logo_mts192
0%
Loading ...

Rasulullah saw dan Puasa Sya’ban

Rasulullah dan Puasa Sya'ban

Oleh : H. Ahmad Fauzi, S.Pd.I *)

Puasa Sya’ban adalah salah satu amalan sunnah yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW. Bulan Sya’ban, yang terletak antara Rajab dan Ramadhan, memiliki keistimewaan tersendiri dalam Islam. Meskipun tidak sepopuler puasa Ramadhan, puasa Sya’ban memiliki banyak keutamaan yang patut kita ketahui dan amalkan. Tulisan ini akan membahas tentang puasa Sya’ban : Hikmah, Keutamaan dan dalil-dalilnya baik Al-Qur’an, hadits, serta pendapat para ulama fiqih

Keutamaan Puasa Sya’ban

Puasa Sya’ban merupakan persiapan rohani sebelum memasuki bulan Ramadan. Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA:

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.

Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya’ban (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat memberikan perhatian penuh kepada bulan Sya’ban dengan memperbanyak puasa. Puasa Sya’ban juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Puasa Sya’ban

Meskipun tidak ada ayat Al-Qur’an yang secara khusus menyebutkan puasa Sya’ban, terdapat beberapa dalil yang mendasari keutamaan berpuasa secara umum. Allah SWT berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ [البقرة ١٨٣]

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa adalah ibadah yang mulia dan memiliki tujuan untuk meningkatkan ketakwaan yang telah diwajibkan kepada ummat-ummat terdahulu. Puasa Sya’ban, meskipun sunnah, dapat menjadi sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain itu, hadits lain yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid RA menjelaskan alasan Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya’ban:

 ذلِكَ شَهْرٌ يَغفُلُ النّاسُ عنهُ بينَ رجبٍ ورمضانَ، وَهوَ شَهْرٌ تُرفَعُ فيهِ الأعمالُ إلى ربِّ العالمينَ، فأحبُّ أن يُرفَعَ عمَلي وأَنا صائمٌ

Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia lalai, yaitu bulan antara Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan di mana amal-amal diangkat kepada Rabb semesta alam, dan aku suka jika amalku diangkat saat aku sedang berpuasa.” (HR. An-Nasa’i).

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Sya’ban memiliki nilai khusus di sisi Allah SWT. Dan yang paling esesni dari pesan Rasulullah di atas karena Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan dan dientengkan oleh manusia kareba terletak antara dua bulan mulia yaitu Rajab dan Ramadhan, sehingga Rasulullah menganjurkan ummat Islam berpuasa Sya’ban agar tidak lalai. Selain itu, juga karena Sya’ban merupakan bulan laporan tahunan amal manusia kepada Allah swt, sehingga disunnahkan puasa Sya’ban agar saat laporan tahunan tersebut orang dalam keadaan berpuasa.

Pendapat Ulama Fiqih tentang Puasa Sya’ban

Para ulama fiqih sepakat bahwa puasa Sya’ban adalah sunnah, berdasarkan praktik Rasulullah SAW. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai jumlah hari yang dianjurkan untuk berpuasa.

  1. Syekh Nawawi al-Bantani di dalam kitabnya Nihayah az-Zain fi Irsyad al-Mubtadiin menjelaskan salah satu fadilah atau keistimewaan puasa Sy’aban adalah akan mendapatkan syafa’at Rasulullah saw di hari kiamat kelak karena Rasulullah saw sangat berpuasa puasa Sya’ban bahkan hampir penuh puasanya.
  2. Ibnu Hajar al-Haitami dalam Kirab al-Fataawa al-Kubra al-Fiqhiyyah, juga menganjurkan umat islam untuk berpuasa ketika memasuki bulan Sya’ban. Sebagai bentuk mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad.
  3. Imam Syafi’i: Beliau menganjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, terutama pada pertengahan bulan (nishfu Sya’ban). Namun, beliau juga menyarankan agar tidak berpuasa pada akhir bulan Sya’ban (setelah tanggal 15) jika sebelumnya belum berpuasa sama sekali atau memiliki keistiqamahan berpuasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa Daud (sehari buka sehari puasa), serta tidak pula memiliki kewajiban atau qadha’ puasa puasa nadzar, puasa qadha, dan  puasa kafarat

__________

Kesimpulan

Puasa Sya’ban adalah amalan sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Meskipun tidak sepopuler puasa Ramadan, puasa ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan dan mempersiapkan diri menyambut bulan suci. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk menjalankan ibadah ini dan meraih berkah dari Allah SWT. Aamiin.

*) Kepala MTs Miftahul Ulum 2 Bakid

Share the Post:

Join Our Newsletter