logo_mts192
0%
Loading ...

Pesan Kemanusiaan Rasulullah Saat Tiba di Madinah

Share the Post:
Pesan Kemanusiaan Rasulullah ﷺ Saat Tiba di Madinah

Oleh : Muhammad Said Fadhori, S.Pd.I *)

Hakikat Hijrah

Kalender Hijriyah dalam Islam tidak dihitung dari kelahiran atau Wafatnya Rasulullah saw. Awal tahun Islam juga dipilih kemenangan Rasulullah saat menaklukkan kota Makkah. Tahun Baru Islam ditetap sejak hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Kota Makkah Al-Mukarramah ke Kota Madinah Al-Munawwarah. Hal ini menunjukkan bahwa Islam tidak menjadikan moment kenangan sejarah sebagai pedoman dan pijakan. Tahun baru bagi Islam dimulai dari sebuah gerak fisik dan non fisik (spritual) dengan penuh kesadaran untuk melakukan perubahan yang lebih baik.

Momentum hijrah Nabi bukan hanya sekedar perpindahan fisik dari sebuah tempat ke tempat lain. Hijrah yang sesungguhnya adalah melakukan perjalanan menuju asa baru, cita-cita baru, masa depan baru dan kehidupan baru yang lebih baik dalam bingkai dimensi ketuhanan sebagaimana sabda Rasulullah saw

وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ

“Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini adalah bagian dari sabda Nabi Muhammad ﷺ yang menjelaskan makna hijrah secara spiritual. Hijrah tidak hanya berarti pindah tempat, tetapi juga meninggalkan dosa dan larangan Allah sebagai bentuk taat dan perubahan diri menuju kebaikan.

Baca Juga

Tahun Baru Hijriyah: Hijrah Menuju Pendidikan yang Lebih Bermakna

Pesan Kemanusiaan Pertama

Ketika Rasulullah Muhammad ﷺ hijrah dan tiba di Madinah, beliau tidak hanya datang sebagai seorang pemimpin agama, tetapi juga sebagai pembawa peradaban baru yang dibangun di atas nilai-nilai kemanusiaan universal. Salah satu pesan pertama yang beliau sampaikan kepada masyarakat Madinah sangat menggugah hati dan menjadi fondasi kehidupan sosial yang harmonis.

Rasulullah saw bersabda

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَفْشُوا السَّلَامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا الأَرْحَامَ، وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi, dan shalatlah di malam hari ketika manusia tidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dalam hadits tersebut, Rasulullah saw menggunakan kata الناس yang artinya manusia. Seruan Rasulullah saw tersebut ditujukan kepada manusia tanpa memandang agama, suku, ras, dan status sosial tanpa terkecuali. . Intinya, Rasulullah saw memanggil seluruh umat manusia, tanpa terkecuali, untuk menarik perhatian mereka—seolah berkata, “Hei kamu semua, dengarkan pesan penting ini!”

Makna Kemanusiaan dalam Sabda Nabi

  1. Menebarkan Salam (أفشوا السلام)

Memberi salam bukan sekadar tradisi, tetapi simbol penghormatan, doa, dan pembuka pintu perdamaian. Rasulullah ﷺ memerintahkan umat Islam untuk menebarkan salam kepada siapa saja, baik yang dikenal maupun tidak. Inilah prinsip dasar membangun masyarakat yang rukun dan damai.

  1. Memberi Makan (أطعموا الطعام)

Memberi makan adalah bentuk kepedulian sosial yang sangat nyata. Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya berbagi rezeki, terutama kepada orang miskin, tamu, dan siapa pun yang membutuhkan. Ini adalah ajaran solidaritas sosial yang melampaui batas agama dan bangsa.

  1. Menyambung Silaturahmi (صلوا الأرحام)

Silaturahmi atau menjaga hubungan kekerabatan adalah pilar keharmonisan dalam masyarakat. Islam menekankan pentingnya menyambung tali keluarga dan memperbaiki hubungan yang renggang, karena silaturahmi memperpanjang umur dan mendatangkan keberkahan.

  1. Salat Malam (وصلوا والناس نيام)

Ibadah secara pribadi, seperti salat malam (tahajud), menunjukkan kedalaman spiritual seorang Muslim. Melakukan salat ketika orang lain sedang tidur adalah bukti keikhlasan dan kedekatan seseorang kepada Allah. Ini menjadi kekuatan ruhani dalam membentuk pribadi yang kuat dan sabar.

  1. Masuk Surga dengan Damai (تدخلوا الجنة بسلام)

Gabungan dari semua nilai tersebut — perdamaian, kepedulian, kekeluargaan, dan kesalehan — adalah jalan menuju surga. Rasulullah ﷺ menjanjikan bahwa siapa yang mengamalkannya akan masuk surga dengan penuh kedamaian.

Relevansi untuk Kehidupan Modern

Di tengah masyarakat yang semakin individualis dan penuh konflik, pesan ini tetap sangat relevan. Dunia membutuhkan lebih banyak manusia yang menebar salam, memberi makan, merajut hubungan, dan menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa fondasi masyarakat madani dimulai dari tindakan-tindakan sederhana namun penuh makna kemanusiaan.

Penutup

Sabda Nabi Muhammad ﷺ ini bukan sekadar ucapan, tapi merupakan manifesto peradaban Islam yang beradab, damai, dan penuh kasih sayang. Mari kita jadikan pesan ini sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari — di rumah, di sekolah, di tempat kerja, dan di tengah masyarakat — agar kita termasuk orang-orang yang masuk surga dengan selamat dan damai.

*) Waka. Kesiswaan MTs Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul

Join Our Newsletter