Karya : Fitria Hoirotun Nisa’ *)
Embun yang menetes di helaian daun yang indah. Suasana yang begitu sejuk dihiasi dengan Pelangi yang baru saja datang setelah hujan kemarin malam. Suasana pagi yang begitu menenangkan dan begitu menyegarkan jiwa.
Inilah kisah seorang gadis berumur 11 tahun. Dia sangat cantik bagai bunga-bunga yang baru saja tumbuh di sebuah taman. Gadis itu Bernama Amira. Seorang gadis yang hidup di sebuah negri nan jauh disana. Di sebuah desa yang damai dan tentram.
Amira keluar dari rumahnya yang sederhana untuk menikmati suasana angin sepoi-sepoi di pagi hari yang indah ini.
“Selamat datang pagi hari” ucap Amira seraya membentangkan kedua tangannya.
Membiarkan angin sejuk mengelilingi tubuhnya. Yang kemudian ia pergi untuk menemui teman-temannya. Biasanya mereka berkumpul di sebuah lapangan yang berada di pinggiran desa.
Sesampainya di lapangan itu, Amira menghampiri teman-temannya yang tengah sibuk bermain dengan permainannya masing-masing.
Ada yang bermain Ayunan, Tali lompat, Kelereng, Bermain bola, Dan lain lagi.
Amira menghampiri salah satu temannya yang tengah bermain ayunan yang terikat di sebuah pohon besar di tengah lapangan itu.
“hai Raya!” sapa Amira seraya tersenyum. Raya segera memberhentikan ayunannya dan membalas senyuman dari Amira.
“Aku boleh main ayunannya?” Tanya Amira.
“Boleh kok”
Raya segera turun dari sana dan mempersilahkan Amira menaikinya. Amira memainkan ayunan itu dengan senang hati. Sementara Raya pergi menghampiri teman-temannya yang tengah bermain tali lompat.
Kini semuanya sibuk dengan permainannya masing-masing. Saat Amira sibuk menikmati ayunan yang ia mainkan, ada seorang gadis kecil dengan pakaian yang tak layak menghampirinya.
“kak.. aku boleh main gak?” ujar gadis itu. Amira memasang wajah risih pada gadis yang berada didepannya.
“nggak! Gak boleh.. bisa-bisa ayunanku kotor di dudukin sama kamu!” sentak Amira.
Yang lain menoleh karena mendengar Amira yang berteriak.
“pergi sana!”
Raya, Sarah, Luna, Gita, dan Fania segera menghampirinya. Sementara yang laki-laki hanya memperhatikan dari jauh.
“kenapa Ra?” tanya gita.
“liat nih.. dia mau main ayunanku.. kalo kotor gimana?” Risih Amira.
“kenapa sih Ra? Kasih dia main bentar kenapa sih?” ucap Sarah menyarankan. Yang lain menyetujui pernyataan dari Sarah.
“iya Ra.. bener” timpal Fania.
Gita menambahkan.
“Cuma bentar doang loh”
“kasian loh Ra” tutur Luna.
Amira yang mendengar sorakan dari teman-temannya mulai emosi. Ia memasang raut wajah kesal.
“kalian berlima itu sama aja ya! Kampungan semua! Cocok jadi temen gadis jelek ini”
Amira segera turun dari ayunan dan pergi begitu saja. Ia tidak memikirkan perasaan teman-temannya.
Dalam benak mereka mengatakan bahwa Amira begitu tega mengatai mereka seenaknya.
Raya mempersilahkan gadis kecil dengan pakaian compang-camping itu memainkan ayunannya. Sementara mereka berlima lanjut bermain permainan mereka.
_____________
Keesokan harinya pun tiba. Suasana pagi sama saja seperti hari kemarin. Seperti biasa Amira pergi ke lapangan untuk mengunjungi teman-temannya dan bermain.
Setibanya di lapangan, Amira tidak lupa untuk menyapa teman-temannya. Tapi tidak seorang pun merespon. Amira bingung dengan keadaan teman-temannya yang tiba-tiba. Tapi ia tak begitu memikirkannya. Ia Kembali menghampiri teman-teman sepantarannya.
“Ray.. aku ikut main ya..”ucap Amira.
Raya tak merespon. Dia melirik kearah teman-temannya yang lain.
“pulang aja yuk..” seru Sarah.
Setelah mengatakan itu, Sarah berjalan pergi lebih dulu. Yang lain mengikuti.
Amira bingung denga napa yang terjadi. Ada apa dengan temen-temannya?.
***
Sesampainya di rumahnya. Amira merenungkan diri di dalam kamarnya. Memikirkan apa yang terjadi dengan teman-temannya. Sehingga mereka menjauhi Amira.
“apa aku punya salah ya sama mereka?” batin Amira memikirkan. Dia merenung begitu lama di dalam kamar hanya untuk memikirkan apa kesalahannya.
Amira teringat sesuatu tentang kejadian kemarin. Ia tidak sengaja mengatai teman-temannya sembarangan. Amira bertekad, dia akan meminta maaf pada teman-temannya besok.
____________
Sesuai dengan pemikiran Amira kemarin, ia segera pergi ke lapangan pagi-pagi dini hari. Dia tidak akan bisa merasa tenang sebelum teman-temannya memaafkan dirinya.
Setibanya di lapangan. Amira segera menghampiri teman-teman sepermainannya.
Mereka yang melihat kedatangan Amira saling menatap satu sama lain. Amira mencoba memberanikan diri untuk meminta maaf pada mereka.
“Aku minta maaf ya” ujar Amira.
Teman-temannya bingung dengan Tindakan Amira.
“buat apa?” Tanya sarah.
“Aku minta maaf.. kemarin udah ngatain kalian seenaknya”
Teman-temannya yang lain tertawa mendengarnya.
“gak papa kok, tapi lain kali.. kalo ngomong itu dipikirin dulu ya. Pikirin juga perasaan orang yang ngedengerin” saran Luna.
“sekali lagi maaf ya..”
“iyaa..” balas Luna, Fania, Gita, Raya, dan Sarah bersamaan.
Mereka segera mengajak Amira untuk Kembali bermain dengan mereka. Mereka bisa memaafkan Amira, asalkan dia menyadari apa kesalahannya.
Dan untuk kalian para pembaca, jangan lupa untuk menjaga omongan kalian ya😊.
Agar tidak menyakiti hati sesama kalian.
*) Siswi Kelas VIII MTs Miftahul Ulum 2 Bakid