Oleh : Mahrus Sholeh, S.H. *)
Hari Kesaktian Pancasila diperingati tiap 1 Oktober oleh seluruh rakyat Indonesia merupakan bentuk refleksi kebangsaan atas sejarah kelam di malam sebelumnya. Aksi pembunuhan Dewan Jenderal di malam 30 September 1965 atau yang lebih dikenal sebagai Gerakan 30 September (G30S) yang disinyalir dilakukan oleh sekelompok simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah fakta bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan ini sangatlah berat.
Baca juga :
PERUBAHAN PARADIGMA PERTANIAN (PERINGATAN HARI TANI NASIONAL 2021)
Isu perubahan ideologi kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sudah muncul bahkan sejak Pancasila baru saja ditetapkan sebagai ideologi, namun yang terjadi di medio 1965 lebih dari sekedar isu merubah Ideologi Pancasila menjadi Ideologi Komunis, banyak kompleksitas masalah dan dinamika politik. Jutaan nyawa anak bangsa di berbagai pelosok daerah (terutama Jawa-Bali) kala itu menjadi korban kebencian dan dendam karena terpicu oleh tersiarnya kabar pembantaian Dewan Jenderal di Ibukota – mereka yang tidak tahu menahu soal duduk masalah sebenarnya pun membayar dengan nyawanya dan mereka yang memahami ilmu agama sebagai penjagalnya.
Perang melawan saudara sebangsa setanah air hanya akan menimbulkan kebencian, dendam, dan masalah berkelanjutan yang akan merongrong kesatuan bangsa ini. Belajar dari peristiwa yang terjadi di tahun 1965 tersebut, untuk dapat berpartisipasi mempertahankan persatuan Indonesia hari ini jangan mudah terhasut dengan opini yang berkembang ataupun informasi/berita bohong.
Terlebih di era globalisasi ini Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa benar-benar diuji. Mengimplementasi jati diri Pancasila dalam setiap sikap dan tindakan wajib diterapkan baik itu oleh mereka yang dewasa (karena tindakannya adalah contoh untuk yang lebih muda) dan mereka yang anak-anak belajar memahami-mengamalkan karakter Pancasila. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya tangguh dalam menghadapi tantangan kedepan dan menyelesaikan persoalan dalam negeri namun juga mampu memberikan kontribusi bagi dunia.
*) Guru dan Pembina Ekskul Khithabah MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid