logo_mts192
0%
Loading ...


Karya Nazwa Zamrotul Aini *)

Pada suatu hari, ada dua anak yang sering bertengkar, yaitu Algantara dan Tasya. Tasya selalu berusaha bangun lebih awal agar tidak berebut kamar mandi dengan abangnya. Namun, pagi itu Tasya kaget melihat rumah yang berantakan. Rupanya, semalam Algantara membawa teman-temannya untuk berpesta di rumah.

Saat Tasya ingin membersihkan rumah, ia menemukan sesuatu yang membuatnya marah: minuman alkohol. Ia segera membangunkan abangnya dengan suara lantang. Setelah Algantara bangun, Tasya langsung memarahinya habis-habisan. Algantara hanya diam, menyadari kesalahannya.

Setelah selesai memarahi abangnya, Tasya pergi mandi dan bersiap ke sekolah. Ketika ingin mengambil tas, tangannya ditahan oleh Algantara yang ingin meminta maaf.
“Maaf, Dek. Abang tahu ini salah,” kata Algantara.
“Kalau tahu salah, kenapa tidak minta maaf dari tadi?” balas Tasya.
“Abang takut, soalnya kamu marah banget,” jawab Algantara.
“Jangan diulangi lagi, Bang. Itu tidak baik dan merusak tubuh.”
“Iya, Dek. Abang janji tidak akan mengulangi lagi,” ucap Algantara penuh penyesalan.

Setelah itu, mereka bersiap untuk berangkat sekolah.
“Bang, jangan lama-lama mandinya, nanti aku telat,” kata Tasya.
“Iya, aku tidak lama kok. Tidak seperti kamu yang mandi sejam,” balas Algantara.
“Enak aja, aku cuma mandi 15 menit!” bantah Tasya.

Setelah selesai mandi, Algantara muncul dengan rapi. Tasya hanya bisa terpana melihat penampilan abangnya.
“Kenapa, Dek? Kok bengong? Abang ganteng, ya?” goda Algantara.
“Idih, kepedean! Jelek begitu dibilang ganteng,” balas Tasya sambil beranjak pergi.

Ketika mereka berdua pulang sekolah, mereka terkejut mendapati rumah terbuka. Dengan hati-hati, mereka masuk ke dalam rumah. Ternyata, kedua orang tua mereka telah pulang dari perantauan. Algantara langsung memeluk orang tuanya, sementara Tasya hanya berdiri terpaku.

“Tasya, kamu ingat sama Ibu, kan?” tanya ibunya.
“Hah? Ibu? Bukannya Nenek bilang Ibu sudah meninggal?” jawab Tasya bingung.
“Enggak, Nak. Ibumu masih hidup. Maafkan Ibu sudah meninggalkan kalian berdua,” ujar sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

Tasya menangis mendengar penjelasan itu. Ia langsung memeluk ibunya. “Ibu, maafkan aku. Aku kira Ibu sudah tidak ada,” ucap Tasya terisak.
“Ibu tidak apa-apa, Nak. Yang penting sekarang kita bisa berkumpul lagi,” jawab ibunya sambil menenangkan Tasya.

Sementara itu, ayah mereka turun membawa barang-barang. Ketika tahu nenek mereka telah meninggal, ayah pun ikut menangis. Tasya dan Algantara berusaha menenangkan kedua orang tuanya.

Hari itu menjadi awal yang baru bagi keluarga mereka. Meskipun Tasya dan Algantara masih sering bertengkar karena hal-hal kecil, seperti memilih baju, mereka tetap saling menyayangi.

Tamat
Bersyukurlah masih bisa hidup bersama keluargamu. Ada banyak orang yang menginginkan hal yang sama sepertimu.


*) Siswi MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul

Share the Post:

Join Our Newsletter