Gelar Seminar Stand Up Comedy, MTs. MU 2 BAKID Gandeng Komunitas Stand Up Indo Lumajang

Class Meeting kategori lomba Stand Up Comedy (komedi tunggal) dimulai pada pukul 10.00 WIB di aula gedung putra. Acara kali ini dipandu langsung oleh ketua panitia Danang Satrio P, S.Psi mendampingi keempat narasumber dari komunitas “Stand-Up Indo Lumajang”.

Acara yang dikemas dengan model seminar ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru kepada peserta didik terkait Stand Up Comedy. Sedangkan sesi perlombaan disisipkan diantara waktu tersebut guna eksperimental learning (belajar secara langsung) bagi audiens. Tampak hadir selain para siswa, juga para wali kelas dan guru lainnya serta staf TU.

Baca juga :

HARI KEDUA CLASS MEETING SEMESTER GENAP 2020/2021 : STAND UP COMEDY

Setelah pembukaan dari Waka Kesiswaan, moderator acara meminta narasumber mencoba unjuk kebolehannya, kemudian dilanjutkan dengan salah-satu peserta lomba dari kelas 8. Acara mengalir penuh riuh karena merespon dari lawakan-lawakan yang disajikan. Namun ketika materi dan hal-hal terkait Stand-Up Comedy dijelaskan secara bergiliran oleh para narasumber sejenak mereka memperhatikan dengan seksama, bahkan banyak siswa berani bertanya dalam forum dibandingkan acara lain yang konsepnya serupa (seminar).

Dengan antusiasme peserta tersebut mengundang Waka Kesiswaan Zainul Arifin, SH. dan salah seorang wali kelas Fathur Rahman, S.Pd.I turut “open mic” (tampil) menjadi comica. Materi yang dibawakan keduanya pun tak lepas dari pengalaman pribadi semasa menjadi santri di Pondok Pesantren Miftahul Ulum. “Saya merasa kalah dengan siswa, mereka bisa menikmati tampil berbicara di depan banyak orang mengungkapkan apa yang ada dipikirannya sedangkan saya sering kali masih merasa malu, mumpung ada kegiatan ini saya latihan juga” ungkap Fathur di akhir acara.

Sedangkan Zainul saat ditanya perihal materi, mengungkapkan “Materi saya tidak jauh-jauh dari kebiasaan santri, yang ingin saya sampaikan melalui open mic tadi adalah nakal atau bebal boleh saja, namun harus ada batasannya, harus selalu patuh dengan dawuhnya kyai dan para ustadz”.

Menanggapi apa yang disampaikan Zainul, Mas Rojil yang merupakan ketua komunitas menyampaikan, “melihat siswa-siswa yang hadir tadi saya merasa senang sekali dan bangga kepada pihak madrasah, ternyata madrasah ini memandang lawakan tidak sekedar lawakan belaka namun lawakan juga dapat menjadi bagian dari edukasi. Kami berkomunitas pun ingin menyampaikan kepada khalayak umum bahwa lawakan/komedi tidak harus dengan menghina kekurangan orang lain, bahwa lawakan wajib memberikan pesan moral kepada pendengarnya”. Masih banyak hal lain dari pemaparan materi yang cukup menarik, dan sama sekali tidak membosankan untuk diikuti.

Baca juga :

HARI KETIGA CLASS MEETING : LOMBA REPORTASE JURNALISTIK

Dari sisi perlombaan ada saja momen unik yang dihadirkan oleh peserta, misalnya salahsatu peserta membawakan dengan menggunakan bahasa daerah Madura seketika audiens yang memahami bahasa tersebut tertawa terpingkal-pingkal sedangkan para narasumber yang kebetulan sama sekali tidak paham dengan bahasa Madura memasang wajah heran karena tidak paham apa yang peserta utarakan, lalu ketika peserta disuruh menggunakan Bahasa Indonesia hanya para narasumber yang tertawa sedangkan audiens ganti yang keheranan.

Ada juga peserta yang disuruh menunjuk salahsatu audiens untuk open mic (tampil) tanpa diduga malah audiens tersebut yang menunjukkan skor tinggi dan layak menjadi juara 2 padahal tanpa persiapan apapun baik itu materi maupun performa. Masih banyak hal momen yang patut dikenang dalam acara yang berlangsung selama 3 jam tersebut. Walaupun demikian, para narasumber merasa sangat berterimakasih dapat bersilaturahmi dan menjalin hubungan dengan Mts. Miftahul Ulum 2 Bakid.

“Wah baru kali ini kita dapat apresiasi memberikan pemahaman tentang Stand Up Comedy untuk lingkup dunia pendidikan” ungkap Mas Edowipi yang prestasinya tidak diragukan lagi di kalangan comica nasional. “Monggo ustadz-ustadz jika kita diberikan kesempatan dapat berkolaborasi dalam hal lainnya, namun dalam koridor dunia pendidikan komunitas kami akan selalu terbuka untuk MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid”, lebih lanjut comica yang pernah menjadi guru kimia di salahsatu sekolah SMA di Surabaya mengungkapkan harapannya.

Dalam penutupan acara tak lupa Ustadz Danang, menyampaikan pesan Kepala Madrasah Sahroni, S.Pd,I., M.Pd. yang diterimanya via WhatsApp kepada narasumber, “Kepala Madrasah menyampaikan apresiasinya dan sangat berterimakasih kepada narasumber karena berkenan berbagi ilmu kepada para siswa, dan mohon maaf tidak menghadiri acara ini karena dalam masa pemulihan. Semoga dapat bekerjasama lagi dalam hal kebaikan di waktu-waktu mendatang”.

Leave a Reply