Oleh : Abdur Rohman, S.Pd *)
Alangkah indahnya apabila antar sesama manusia saling memberi, saling berbagi, saling membantu dalam berbagai bentuk dan kesempatan yang dihadapi selama hidup di dunia ini, karena esensi hidup adalah ujian. Manusia terbaik merupakan manusia yang banyak memberi manfaat dan memberi makna tidak hanya bagi sesama manusia namun juga untuk segala ciptaan Allah SWT.
Sesungguhnya alam sudah memberikan tanda-tanda bagi mereka yang mau memberi dan berbagi kebaikan kepada sesamanya. Tengoklah burung yang tidak henti-hentinya memberi banyak manfaat kepada alam sekitarnya, mulai menjadi perantara terjadinya penyerbukan pada tanaman, menjadi bagian dari mata rantai makanan dengan memakan ulat dan serangga serangga, kotorannya menyuburkan tanah dan menyebarkan bibit beragam tanaman buah, suaranya melengkapi simfoni alam, gerakan terbangnya menginspirasi manusia untuk menciptakan pesawat. Apa yang dilakukan burung semata-mata melaksanakan tugasnya taat kepada perintah Allah SWT yang menciptakannya, tidak ada yang merugikan bagi lingkungannya dan Allah SWT berikan senantiasa rejeki untuknya serta melindungi dalam berbagai kondisinya.
Beberapa ayat Al-Quran dan Hadits mengungkapkan tentang hal ini, antara lain:
وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ، كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ
Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya (HR Bukhari – Muslim).
Barangsiapa memudahkan orang lain yang sedang kesulitan niscaya Allah akan memudahkan baginya di dunia dan di akhirat (HR Muslim).
إِنۡ أَحۡسَنتُمۡ أَحۡسَنتُمۡ لِأَنفُسِكُمۡۖ وَإِنۡ أَسَأۡتُمۡ فَلَهَاۚ
Barang siapa berbuat baik, sesungguhnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri, dan jika berbuat jahat maka kejahatan itu untuk dirinya sendiri (QS Al Isra ayat 7).
Apakah manusia harus kalah dari apa yang diberikan burung kepada semesta alam? Seharusnya tidak. Manusia tentu harus jauh lebih banyak memberikan manfaat kepada alam melalui daya, upaya dan karyanya tanpa harus memikirkan apakah ada timbal balik. Oleh karenanya di Bulan Ramadhan ini marilah perbanyak kebaikan dengan mengerjakan semua aktifitas dengan landasan memberi manfaat kepada orang lain dan alam semesta dengan niat ibadah (sukarela tanpa harus dibebani ada balasan materi), niscaya kebaikan itu akan memproyeksikan hasil baiknya kembali kepada sang pemberi. Semakin banyak karya yang dihasilkan, semakin produktif dalam mengerjakan amal saleh dan semakin banyak output manfaat maka akan semakin banyak pula keberkahan (kebaikan yang berkelanjutan).
Ramadhan ini merupakan perbaikan diri kita untuk menjadi lebih baik lagi tidak hanya soal menahan haus dan lapar serta menahan gejolak emosional, namun juga untuk melatih produktivitas diri di bawah tekanan fisiologis & psikis. Karena sebaik-baiknya diri adalah yang hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin.
*) Guru Al-Qur’an Hadits MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid