Oleh : Abdul Halim *)
Pada tanggal 17 ramadhan, sebagian masyarakat jawa biasanya merayakan peringatan nuzulul qur’an. Media sosial pun akan ramai dengan hal ini. Lalu benarkah hal itu? Mengingat sebagaimana kita tahu al-Quran tidak diturunkan sekali saja. Melainkan secara berangsur-angsur. Lalu apakah yang dimaksud nuzulul qur’an tanggal 17 Ramadhan adalah awal turunnya alQuran secara berangsur-angsur.? Mungkin bisa disimak penjelasannya sebagai berikut:
Terkait diturunkannya al-Quran pada bulan ramadhan sebenarnya memang telah disebutkan dalam ayat 185 surat al-Baqarah. Yaitu:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ.
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Dalam ayat tersebut Allah dengan jelas menyebutkan bahwa al Quran turun pada bulan Ramadhan.
Namun disinilah justru timbul sebuah kemusykilan. Karena sebagaimana yang kita yakini alQuran tidaklah turun di bulan Ramadhan saja. Terkadang di bulan syawal, dzulqa’dah dll. Yang mana tidak tertentu pada tanggal 17 bulan Ramadhan saja. Kemusykilan ini dulunya juga pernah dialami oleh ‘Athiyyah bin al-Aswad. Mengenai kemusykilan tersebut, Ibnu Abbas lalu menjelaskannya kepada Athiyyah:
انه أنزل في رمضان في ليلة القدر جملة واحدة، ثم أنزل على مواقع النجوم رسلا في الشهور والايام.
Artinya: Sesungguhnya yang diturunkan pada bulan Ramadhan yang bertepatan dengan lailatul qadr tersebut adalah turunnya al-Quran secara serentak satu kali (جملة واحدة). Adapun yang turun secara berangsur-angsur dan terpisah itu juga terjadi pada bulan-bulan (yang selain ramadhan).
Lebih jelasnya, Dalam kitab at-Tibyan Fii Ulumil Quran, Syaikh Ali ash-Shobuni menjelaskan bahwa al-Quran mengalami dua proses penurunan. Pertama, adalah penuruan al-Quran dari Allah ke Baitul Izzah yang berada di langit dunia. Proses pertama inilah yang terjadi pada malam lailatul qadr di bulan ramadhan.
Kedua, adalah penurunan al-Quran dari baitul ‘izzah kepada rasulullah saw. Proses ini adalah turunnya al-Quran secara berangsur-angsur dan tidak hanya tertentu pada bulan ramadhan.
Mengenai permulaan turunnya al-Quran yang secara berangsur-angsur ini ulama berbeda pendapat. Ada yang berpendapat awal turunnya al-Quran secara berangsur-angsur ini terjadi pada bulan ramadhan, bulan rajab dan bulan rabiul awwal. Namun mayoritas ulama berpendapat bahwa permulaan turunnya al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. adalah pada bulan Rabiul Awal. Sebagaimana yang dijelaskan mayoritas sejarawan bahwa nabi Muhammad diutus pada bulan Rabiul Awal.
Adapun Ibnu Hajar berpendapat bajwabulan Ramadhan adalah turunnya al-Quran secara jumlatan wahidah sekaligus awal mula turunnya alQuran secara berangsur-angsur. Berdasarkan pendapat Ibnu Hajar ini berarti Nabi Muhammad diutus pada bulan Ramadhan. Bukan Rabiul Awal.
Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami, bahwa ulama sepakat bahwa turunnya alQuran secara jumlatan wahidah ke baitul ‘izzah terjadi pada bulan Ramadhan. Adapun mengenai permulaan diturunkannya alQuran secara berangsur-angsur terdapat perbedaan ulama. Namun jika mengikuti mayoritas ulama, yang selalu kita rayakan dan kita peringati pada tanggal 17 Ramadhan adalah turunnya alQuran secara jumlatan wahidah ke Baitul Izzah. Bukan yang secara munajjaman atau berangsur-angsur. Karena menurut pendapat mereka Rasulullah pertama kali diutus pada bulan Rabiul Awal. Sehingga ayat pertama yang turun pun terjadi pada bulan tersebut. Wallahu a’lam.
*) Pembina Eskul Literasi MTs. Miftahul Ulum 2
Orang awam izin bertanya tadz…. Definisi musyrik itu apa ya?
Apakah orang yang memperingati Nuzulul Qur’an dan tidak tahu jika Al-Qur’an ternyata tidak hanya turun di bulan Ramadhan itu termasuk syirik?
إضافة الفعل لغير الله سبحانه وتعالى
“Menyandarkan perbuatan [secara mandiri] pada selain Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi”. (as-Sanusi, Syarh ‘Aqîdati Ahli at-Tauhîd al-Kubrâ, 91)
Memperingati adalah:
1. Mengadakan suatu kegiatan (seperti pe-rayaan, selamatan) untuk mengenangkan atau memuliakan suatu peristiwa: didirikan sebuah tugu untuk “Memperingati” jasa-jasa para pahlawan;
2. Mencatat (dalam buku catatan): dia selalu “Memperingati” kata-kata yang sukar dalam buku yang khusus itu;
3. Memberi peringatan (teguran, nasihat) supaya ingat akan kewajiban dan sebagainya: Ibu “Memperingati” pesan Ayah kepada anak-anaknya untuk berdoa sebelum tidur;
Orang yang memperingati dalan Nuzulul Qur’an dimaksudkan pada pengertian memperingati yang mana dulu, tinggal sesuaikan saja.