Oleh: Abdul Gofur Arrozi, S.E. *)
Bulan Ramadhan merupakan waktu yang penuh berkah bagi umat Islam, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam sektor ekonomi. Selama bulan suci ini, pola konsumsi masyarakat mengalami perubahan yang signifikan, menciptakan berbagai peluang ekonomi bagi banyak sektor usaha. Mulai dari pedagang makanan takjil, industri pakaian muslim, hingga sektor pariwisata religi, semuanya mengalami peningkatan aktivitas yang luar biasa.
Salah satu keberkahan ekonomi yang paling nyata di bulan Ramadhan adalah meningkatnya perputaran uang di masyarakat. Kebiasaan berbuka puasa bersama, sahur, dan meningkatnya permintaan akan makanan khas Ramadhan membuat sektor kuliner mengalami lonjakan pendapatan. Para pedagang kaki lima hingga restoran besar merasakan dampak positif ini, karena masyarakat lebih cenderung membeli makanan dan minuman untuk berbuka dibandingkan hari-hari biasa.
Selain itu, sektor ritel juga merasakan manfaat besar. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, masyarakat berbondong-bondong membeli pakaian baru, perlengkapan ibadah, dan berbagai kebutuhan lainnya. Pasar tradisional hingga pusat perbelanjaan modern ramai dikunjungi pembeli. Bahkan, tren belanja online juga meningkat pesat selama bulan Ramadhan, dengan berbagai promo dan diskon yang menarik perhatian konsumen.
Keberkahan ekonomi Ramadhan juga dirasakan oleh pekerja di berbagai sektor. Banyak usaha yang membuka lapangan kerja sementara, seperti pedagang musiman, pekerja produksi makanan khas Ramadhan, hingga jasa transportasi yang meningkat kebutuhannya selama mudik lebaran. Hal ini membantu meningkatkan pendapatan masyarakat kecil yang mungkin kesulitan mendapatkan pekerjaan di bulan-bulan lainnya.
Namun, di balik keberkahan ini, ada tantangan yang harus dihadapi. Lonjakan harga kebutuhan pokok sering kali terjadi akibat meningkatnya permintaan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk menjaga stabilitas harga agar keberkahan ekonomi Ramadhan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
Ramadhan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga momen berbagi rezeki dan memperkuat perekonomian umat. Tradisi zakat, infaq, dan sedekah yang semakin meningkat selama bulan ini menjadi salah satu faktor penting dalam pemerataan ekonomi. Dengan semangat berbagi, tidak hanya ekonomi yang tumbuh, tetapi juga kesejahteraan sosial semakin terjaga.
Dengan demikian, Ramadhan adalah bulan penuh berkah, baik dari segi spiritual maupun ekonomi. Jika dikelola dengan baik, dampak positifnya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, menciptakan keseimbangan antara ibadah dan kesejahteraan ekonomi.
*) Guru MTs Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul
