logo_mts192
0%
Loading ...

Menilik Sejarah Puasa

Menilik Sejarah Puasa

Oleh : Zainuddin, M.Pd *)

Puasa, atau menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas tertentu, telah menjadi bagian dari praktik spiritual manusia sejak ribuan tahun lalu. Puasa adalah praktik yang telah ada sejak zaman kuno dan dijalankan oleh berbagai peradaban serta agama sebelum Islam. Tujuan utama dari puasa dalam sejarah adalah sebagai bentuk pengendalian diri, penyucian spiritual, serta sarana mendekatkan diri kepada Tuhan atau kekuatan ilahi.Praktik ini ditemukan dalam berbagai agama dan budaya, mulai dari Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, hingga Islam. Dalam Islam, puasa Ramadan diwajibkan sebagai bentuk ibadah yang memiliki dimensi spiritual, sosial, dan kesehatan. Artikel ini akan menelusuri sejarah puasa secara umum dan fokus pada perkembangan puasa Ramadan dalam Islam.

A. Sejarah Puasa dalam Berbagai Agama dan Budaya 

1. Puasa dalam Agama Yahudi 

Dalam tradisi Yahudi, puasa dikenal sebagai “Tzom” dan dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti Yom Kippur (Hari Penebusan) dan Tisha B’Av (hari berkabung). Puasa dalam Yahudi bertujuan untuk mengekspresikan penyesalan, memohon pengampunan, dan mengingat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Yahudi.

2. Puasa dalam Agama Kristen 

Puasa dalam Kristen sering dikaitkan dengan masa Pra-Paskah (Lent), di mana umat Kristen berpuasa selama 40 hari untuk memperingati pengorbanan Yesus Kristus. Puasa juga dilakukan pada hari-hari tertentu seperti Ash Wednesday dan Good Friday.

3. Puasa dalam Agama Hindu dan Buddha 

Dalam Hindu, puasa dikenal sebagai “Vrata” dan dilakukan pada hari-hari tertentu seperti Ekadashi atau selama festival Navaratri. Puasa dalam Hindu bertujuan untuk membersihkan tubuh dan pikiran serta mendekatkan diri kepada dewa-dewa. Sementara dalam Buddha, puasa dilakukan sebagai bagian dari praktik meditasi dan disiplin diri.

4. Puasa dalam Praktik Pra-Islam 

Sebelum Islam datang, masyarakat Arab pra-Islam juga mengenal praktik puasa, terutama selama bulan Muharram. Puasa dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi leluhur dan sebagai persiapan spiritual.

Baca Juga

Ramadhan : Bulan yang Penuh Berkah

B. Sejarah Puasa Ramadan dalam Islam 

1. Asal Usul Kewajiban Puasa Ramadan 

Bangsa Arab sebelum Islam juga memiliki kebiasaan berpuasa meskipun dengan bentuk yang berbeda. Ketika Nabi Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura untuk memperingati selamatnya Nabi Musa عليه السلام dari Firaun. Nabi Muhammad ﷺ lalu menyatakan bahwa umat Islam lebih berhak mengikuti tradisi Nabi Musa, sehingga beliau juga menganjurkan puasa Asyura (HR. Bukhari & Muslim).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa hari Asyura sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan. Bahkan Beliau Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa Asyura di Mekkah sebelum hijrah ke Madinah. Seperti yang Imam Al-Bukhâri riwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu anhuma bahwa ia berkata:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ يَوْمًا تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا نَزَلَ رَمَضَانُ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ لَا يَصُومُهُ

“Dahulu, hari Asyura adalah hari di mana kaum Quraisy berpuasa padanya pada masa jahiliyah. Adalah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa salam berpuasa pada hari Asyura. Tatkala Beliau datang ke Madinah, Beliau juga berpuasa padanya, dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa padanya. Lalu ketika turun (wajibnya puasa) Ramadhan, barangsiapa yang mau ia boleh berpuasa padanya, barangsiapa yang mau ia boleh juga untuk tidak berpuasa padanya. (HR. Al-Bukhâri)

Puasa Ramadan diwajibkan pada tahun kedua Hijriyahpada malam kedua dari Sya’ban (624 M), setelah Nabi Muhammad SAW dan umat Muslim hijrah ke Madinah. Kewajiban ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 183: 

يٰٓـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُتِبَ عَلَيۡکُمُ الصِّيَامُ کَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِکُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَۙ‏ ١٨٣

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” 

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa bukanlah praktik baru dalam Islam, melainkan memiliki akar sejarah yang panjang dalam tradisi agama-agama sebelumnya.

2. Perkembangan Puasa Ramadan 

Pada awalnya, umat Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama tiga hari setiap bulan, mirip dengan praktik puasa dalam agama Yahudi. Namun, setelah turunnya ayat-ayat tentang puasa Ramadan, kewajiban puasa diubah menjadi sebulan penuh selama bulan Ramadan. Puasa Ramadan melibatkan menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami-istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

3. Makna Spiritual dan Sosial Puasa Ramadan 

Puasa Ramadan tidak hanya bertujuan untuk menahan diri dari kebutuhan fisik, tetapi juga untuk membersihkan jiwa, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, puasa Ramadan juga memiliki dimensi sosial, di mana umat Muslim diajak untuk merasakan penderitaan orang miskin dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama.

C. Puasa Ramadan dalam Konteks Modern 

1. Puasa Ramadan dan Kesehatan 

Penelitian modern menunjukkan bahwa puasa Ramadan memiliki manfaat kesehatan, seperti detoksifikasi tubuh, penurunan berat badan, dan peningkatan kesehatan mental. Namun, puasa juga memerlukan perhatian khusus bagi individu dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.

2. Puasa Ramadan di Era Globalisasi 

Di era globalisasi, puasa Ramadan menghadapi tantangan baru, seperti perubahan pola hidup, kerja shift malam, dan hidup di negara-negara non-Muslim. Namun, umat Muslim di seluruh dunia terus beradaptasi untuk memenuhi kewajiban puasa sambil menjaga produktivitas dan keseimbangan hidup.

Kesimpulan 

Puasa telah menjadi praktik universal yang dipraktikkan oleh berbagai agama dan budaya sepanjang sejarah. Dalam Islam, puasa Ramadan memiliki makna khusus sebagai bentuk ibadah yang diwajibkan oleh Allah. Puasa Ramadan tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga dimensi sosial dan kesehatan. Dengan memahami sejarah dan makna puasa Ramadan, umat Muslim dapat lebih menghargai dan memaknai ibadah ini dalam kehidupan modern. Seiring waktu, puasa Ramadan terus menjadi bagian fundamental dalam kehidupan umat Muslim di seluruh dunia, tidak hanya sebagai ibadah wajib tetapi juga sebagai simbol persatuan, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama.

Daftar Pustaka 

  1. Al-Qur’an dan Terjemahannya.
  2. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim.
  3. Armstrong, K. (2000). Islam: A Short History. Modern Library.
  4. Esposito, J. L. (2002). What Everyone Needs to Know About Islam. Oxford University Press.
  5. Hanifah Dzakirah dkk, Puasa Ramadhan Mengasah Empati dan Solidaritas Sosial, Akhlak : Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Filsafat
  6. Aulia Rahmi, Puasa dan Hikmahnya Terhadap Kesehatan Fisik dan Mental Spiritual, Serambi Tarbawi Vol. 3, No. 1, Januari 2015

_________

*) Guru Fikih MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Share the Post:

Join Our Newsletter