkan dalam Alquran dan Hadits Nabi SAW.

Sekilas Sejarah Tahapan Diwajibkannya Puasa

Puasa disyari’atkan pada tahun ke-2 Hijriyah, dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa sebanyak sembilan kali Ramadhan, adapun tahapan diwajibkannya:

Pertama: Diwajibkan pertama kali dalam bentuk boleh memilih, apakah berpuasa atau memberi makan setiap satu hari satu orang miskin, dan disertai motivasi untuk berpuasa.

Kedua: Diwajibkan berpuasa, dengan aturan bahwa apabila orang yang berpuasa tertidur sebelum berbuka maka haram atasnya berbuka sampai malam berikutnya.

Ketiga: Diwajibkan berpuasa, dimulai sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, inilah yang berlaku sampai hari kiamat.

Diantara keutamaan ibadah puasa adalah:

  1. Puasa adalah jalan meraih ketakwaan.
  2. Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari aroma kasturi.
  3. Meraih dua kebahagiaan dengan puasa, yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Allah tabaraka wa ta’ala.
  4. Doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak. 

Kata“kutiba”memberikan jelas kepada kita bahwa puasa adalah perintah yang ditunjukkan kepada kita semua dan kaum sebelum kita serta kewajiban ini tertera kepada seluruh kitab suci yang Allah swt turunkan . Kata“kama kutiba” juga memperkuat makna di atas, bahwa seluruh umat ini mendapatkan perintah untuk berpuasa walaupun dengan waktu dan cara yang berbeda-beda ,menurut As Sya”by dan Qotadah bahwa Allah swt telah mewajibkan puasa Ramadhan kepada kaum nabi Musa as dan kaum nabi Isa as lalu pastur-pastur mereka menambahnya sepuluh hari,dan ketika salah seorang pastur mereka tersebut sakit maka mereka bernazar jika sang pastur yang sakit itu sembuh mereka akan menambah puasa mereka lagi sepuluh hari lagi ,hingga genaplah puasa mereka lima puluh hari .

  1. Diwajibkan dengan ungkapan“takhyir” (perbuatan yang baik). Allah swt berfirman:Artinya “dan berpuasa lebih baik kepadamu jika engkau mengetahui” Quran surah: Al Baqoroh 184
  2. Diwajibkannya puasa secara “Hatman”(pasti) namun bilamana orang yang berpuasa tertidur sebelum makan maka diharamkan baginya makan dan minum hingga malam besoknya. Dalam kitab hadits kita bisa temukan riwayat bahwa: dimasa nabi Muhammad saw jika seorang sahabat berpuasa dan tiba waktu berbuka sedang ia tidur sedang ia tidur sebelum berbuka maka ia tidak makan hingga tiba waktu berbuka besoknya, dan Qois bin Shirmah al Ansory suatu ketika berpuasa dan saat waktu berbuka tiba. Ia bertanya kepada istrinya: apakah ada makanan? Istrinya menjawab: tidak, tapi tunggulah biar saya mintakan untukmu. Sementara siang harinya Qois bekerja lalu ia tertidur, ketika istrinya tiba, alangkah sia-sianya! Ketika tiba siang harinya ia jatuh pingsan, lalu kejadian ini diadukan kepada Rasulullah saw, lalu turunlah ayat:artinya “dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu “ dan ayat:artinya “dan makan minumlah hingga terang bagimu benang hitam yaitu fajar” Al Jami,li ahkami al qur”an juz 2 hal 314.
  3. Penetapan waktu puasa dari terbit matahari hingga tenggelamnya seperti yang kita rasakan sekarang ini dan dihalalkannya makan,minumdan berhubungan badan bagi suami istri dari tenggelam matahari hingga terbit

*) Waka. Kurikulum MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

4 Replies to “Sejarah dan Keutamaan Puasa Ramadhan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *