Oleh : Husen, S.Pd.I *)
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-ḥurum) dalam Islam (QS. At Taubah: 36). Keempat bulan tersebut adalah Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Rasulullah ﷺ menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram ini, terutama pada hari Asyura (10 Muharram), karena memiliki keutamaan besar sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis sahih.
Hadis-hadis tentang Puasa Muharram
1. Puasa Terbaik Setelah Ramadan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: “أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ.”
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.”(HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa seluruh hari di bulan Muharram adalah kesempatan untuk meraih pahala besar melalui puasa sunnah.
2. Puasa Hari Asyura Menghapus Dosa Setahun Lalu
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: “يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ.”
“Puasa hari Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.”(HR. Muslim)
Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan puasa pada hari ke-10 bulan Muharram. Tradisi berpuasa pada tanggal 10 Muharram (Asyura’) sudah dilakukan oleh penduduk Makkah sejak zaman Nabi Muhammad SAW periode Makkah sebagai bagian melanjutkan tradisi Nabi Ibrahim. Namun ternyata, tradisi puasa Asyura’ ini juga dilakukan oleh orang-orang Yahudi untuk merayakan keselamatan Musa a.s dan Bani Israil dari kekejaman Fir’aun dan tentaranya. Dengan demikian, puasa ‘asyura’ adalah bagian dari penghormatan Islam terhadap tradisi masyarakat, termasuk penganut Yahudi.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ ﷺ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى. قَالَ: فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Ketika Nabi ﷺ tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Maka beliau bersabda: ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Ini adalah hari yang baik. Ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa pun berpuasa pada hari ini.’ Maka Nabi ﷺ bersabda: ‘Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.’ Maka beliau pun berpuasa pada hari itu dan memerintahkan (umat Islam) untuk berpuasa padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga
3. Anjuran Berpuasa Tasu’a dan Asyura (9 dan 10 Muharram)
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: “لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ.”
Artinya: “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, sungguh aku akan berpuasa juga pada hari kesembilan (Tasu’a).” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ ingin menyelisihi kebiasaan orang Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram. Maka dianjurkan untuk berpuasa pada 9 dan 10 Muharram, atau menambah juga hari ke-11.
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا مَرْفُوعًا: صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ، صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ (رواه أحمد)
Dari Ibnu Abbas ra dengan status marfu (Rasulullâh bersabda): Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya (HR Ahmad).
Rangkuman Anjuran Puasa di Bulan Muharram
| Tanggal | Nama | Hukum | Keutamaan |
| 9 Muharram | Tasu’a | Sunnah | Mengiringi Asyura dan menyelisihi Yahudi |
| 10 Muharram | Asyura | Sunnah Muakkadah | Menghapus dosa setahun yang lalu |
| 11 Muharram | Setelah Asyura | Sunnah | Sebagai tambahan (bila tidak sempat puasa Tasu’a) |
| Hari-hari lain di Muharram | – | Sunnah | Puasa terbaik setelah Ramadan |
*) Waka Kurikulum MTs Miftahul Ulum 2 Bakid
