Memaknai Idul Fitri 1442 H Di Tahun Kedua Pandemi

Oleh : Sahroni, S.Pd.I., M.Pd *)

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar, Laa Illaa Haillallahuwaallaahuakbar, Allaahu Akbar Walillaahil Hamd.

Idul Fitri tahun ini merupakan kali kedua umat muslim Indonesia merayakannya dalam situasi Pandemi Covid-19 yang masih belum tuntas. Menengok ke belakang, malam takbir menjelang Idul Fitri jalanan dipenuhi masyarakat berpawai dengan menggaungkan takbir, sedang lainnya memenuhi jalan antar kota untuk mudik kembali ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan handai taulan, namun kini semuanya itu dibatasi semata-mata untuk memutus penularan wabah sesuai dengan anjuran pemerintah. Pembatasan segala aktifitas yang melibatkan banyak orang memang perlu diberlakukan jika menginginkan wabah ini cepat teratasi, namun dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk dapat menghadirkan momen kebersamaan dan kebahagiaan di hari Idul Fitri.

Masyarakat muslim Indonesia seyogyanya dapat mematuhi terhadap segala himbauan dari pemerintah dalam hal ini pembatasan segala aktifitas dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Hal tersebut sepatutnya tidak perlu dipertentangkan atau diperdebatkan lagi, karena selama menjalani Puasa Ramadhan selama satu bulan lamanya setiap muslim dituntut (juga dilatih) untuk tunduk (patuh) terhadap segala ketentuan yang disyariatkan Allah SWT. Ketentuan selama menjalani ibadah puasa itu ditujukan untuk kebaikan manusia, begitupula dengan segala peraturan pemerintah juga bermuatan untuk kebaikan masyarakat umum.

Ibadah puasa sangat diistimewakan oleh Allah SWT yaitu karena menyangkut urusan habluminallah (kecerdasan spiritual) dan habluminnanas (kecerdasan emosional). Menyeimbangkan perkara dunia dan perkara akhirat selama Ramadhan diharapkan dapat memperkokoh ketakwaan iman seorang muslim. Ketakwaan inilah yang kemudian menjadi bekal hidup selama di dunia untuk kembali ke kampung akhirat yang kekal. Dan Allah SWT menetapkan ketakwaan sebagai predikat kemenangan bagi muslimin yang menjalani puasa Ramadhan hingga tiba pada puncak kemenangan.

Baca Juga : KURIKULUM PENDIDIKAN DI BULAN RAMADHAN

Takwa secara etimologis memiliki akar kata “waqa” yang berarti menjaga – melindungi – hati-hati – waspada – memperhatikan – menjauhi. Sedangkan beberapa penerjemah Al-Qur’an mengartikan takwa sebagai kepatuhan – tunduk – kesalehan – kelurusan – perilaku baik – teguh melawan kejahatan – tunduk kepada Allah dan ketetapan-Nya (tergantung redaksi ayat yang menyertainya). Dengan pemahaman tersebut, Idul Fitri di tengah pandemi merupakan momentum bagi umat muslim untuk menunjukkan karakter takwa yang sesungguhnya, yaitu patuh/tunduk terhadap pemerintah dan menempatkan Islam dengan sebenar-benarnya yang membawa rahmatan lil illamiin.

Setiap muslim yang menjalani puasa Ramadhan memiliki output kepribadian yang seimbang antara intelektualitasnya, emosionalnya, dan spiritualnya. Kokoh iman dan ketaqwaannya, tulus hati dan positif pikirannya, lemah lembut budi pekertinya, serta tumbuh kepeduliannya kepada sesama terutama pada kaum yang lemah. Itu semua buah dari ketaqwaan yang diraih selama Ramadhan dan akan tampak selepas Ramadhan.

Idul Fitri kali kedua di masa Pandemi Covid-19 ini marilah kita berempati sebagai manusia yang saling membutuhkan. Juga kita tumbuhkan kesadaran dalam diri untuk patuh dan taat aturan serta menjalankan protokol kesehatan, karena setiap manusia butuh untuk saling menjaga agar tidak tertular atau menularkan virus. Wabah ini sama sekali tidak dapat merubah makna Idul Fitri yang telah ditetapkan Allah SWT. Justru memberi pengalaman keilmuan kepada kaum muslimin, bahwa tidak semua hal yang sudah menjadi kebiasaan harus kita benturkan. Fitrah manusia salah-satunya merupakan makhluk yang dinamis, dengan segala aspek masalah yang dihadapi dapat menambah literasi pengetahuan bertahan hidup secara umum dan untuk melengkapi khasanah pengetahuan Islam secara khusus.

Inilah momentum untuk menghadirkan wajah Islam melalui ketakwaan muslimin yang memberi manfaat dan keberkahan bagi bangsa dan negara. Wabah ini pula yang membuka tabir dan mentransformasi kesadaran kita bahwa di luar takdir kehendak Allah untuk menguji hamba-Nya, melalui wabah ini Allah SWT hendak mengukuhkan ketakwaan dan sinergi urusan duniawi-akhirat serta memperkuat persatuan-kesatuan antar muslimin dengan umat lainnya untuk menyelesaikan masalah-masalah kemanusian yang nyata di sekitar kita.


Segenap Civitas Akademika MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid mengucapkan selamat merayakan Idul Fitri 1442, Mohon Maaf Lahir & Batin. Semoga segala amal ibadah diterima Allah SWT & segala salah juga khilaf diampuni Allah SWT, Aamiin..

*) Kepala MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *