Oleh: Shinta Fairuzzuhro *)
Perjodohan di usia dini mungkin sudah nggak asing lagi buat kita. Banyak orang tua di Indonesia yang menganggap perjodohan bisa bikin anak mereka cepat meraih kehidupan rumah tangga. Tapi, apakah ini benar-benar solusi yang tepat? Apalagi, banyak anak yang seharusnya fokus menempuh pendidikan malah dipaksa untuk menikah di usia muda. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang hal ini!
Apa Itu Perjodohan di Usia Dini?
Perjodohan di usia dini adalah ketika orang tua memutuskan pasangan hidup untuk anak mereka yang masih sangat muda, bahkan sebelum mereka siap secara mental dan fisik. Padahal, di usia itu, anak-anak seharusnya fokus belajar dan meraih cita-cita, bukan memikirkan pernikahan.
Dampak Negatif Perjodohan di Usia Dini
Perjodohan di usia dini punya banyak dampak buruk, terutama buat anak-anak. Beberapa di antaranya adalah:
- Mimpi Terhambat: Banyak anak yang punya cita-cita tinggi, tapi harus mengubur mimpinya karena dipaksa menikah. Padahal, mereka berhak menempuh pendidikan setinggi mungkin.
- Merasa Terkekang: Anak yang dijodohkan sering merasa nggak punya kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Ini bisa bikin mereka stres atau bahkan depresi.
- Risiko Memberontak: Ketika merasa tertekan, anak bisa memberontak. Misalnya, nggak mau nurut sama orang tua, kabur dari rumah, atau bahkan melakukan hal-hal yang lebih parah.
Kenapa Orang Tua Melakukan Perjodohan?
Beberapa orang tua mungkin punya alasan tersendiri, seperti:
- Tradisi: Di beberapa daerah, perjodohan di usia dini udah jadi kebiasaan turun-temurun.
- Khawatir Anak Susah Menikah: Orang tua takut kalau anaknya nggak bisa nemuin pasangan yang cocok di masa depan.
- Ekonomi: Kadang, perjodohan juga dilakukan karena alasan ekonomi, misalnya buat meringankan beban keluarga.
Pendapat Saya tentang Perjodohan di Usia Dini
Menurut saya, perjodohan di usia dini itu nggak baik. Setiap anak punya hak buat mengejar mimpi dan menentukan masa depannya sendiri. Mereka juga berhak memilih pasangan hidup yang tepat, bukan dipaksa menikah sama orang yang bahkan belum mereka kenal.
Perjodohan seharusnya dilakukan ketika seseorang udah siap secara mental, fisik, dan finansial. Bukan ketika mereka masih terlalu muda dan belum punya pengalaman hidup yang cukup.
Saran untuk Orang Tua
Buat para orang tua, coba deh pertimbangkan lagi keputusan buat menjodohkan anak di usia dini. Berikut beberapa saran:
- Dukung Mimpi Anak: Biarkan anak mengejar cita-citanya setinggi mungkin. Pendidikan itu penting buat masa depan mereka.
- Berikan Kebebasan Memilih: Percayalah pada anak buat memilih pasangan hidupnya sendiri ketika mereka udah siap.
- Komunikasi yang Baik: Ajak anak ngobrol tentang rencana masa depan mereka. Dengarkan pendapat dan keinginan mereka.
Pesan untuk Teman-Teman Remaja
Buat teman-teman yang merasa tertekan karena perjodohan di usia dini, coba deh ngobrol baik-baik sama orang tua. Jelaskan bahwa kalian punya mimpi dan hak buat menentukan masa depan sendiri. Jangan takut buat bersuara, karena masa depan kalian ada di tangan kalian sendiri.
Penutup:
Perjodohan di usia dini mungkin punya niat baik, tapi dampaknya bisa merugikan buat anak-anak. Yuk, kita dukung remaja Indonesia buat meraih mimpi dan masa depan yang cerah, bukan memaksa mereka menikah di usia yang terlalu muda. Setiap anak berhak bahagia dan sukses! 😊
*) Siswi Kelas 7 MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid