Karya: Flora Angelia *)
Sudah dua tahun aku lulus SD. Sejak itu, aku jarang sekali bertemu dengan sahabatku, Kiki. Bisa dibilang, aku bahkan tidak pernah bertemu dengannya selama berada di pondok pesantren.
Kiki adalah sahabatku yang paling baik. Dia cantik, pintar, dan selalu menyenangkan diajak bermain. Namun, waktu terus berjalan. Tak terasa, kami sudah lulus SD.
Suatu hari, sebelum kelulusan, Kiki bertanya,
“Eh, kamu mau ke mana kalau sudah lulus nanti?”
“Ya, mondok lah. Kan enak, banyak teman.” jawabku.
“Enak juga sih… Aku juga pengin mondok. Tapi aku sudah didaftarin sekolah di luar.” ujarnya sambil menunduk.
“Ya nggak apa-apa lah, kan di luar juga pasti banyak temannya.” kataku mencoba menghibur.
“Iya sih…” ucap Kiki sambil memonyongkan bibirnya, seolah kecewa.
Setahun di pondok, aku mulai sangat merindukan Kiki. Apalagi kalau teman-teman pondok bercerita tentang rumah dan teman masa kecil. Tapi aku mencoba bersabar. “Tak apa-apa, kan sebentar lagi liburan,” gumamku dalam hati. Aku sudah berencana, liburan nanti aku ingin main keliling kampung bareng Kiki.
Hari liburan pun semakin dekat. Aku mulai menyiapkan barang-barang untuk dibawa pulang. Aku sangat senang, karena besok sore aku akan pulang. Keesokan harinya, aku mengenakan seragam, lalu menunggu jemputan dari ayahku.
Sesampainya di rumah, aku langsung mengganti pakaian dan tidur karena badan rasanya sangat lelah. Beberapa saat kemudian, aku terbangun karena adzan Maghrib berkumandang. Aku pun segera mengambil air wudhu dan melaksanakan salat.
Ting!
Sebuah notifikasi muncul di ponselku.
Itu dari Kiki!
“Sudah pulang kah?” tanyanya.
“Aku sudah pulang, bisa main lagi nih!” balasku senang.
“Iya ayok! Eh, kamu tahu nggak?” lanjutnya.
“Apa, Kiki?” tanyaku penasaran.
“Aku mau mondok, lho!”
“Ha? Serius?!” jawabku kaget.
“Iya, aku minta sama Papa.”
“Terus, dibolehin?”
“Iya, tapi belum tahu pondoknya di mana.” katanya dengan emoji bingung.
“Mondok sama aku aja di sini, yuk!” ajakku.
“Iya deh, nanti aku coba tanya Papa lagi ya.”
“Oke. Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumussalam.” balasnya.
Beberapa waktu kemudian, Kiki benar-benar mondok di tempat yang sama denganku! Aku sangat senang bisa berkumpul kembali dengan sahabat terbaikku.
“Besar juga ya pondoknya.” kata Kiki saat pertama kali datang.
“Iyalah, pondoknya besar, kutunya juga!” candaku sambil tertawa.
“Haha! Yaudah, sekarang kita salat Duhur dulu yuk!” ajakku.
“Ayo!” jawab Kiki bersemangat.
Hari demi hari berlalu, Kiki sudah mulai nyaman di pondok. Kami belajar bersama, salat berjamaah, bahkan tidur di kamar yang sama.
“Eh, nanti kita lulus bareng-bareng ya,” kata Kiki.
“Iya!” jawabku mantap.
“Kita cari ilmu sama-sama juga, ya?”
“Pasti dong.” jawabku sambil tersenyum.
KITA AKAN JADI SAHABAT SELAMA-LAMANYA.
*) Siswi MTs Miftahul Ulum 2 Bakid


