Karya : Nuril Izzah *)
“Ayo nata cepetan pake sepatu nya nak,nanti telat”ujar pria paruh baya sedikit berteriak-GIBRAN.
“Iya ayah,ini nata udah selesai”balas anak itu.Nata keluar dari rumah dengan sedikit berlari.
“Ayah,nata pengen punya sepatu baru”.imbuhnya,alas kaki yang dipakai nya sudah sangat tidak layak pakai
“Iya nak,sabar ya.Doain yang naik becak ayah banyak,biar bisa beliin nata sepatu baru”
“Iya ayah,nata selalu doain ayah,dan mendoakan ibu juga diatas sana”
“Pintar sekali anak ayah,ya sudah ayo berangkat”
Ayah dan anak itu pun menempuh perjalanan yang agak sedikit jauh dari pemukiman nya.
Di tengah perjalanan,ayah mencondongkan badan nya kedepan
“Nata malu ga,kalo pekerjaan ayah hanya sekedar tukang becak”
“Tidak ayah,ngapain malu.Malah nata bangga ayah menafkahi nata bukan dengan meminta-minta,dan nata juga pernah cerita ayah ke temen kelas nata”
“Terus reaksi teman-teman nata gimana?”Tanya nya
“Mereka sering menertawakan dan mencemooh tapi nata tidak berkecil hati,ayah adalah yang terbaik”
Hati Gibran mencelos mendengar penuturan anaknya,Gibran bersyukur ninda-istri Gibran melahirkan Alenata,Alenata tumbuh menjadi anak cerdas yang sangat mengerti keadaanya.
“Terimakasih ya nak,Nata selalu sabar meghiraukan celaan dari orang lain,jangan pernah dengerin apa kata orang ya sayang,anggap seperti angin lalu saja”
Setelah mengucapkan itu,tibalah mereka di SD DEWANTRA
Nata pun turun dari becak dan bersalaman kepada ayahnya
“Belajar yang pinter ya,bangga kan ayah nak”ucap nya sebelum mengecup pelipis anak nya.
“Siap ayah,nata masuk dulu ya assalamuaikum”.
______________________
Baca Juga
______________________
Nata mulai memasuki area sekolah dengan menenteng tas biru nya yang sudah sedikit usang.
“Anak tukang becak sok-sok an sekolah disini kaya mampu aja”
“Kalo kita malu sih”
“Iya ya mana gapunya ibu hahhaah”
Hujatan demi hujatan sudah seperti sarapan bagi Nata,tapi Nata selalu menghiraukan dan terus berjalan menuju kelasnya.
(Kringg)
Bel berbunyi tanda kelas akan dimulai,saat seluruh siswa berada di dalam kelas terdengar bunyi sepatu hak tinggi yang menaiki kelas.
“Pagi anak-anak”sapa bu nasha selaku wali kelas.
“Pagi buu”
“Hari ini kita akan belajar IPS,sebelum itu ibu ingin memberitahu informasi,kalian tahu tidak besok hari apa?”Tanya bu nasha
“Hari ibu sedunia”balas mereka serempak.
“Nah untuk besok sekolah mengadakan acara {memberi setangkai bunga untuk ibu} .bu guru harap kalian datang bersama ibu masing-masing ya,dimengerti?”
Nata terdiam,hari ibu?hari apa itu?nata tidak pernah merayakan hari ibu.Jangan kan merayakan hari ibu,merasakan dekapan ibu saja tidak.
MALAM HARINYA
“Yah besok disekolah ngadain acara tau”
“Acara apa itu nak?tanya gibran
“Katanya bu nasha ada acara memperingati hari ibu dengan memberi setangkai bunga”ucap Nata sendu.
“Besok apa nata harus hadir ke acara itu?”Tanya nata.
“Terserah nata,ikuti kata hati mu nak”jawab nya.
“Baik ayah”
“Yasudah besok berangkat sekolah kita mampir ke kios bunga,sekarang nata tidur.”
“Jadi anak-anak untuk acara ini,kalian pertama-tama menyanyikan lagu mama kaulah bintang dari romaria.
nah sesudah kalian menyanyikan lagu ,kalian langsung memberi bunga nya ke ibu masing-masing,apa bisa di fahami?”
“Ya sudah,ibu harap acara ini berjalan dengan lancar tanpa ada kendala apapun”
Suasana menjadi haru ketikan anak-anak mulai menyanyikan lagu,tampak seorang siswi menangis ketika siswa-siswi yang lain memberikan Bunga kepada ibu nya,
sedangkan dia harus diam diatas pentas seorang diri,anak itu adalah nata.
Lain dengan nata yang sedang mengikuti acara disekolahnya.
Gibran tengah mendudukkan tubuhnya setelah 2 jam berpanas-panasan mencari pundi pundi uang.
“Mau ku hitung dulu lah,berapa penghasilan ku hari ini”ucap gibran pada diri nya sendiri.
Gibran mulai menghitung beberapa uang pecah 5000 an.Tiba-tiba ada yang merampas uang tersebut.
“EH EH,jangan diambil saya mohon,uang itu untuk membelikan makan anakku!”Gibran pun dengan terburu-buru ingin mencegat orang yang telah mengambil uang yang dicarinya dengan susah payah.
Disela sela Gibran mengejar perampok,tiba-tiba di lain arah ada truk fuso yang melaju kencang.Gibran yang tak menyadari keberadaan truk itu .sehingga terjadi lah tubrukan pengendara truk dan becak.
Tubuh Gibran langsung terpental jauh dari lokasi, becak yang digunakan pun sudah hancur,sedangkan pengendara truk itu beralih arah untuk menghindari pertanggung jawaban.
Tak lama sudah banyak orang yang mengelilingi tubuh Gibran yang sepertinya hanya sedikit tanda kehidupan disana.Tanpa berlama-lama warga membawa Gibran ke rumah sakit terdekat.
Warga yang menolong Gibran bingung harus menghubungi keluarga nya. Sedangkan, Gibran tak memiliki smartphone.Akhirnya warga rencana menghampiri rumah Gibran melalui petunjuk dari KTP nya.
Tibalah salah satu warga yang sudah sampai di kediaman Gibran.
TOK-TOK-TOK
Ceklek
“Ada apa ya pak?jika mencari ayah,ayah sedang tidak ada dirumah”
“Emm.. ini anak dari bapak Gibran bukan?”
“Iya,benar.”
“Ikut saya ya,ayah kamu lagi terbaring di rumah sakit”
“HAH?!!.ada apa dengan ayah om?”Tanya nya dengan air mata yang mulai membasahi pipi
“Ayah kamu kecelakaan,sekarang lebih baik kita kesana sekarang”
“I-iya,saya mau kunci pintu dulu”
Rumah sakit pelita
Ada Gibran yang sedang mati-matian memperjuangkan nyawanya di ruang ICU
Diluar ruangan ada nata yang sedang melihat ayahnya yang sedang dipasangkan defibrillator
“Ayah berjuang ya,nanti kalo ayah nyerah nata sama siapa yah”ucap nata tersedu-sedu dengan mata nya yang sembab.
Pintu terbuka menampilkan perawakan tinggi dokter yang menangani ayahnya.
“Dokter,ayah nata gimana kondisi nya?”
“Ayah kamu kekurangan banyak darah dan jantung nya yang sangat lemah.Kamu harus banyak-banyak berdoa ya,semoga ayah kamu bisa cepat sadar.”
“Sekarang kamu bisa menemui ayah mu.”imbuh dokter itu,lagi.
“Terimakasih dokter”
Nata mulai masuk kedalam ruangan,nata pun duduk disamping ayah nya
“Hai ayah?ayah gimana keadaanya?Nata kaget banget waktu ada orang dateng ke rumah bilang kalo ayah kecelakaan”
“Nata mohon ayah bertahan ya”Sembari memegang tangan ayah nya yang bebas tanpa selang infus.
Tiba-tiba tangan Gibran bergerak
Sedikit demi sedikit kelopak mata Gibran mulai terbuka.
“Eh ayah sudah siuman?nata panggil dokter ya”nata mulai bangkit dari duduk nya.
“Tidak usah nak,ayah mau nata duduk lagi saja”.nata pun menurut
“Anak ayah sudah besar,jadi mungkin jika ayah pergi apa nata sanggup?”
“ngga sanggup,ngga akan pernah sanggup ayah jangan ngomong kaya gitu”cegah nata.
“Kalo nanti nata sudah dewasa dan ternyata dunia tidak seperti ekspetasi nata,nata harus menghadapi realiata nya ya? Maaf kalo terkadang ucapan ayah buat nata sakit hati,Ayah sangat tidak becus menjadi ayah buat nata,nata selama hidup selalu merasakan serba kekurangan”
“Maaf juga kalo ayah belum bisa memperbaiki ekonomi kita untuk sekarang ini”tukas Gibran panjang lebar.
“Sekarang ayah boleh minta sesuatu ke nata?”
“Selagi nata bisa,nata bakal kabulin permintaan ayah”
“Ayah pamit ya?ayah udah gakuat”
“Ngga ,poko nya ayah harus bertahan”
“Nak?ayah mohon ya,dengan nata seperti ini,sama hal nya nata ngesiksa ayah”karena nata yang tidak tega melihat ayah nya yang seperti itu dengan terpaksa nata mengiyakanya.
“Baik,kalo ini buat ayah ga sakit lagi.nata ikhlas”
“Jaga diri baik-baik ya nak,ayah pamit”
Hembusan nafas Gibran sedikit demi sedikit mulai tidak beraturan.
Dan akhirnya Gibran telah menghembuskan nafas terakhirnya.
TAMAT
Jadilah anak yang selalu menerima segala keadaan orang tua ya.
_______________________
*) Siswi Kelas IX MTs Miftahul Ulum 2 Bakid