Milenial Menghapus Kata Maaf?

Karya; Siti Khodijah Syarifah Wulan*)

Sedari kecil, kita selalu di ajari 3 kata ajaib. Terimakasih, maaf, dan minta tolong. Tiga kata ini adalah dasar untuk pengembangan moral manusia. Mengapa disebut sebagai kata ajaib? Karena dengan sesederhana kata itu mampu berdampak luar biasa dalam berinteraksi, dengan kata itu kita akan terlihat lebih santun. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang terkenal akan rakyatnya yang ramah, berbudi pekerti dan memiliki sopan santun. Namun faktanya, di zaman sekarang 3 kata ajaib ini mulai hilang, tak lain karena remaja yang selalu maninggikan gengsi, jadi hanya untuk sekedar mengucapkan kata maaf, minta tolong, ataupun terimakasih terasa berat bagi mereka.

Seperti peristiwa yang sering terjadi belakangan ini, dimana acara berkumpul bersama menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Bukan karena apa, tapi seringkali guyonan atau lawakan dalam perbincangan menyelipkan kata sensitif yang menyinggung salah satu rekan. Seperti

A: “Kok dekil banget sih, gak ada duit buat bergaya ya?”

B:// terdiam

A: yeu baperan ah, gak seru”

Si A menuturkannya dengan sangat enteng, tanpa ada rasa bersalah bahkan kata maaf pun diganti oleh kata “baperan”. Baper disini adalah kata gaul yang memiliki kepanjangan bawa perasaan. Semua orang memiliki sisi sensitif tersendiri, jadi tak heran jika seseorang merasa tersakiti meskipun lewat ucapan sederhana seperti tadi, bisa jadi ucapan diatas buakn hanya dianggap candaan, melainkan perkataan menyakitkan yang akan terus ia ingat.

Sedangkan, sindiran tadi memang bukanlah tuturan yang tepat untuk katagori “candaan”. Seharusnya si A tidak mengucapkannya atau jika sudah terlanjur, dia bisa mengatakan kata maaf dan menambahkan kata penyesalan karena tlah menuturkannya. Sehingga terjadilah perdamaian, dan kembalilah kehidupan harmonis berlandaskan moral. Ulama’ besar yaitu Habib Umar Bin Hafidz menuturkan: “Menyakiti hati seorang muslim dosanya lebih besar dari menghancurkan Ka’bah.

Dalam tuturan kata di atas mengartikan bahwa, islam saja monomer satukan menghargai perasaan orang lain, dengan cara tidak menyakiti hatinya. Hal ini bisa kita lakukan secara sederhana, yaitu mengamalkan tiga kata ajaib; maaf, minta tolong dan terimakasih. Jika kita ingin dihargai, dahulukanlah menghargai orang lain.

*) Siswi Kelas 9 MTs Miftahul Ulum 2 Bakid dan Pimred Website OSIM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *