Membangun Relasi Toleransi


Oleh: Muhammad Hadi Hidayah Purnomo, S.Pd *)


Bulan Ramadhan dalam kalender Hijriyah merupakan bulan yang ditunggu setiap muslim, tak terkecuali kita sebagai muslim Indonesia. Tahun 2022, tercatat di data BPS jumlah penduduk di Indonesia berjumlah 275.773 juta jiwa, yang mana sekitar 87 persennya merupakan pemeluk Agama Islam. Di tahun 2023 saat ini, kita patut bersyukur bahwa di Indonesia berkenaan dengan anjuran PPKM, penggunaan masker dalam ruangan dan di luar ruangan telah dilonggarkan dengan begitu kita sebagai muslim dapat melaksanakan ibadah Ramadhan secara maksimal.

Sebagai negara yang memiliki agama majemuk, ketika saat Ramadhan tiba, di waktu inilah bangsa kita biasanya toleransi antar umat beragama diuji. Keberagaman merupakan suatu keniscayaaan dalam hidup manusia. Keberagaman harus diterima agar kita mampu melihat dunia dengan penuh perbedaan dan dinamikanya. Sebagai warga negara Indonesia dan seorang muslim kita patut berbangga bahwa negeri ini diberi rahmat keberagaman dan itu merupakan kekayaan bangsa yang hanya sedikit dimiliki oleh bangsa lain di dunia. Keberagaman bangsa Indonesia dapat dilihat dalam berbagai bidang kehidupan seperti: keberagaman suku bangsa, keberagaman budaya, Keberagaman agama, keberagaman bahasa, Keberagaman ras, preferensi politik, hobi-hobi, termasuk keanekaragaman dalam hal flora dan fauna. Dengan fakta keberagaman ini sangat masuk akal bila bangsa-bangsa di dunia menilai Indonesia sebagai lumbung keberagaman.

Akan tetapi, yang perlu kita pikirkan adalah dimana kita melakukan hal-hal yang mendukung ibadah kita tanpa mengurangi rasa toleransi terhadap pemeluk agama yang lain, terlebih lagi kita tidak boleh membuat saudara beda agama kita merasa terganggu? Menurut penulis, mengedepankan toleransi adalah jawaban dari pertanyaan tersebut

Keberagaman tidak menyebabkan Indonesia menjadi negara yang terkotak-kotak, akan tetapi keberagaman ini justru dapat memperkuat simpul tali persatuan lebih erat lagi dengan mengedepankan toleransi. Seperti dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Untuk memaknai semboyan tersebut, Bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat bagi sesama umat beragama maupun yang berbeda keyakinan agamanya untuk saling meningkatkan rasa toleran, saling menghormati dan saling menjaga satu sama lain. Begitulah harapan dari moderasi beragama.

Konsep membangun relasi yang menyeluruh di Bulan Ramadhan harus didasarkan juga dengan realitas keberagaman Indonesia. Salah satu keberagaman yang dimaksud ialah keberagaman dalam berkeyakinan. Dalam moderasi beragama, toleransi berbasis harmoni. Jenis toleransi ini mengandaikan adanya keselarasan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Artinya, hidup yang selaras dapat tercapai apabila seluruh komponen masyarakat dapat atau mampu menjalin sikap saling menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada. Titik tolak toleransi ini ialah keharmonisan dan kedamaian.

Semoga Ramadan 1444 H ini menjadi momentum bagi kita selain untuk memperbaiki serta meningkatkan ibadah, juga sebagai bulan toleransi dan mengejawantahkan moderasi beragama untuk meningkatkan sikap toleransi kita terhadap semua saudara yang berbeda keyakinan yang tentu saja dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

*) Guru PPKn MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *