Oleh: M. Bakiruddin, S.H. *)
Pondasi Islam terdiri dari lima rukun yaitu, membaca dua kalimat Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan yang terakhir adalah Haji. Sehingga kewajiban muslimin ditinjau dari waktu terbagi menjadi tiga, yang pertama adalah sekali dalam seumur hidup yaitu membaca kalimat Syahadat (bagi yang terlahir dari keluarga kafir) dan Haji ke Baitullah. Yang ke-dua ialah ibadah tahunan yaitu membayar zakat dan Puasa. Sedangkan yang ke-tiga ialah kewajiban harian yaitu shalat lima waktu.
Lima Rukun Islam tersebut merupakan Syari’at sebagai penggantar menuju hakikat, seperti Haji penggantar kepada hakikat agar kita berani mengorbankan harta demi perintah Allah, sujud dalam shalat sebagai pengantar menuju sikap tawadhu’ dan mengingat Allah di setiap waktu. Sedangkan puasa merupakan pengantar menuju kesabaran melawan nafsu yang merupakan perihal pembatal puasa. Sedangkan zakat merupakan pengajaran agar kita tidak gila dunia dengan cara mengorbankannya dan lebih memprioritaskan untuk kepentingan sosial.
Idul fitri yang biasa dirasakan oleh seluruh umat Islam merupakan hari raya tahunan yang digelar setelah melaksanakan puasa dan zakat fitrah. Hari raya ini biasa dikenal dengan hari kemenangan, entah karena apa dikatakan hari kemenangan akan tetapi sangat jauh jika dikatakan bahwa hari ini merupakan hari kemenangan melawan penjajah atau menang dalam pertempuran di medan perang. Mungkin saja dikatakan hari kemenangan karena hari tersebut jatuh setelah kita menang melawan nafsu sekaligus kita menang melawan kekikiran terhadap harta karena kita telah menunaikan zakat fitrah sebagai media pengorbanan kepemilikan kita.
Syekh Sulaiman berkata:
فائدة: جعل اللّه للمؤمنين في الدنيا ثلاثة أيام: عيد الجمعة والفطر والأضحى، وكلها بعد إكمال العبادة وطاعتهم. وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب.
Artinya: terdapat tiga hari di dunia ini merupakan hari raya bagi orang yang beriman, yaitu: 1. Hari Jumat. 2. Idul Fitri. 3. Idul Adha. Seluruh hari raya tersebut berada setelah usainya melaksanakan ketaatan, hari raya bukan bagi mereka yang memakai baju baru maupun bersantap makanan mewah, tapi bagi mereka yang ketaatannya meningkat. Dan hari raya bukan bagi mereka yang berhias dengan pakaian dan kendaraan namun hari raya bagi mereka yang dosanya diampuni. Sehingga ibadahnya diridhoi Allah SWT.
Yang perlu diingat, Idul Fitri bukan ajang berbanggga-bangga material yang tampak, namun hakikat dari hari raya ini adalah kita mengekspresikan sikap bahagia karena telah mendapatkan pertolongan Allah yang berupa kekuatan untuk berpuasa dan menjalankan ibadah dengan keikhlasan seorang hamba.
Disinilah kita akan sadar bahwa pesta tahunan ini (Idul Fitri) bukan merupakan akhir dari perjuangan melawan hawa nafsu, namun setelah ini seyogyanya ibadah kita bertambah dan ketaatan meningkat. Kenapa sedemikian? Karena sebelum hari raya, kita diajari oleh syariat agar tidak mementingkan urusan perut dan urusan nafsu selama satu bulan sepanjang Ramadhan, sehingga dalam sebulan tersebut kita telah merasa terbiasa akan kelaparan dan jauh dari yang namanya sesuatu yang diharamkan.
Imam Al-Haddad berkata “kebiasan jika melekat maka akan menghapus yang sebelumnya”.
Sebagai muslim, patutlah kita berbahagia di hari raya ini karena telah mendapatkan pertolongan dan penjagaan Allah. Selamat merayakan Idul Fitri 1443 H, semoga kebiasaan-kebiasaan baik di Ramadhan mampu merubah kita menjadi muslim yang seutuhnya.
*) Pembina Eskul dan BBK MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid