logo_mts192
0%
Loading ...
Jangan Malas Belajar

Karya: Maqhfirotul Hasanah *)

Suatu hari di SMP Purana Jaya 02, hiduplah seorang siswa bernama Arya. Ia dikenal sebagai anak lelaki yang sangat pemalas. Ia jarang mengerjakan tugas, sering bolos, dan suka membantah teguran guru maupun kakak kelas.

Setiap hari Arya ke sekolah hanya untuk nongkrong, bermain, atau tidur saat pelajaran berlangsung.

“Selamat pagi, Arya,” sapa seorang siswi bernama Laila, teman sekelasnya yang rajin.

“Selamat pagi juga,” jawab Arya sambil malas-malasan.

“Kamu udah ngerjain PR belum?” tanya Laila.

“Enggak. Lagian buat apa sih? PR itu membosankan,” jawab Arya santai.

Laila menggeleng pelan. “Arya, kamu tuh harusnya belajar. Gak takut dihukum?”

Arya malah tersenyum miring. “Biasa aja.”

Laila menatapnya kecewa. “Orang tuamu pasti sedih kalau tahu kamu begini. Mereka udah capek-capek kerja buat biayain sekolahmu, tapi kamu malah main-main. Sudahlah, aku capek ngomong sama kamu.”

Laila pun pergi meninggalkan Arya yang hanya tertawa kecil.

“Cih, dasar cewek sok-sokan,” gumam Arya.

Tapi hari itu adalah hari yang berbeda. Ketika pelajaran dimulai, Pak Ahmad, wali kelas Arya, mengetahui bahwa Arya belum mengerjakan PR lagi. Ia langsung memanggil Arya ke depan kelas.

“Arya, kamu pikir sekolah ini tempat main? Ini sudah keberapa kalinya kamu tidak mengerjakan tugas!” bentak Pak Ahmad.

Arya hanya menunduk.

Karena sudah tidak tahan, Pak Ahmad pun menelepon orang tua Arya. Tak lama kemudian, kedua orang tuanya datang ke sekolah. Ayahnya tampak kecewa dan ibunya tak kuasa menahan air mata.

“Pak, ada apa kami dipanggil?” tanya ayah Arya.

Pak Ahmad menceritakan semua kelakuan Arya di sekolah.

“Benar begitu, Arya?” tanya ibunya pelan, suara bergetar.

Arya mengangguk pelan, tidak berani menatap.

“Sudah ibu bilang, sekolah itu penting. Kami kerja siang malam supaya kamu bisa belajar, tapi kamu malah begini,” ucap ibunya sambil menyeka air mata.

“Kalau kamu terus seperti ini, kamu mau jadi apa nanti?” tambah ayahnya tegas.

Sejak saat itu, hati Arya mulai tersentuh. Ia merasa sangat bersalah telah menyia-nyiakan kepercayaan orang tua dan gurunya. Ia mulai bangun lebih pagi, mencatat pelajaran, dan mencoba aktif di kelas.

Beberapa hari kemudian, Laila kembali menyapanya.

“Wah, Arya! Kamu sekarang rajin banget ya, aku lihat kamu aktif di kelas. Hebat!”

Arya tersenyum kecil. “Aku sadar, La. Aku udah bikin banyak orang kecewa. Sekarang aku pengen berubah.”

“Bagus! Kalau kamu terus semangat, pasti bisa jadi lebih baik!” kata Laila sambil menyemangatinya.

Arya mengangguk. Ia tahu, selama masih ada waktu, tidak ada kata terlambat untuk berubah dan menjadi lebih baik.


Pesan Moral:
Jangan malas belajar! Sekolah adalah jalan menuju masa depan. Jangan kecewakan orang tua dan guru yang sudah berjuang untukmu. Selagi ada waktu, ubahlah sikap dan berusahalah menjadi lebih baik.

*) Siswi Kelas 8 MTs Miftahul Ulum 2 Bakid

Share the Post:

Join Our Newsletter