Oleh: Husen, S.Pd.I *)
Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa besar dan penting dalam lintasan sejarah Islam dan menjadi momentum penting bagi ummat Islam. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah SWT di malam hari yang dimulai dari Masjid Al-Haraam menuju ke Masjid Al-Aqsha di Palestina (Isra’). Perjalanan tersebut kemudian dilanjutkan naik ke Sidratul Muntaha (Mi’raj).
Salah satu hikmah dan momentum terbesar dan bersejarah dari peristiwa tersebut adalah diterimanya perintah mengerjakan shalat lima waktu, yang menjadi kewajiban utama dan pertama bagi setiap Muslim setelah mengucapkan dua kalimat syahadat
Peringatan Isra’ Mi’raj yang diperingati setiap tahun oleh ummat Islam dengan berbagai acara seremonial sejatinya bukan hanya sekadar mengenang peristiwa maha dahsyat tersebut. Peringatan Isra’ Mi’raj seharusnya menjadi momentum bagi ummat Islam untuk melakukan refleksi dan mengevaluasi kualitas shalat kita selama ini. Shalat bukan hanya rutinitas harian, bukan hanya sekedar kewajiban yang menjadi beban, melainkan sarana komunikasi langsung dengan Allah SWT, sekaligus cermin keimanan dan ketakwaan seorang Muslim.
Baca Juga
Shalat: Lebih dari Sekadar Kewajiban
Shalat adalah ibadah utama yang akan pertama kali dihisab di Hari Akhir. Shalat merupakan barometer bagi seorang muslim. Jika shalatnya baik, maka bisa dipastikan seluruh perbuatan yang dilakukan adalah hanyalah kebaikan. Shalat yang baik juga akan menghindarkan seseorang dari perbedaan buruk dan terlarang.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَاۤءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ یَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al-Ankabut: 45).
Ayat ini menunjukkan bahwa shalat yang benar tidak hanya berdampak pada hubungan kita dengan Allah (habluminallah), tetapi juga memperbaiki hubungan dengan sesama manusia (habluminannas).
Namun, sering kali kita melakukan shalat sekadar sebagai kewajiban formal tanpa memahami esensi dan keutamaan di baliknya. Sehingga shalat kita tidak berdampak apapun bagi kita.
Karenanya, peringatan Isra’ Mi’raj menjadi waktu yang tepat untuk mengevaluasi apakah shalat kita sudah benar-benar khusyuk dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan sehari-hari.
Evaluasi Kualitas Shalat
Untuk meningkatkan kualitas shalat, berikut beberapa hal yang dapat kita renungkan:
Keikhlasan Niat
Apakah shalat yang kita lakukan semata-mata karena Allah, ataukah hanya karena rutinitas dan formalitas? Atau kita melaksanakan shalat lima waktu karena kerena keterpaksaan ataukah karena kabutuhan? Keikhlasan adalah kunci agar shalat menjadi bermakna dan bernilai ibadah yang diterima oleh Allah. Bukankah di awal kita shalat kita sudah mengakui bahwa shalat kita, ibadah kita, hidup dan mati semua kita orientasikan semata-mata untuk beribadah karena Allah
. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.”
Khusyuk dalam Shalat
Khusyuk adalah salah satu syarat agar shalat diterima. Khusyuk dapat dicapai dengan memahami makna bacaan shalat dan menghadirkan hati dalam setiap gerakan dan doa. Pertanyaannya: Apakah shalat yang kita kerjakan selama ini sudah khusyuk atau sebaliknya? Bukankah hanya orang yang shalatnya khusyu’ yang akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan? Allah berfirman:
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِینَ هُمۡ فِی صَلَاتِهِمۡ خَـٰشِعُونَ ٢
Sungguh, beruntunglah orang-orang mukmin.(Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya. (Al-Mu’minūn:1-2]
Tepat Waktu
Shalat pada awal waktu menunjukkan kedisiplinan dan kecintaan kita terhadap Allah. Jangan sampai kita menunda-nunda shalat tanpa alasan yang mendesak.
سُئِلَ رسولُ اللَّهِ ﷺ أيُّ الأعمالِ أفضلُ؟ فقالَ: الصَّلاةُ في أوَّلِ وقتِها
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, amalan apakah yang paling afdhol. Beliau pun menjawab, “Shalat di awal waktunya.” (HR. Abu Daud)
Peringatan Isra’ Mi’raj adalah momentum yang mengingatkan kita bahwa shalat adalah hadiah besar dan istimewa dari Allah kepada umat Islam. Karenanya peringatan Isra’ Mi’raj tahun ini harus kita jadikan sebagai refleksi dan momen untuk mengevaluasi shalat kita. Dengan shalat yang sempurna dan bermakna, maka shalat kita dapat mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki akhlak, dan menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang tidak hanya shaleh spiritual tetapi juga shaleh sosial.
*) Waka Kurikulum MTs Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul