logo_mts192
0%
Loading ...

Sya’ban dan Wama Fiha

Sya'ban wa fiha

Oleh : Muhammad Faisol Ali, SH *)

Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dalam kalender hijriyah yang memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan dalam pandangan Islam. Bulan ini sering dijadikan momentum dalam rangka melakukan persiapan-persiapan menyambut bulan suci Ramadan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw dalam beberapa hadits. Di bulan ini Rasulullah saw lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya dengan memperbanyak puasa hampir sebulan penuh dan ibadah-ibadah lainnya.

Selain itu, terdapat sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi di bulan Sya’ban, menjadikannya bulan yang istimewa bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa peristiwa besar yang terjadi di bulan Sya’ban:

______

Perubahan Arah Kiblat

Salah satu peristiwa penting di bulan Sya’ban adalah perubahan arah kiblat dari Masjidil Aqsha di Yerusalem menuju Ka’bah di Majidil Haram Makkah Al-Mukarramah. Peristiwa ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah. Awalnya, Rasulullah ﷺ dan para sahabat melaksanakan shalat menghadap Masjidil Aqsha sesuai dengan perintah Allah. Namun kemudian, Allah menurunkan wahyu dalam surah Al-Baqarah ayat 144: 

فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۖ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya.”  (QS. Al-Baqarah : 144)

Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fathul Bari menjelaskan bahwa perubahan arah kiblat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha terjadi saat Nabi dan para sahabat melaksanakan Salat Dzuhur di masjid di kalangan Bani Salamah pada saat meninggalnya Bisyr bin Barra’ bin Ma’rur adalah Salat Zuhur. Dua rakaat pertama masih menghadap Baitul Maqdis, sampai akhirnya Malaikat Jibril menyampaikan wahyu di atas yang memerintahkan pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika baru saja menyelesaikan rakaat kedua.

Masjid tersebut kemudian dikenal dengan Masjid QIblataian (memiliki dua arab kiblat). Kiblat pertama yang menghadap ke Masjid Al-Aqsa di Baitul Maqdis (Palestina), dan kiblat kedua yang menghadap ke Ka’bah di Masjidil Haram, Makkah.

Perubahan kiblat ini menjadi simbol kemandirian umat Islam sebagai komunitas tersendiri, sekaligus mempertegas identitas Islam.

______

Turunnya Perintah untuk Membaca Shalawat

Pada bulan Sya’ban, Allah memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Ahzab ayat 56: 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”  (QS. Al-Ahzab: 56)

Surat Al-Ahzab ayat 56 ini menyimpan rahasia dan keunikan tersendiri, khususnya tentang perintah Allah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.  Hal ini disebabkan karena tidak ada satupun ayat yang mengandung perintah Allah yang disertai pernyataan bahwa Allah telah memberikan teladan karean Allah melakukannya sendiri. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan betapa tinggi kedudukan dan besar cinta Allah kepada Nabi Muhammad saw.

Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk senantiasa memuliakan dan mencintai Rasulullah ﷺ dengan memperbanyak shalawat, terutama di bulan yang penuh keutamaan seperti bulan Sya’ban.

______

Turunnya Perintah Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban di tahun kedua Hijrah. Sebelumnya tidak ada puasa yang diwajibkan kepada ummat Islam. Imam An-Nawawi r dalam kitabnya Al-Majmu’ menyatakan: Rasulullah saw berpuasa Ramadhan selama sembilan tahun, karena puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijriah, dan Nabi -Muhammad wafat pada bulan Rabi’ul Awal tahun kesebelas hijriah. Perintah puasa termkatub dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 183

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَیۡكُمُ ٱلصِّیَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِینَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ [البقرة ١٨٣]

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS. Al-Baqarah : 183)

Untuk pertama kalinya puasa Ramadhan diwajibkan kepada ummar Islam atas pilihan yaitu antara berpuasa atau tidak berpuasa dengan membayar fidyah yaitu memberi makan fakir miskin. Pilihan ini kemudian dinasakh dengan ketentuan wajib berpuasa tanpa ada pilihan sebagaimana dalam surat Al-Baqarah : 184

أَیَّامࣰا مَّعۡدُودَٰتࣲۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِیضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرࣲ فَعِدَّةࣱ مِّنۡ أَیَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِینَ یُطِیقُونَهُۥ فِدۡیَةࣱ طَعَامُ مِسۡكِینࣲۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَیۡرࣰا فَهُوَ خَیۡرࣱ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَیۡرࣱ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ﴾ [البقرة ١٨٤]

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 184)

Bulan Persiapan Menyambut Ramadan

Bulan Sya’ban juga dikenal sebagai waktu persiapan menyambut bulan Ramadan. Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah di bulan ini. Dalam sebuah hadis, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: “Rasulullah ﷺ sering berpuasa di bulan Sya’ban, bahkan hampir seluruh bulan.” (HR. Bukhari dan Muslim). 

Puasa di bulan Sya’ban merupakan latihan spiritual sebelum memasuki Ramadan, sekaligus untuk meningkatkan kualitas ibadah.

Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, maka sulit baginya mendapat buah takwa di bulan Ramadhan.

______

Bulan Sya’ban adalah bulan yang penuh dengan nilai spiritual dan sejarah penting dalam Islam. Peristiwa-peristiwa seperti perubahan arah kiblat, turunnya perintah memperbanyak shalawat, dan persiapan menyambut Ramadan menjadi pengingat bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Bulan Sya’ban tidak boleh disia-siakan, kesempatan itu mestinya dimanfaatkan untuk berlatih membiasakan diri beramal agar di bulan ramadhan terbiasa sehingga merasa ringan untuk mengerjakannya. Semoga kita bisa memanfaatkan bulan ini dengan sebaik-baiknya.

*) Bendahara MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul

Share the Post:

Join Our Newsletter