logo_mts192
0%
Loading ...

Rabiul Akhir: Bulan Musim Semi dan Jejak Sejarah

Share the Post:
Rabiul Akhir: Bulan Musim Semi dan Jejak Sejarah

Oleh: Husen, S.Pd.I *)

Bulan-bulan dalam kalender Hijriah bukan sekadar penanda waktu, melainkan juga lembaran-lembaran yang menyimpan kisah abadi. Setelah melewati Rabiul Awal yang penuh berkah, kita memasuki Rabiul Akhir, bulan keempat yang memegang peranan penting dalam narasi sejarah Islam, sarat akan makna alam dan epik perjuangan.

Asal-Usul Nama: Dari “Wabshan” ke Musim Semi Kedua

Jauh sebelum Islam datang, masyarakat Arab Jahiliyah memiliki sebutan tersendiri untuk bulan ini, yakni Wubshan atau Wabshan. Namun, perubahan nama yang kita kenal sekarang, Rabiul Akhir, tidak terjadi begitu saja.

Penamaan baru ini kabarnya diprakarsai oleh Sayyidina Kilab bin Murrah, salah seorang kakek buyut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Penamaan ini didasarkan pada fenomena alam musim semi (rabi’) di Jazirah Arab yang biasanya berlangsung selama dua bulan berturut-turut—Rabiul Awal dan Rabiul Akhir.

Di masa itu, musim semi adalah simbol kehidupan. Di sepanjang lembah dan padang pasir, rerumputan menghijau, tanaman tumbuh subur, dan pepohonan mulai berbuah melimpah. Rabiul Akhir pun menjadi penanda fase akhir dari kemakmuran alamiah ini, sebuah isyarat kesuburan dan keberkahan yang patut disyukuri.

Peristiwa Bersejarah: Mengukir Keberanian dan Ketegasan

Rabiul Akhir juga dikenal sebagai bulan yang menyaksikan sejumlah peristiwa krusial, menunjukkan ketegasan dan strategi umat Islam di bawah kepemimpinan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Tegasnya Pengusiran Bani Nadhir (Tahun 4 H)

Salah satu momen paling monumental adalah turunnya Surah Al-Hasyr. Surah ini merupakan respons ilahi terhadap upaya pembunuhan yang dilancarkan oleh kaum Yahudi dari Bani Nadhir terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Pengkhianatan ini berujung pada pengusiran Bani Nadhir dari Madinah, menjadi pelajaran tegas tentang konsekuensi melanggar perjanjian damai.

Jejak Peperangan dan Ekspedisi

Bulan ini juga mencatat serangkaian upaya pertahanan dan penyebaran dakwah:

  • Perang Dzat ar-Riqa’ (Tahun 4 H): Sebuah ekspedisi penting yang terjadi di tahun yang sama dengan pengusiran Bani Nadhir.
  • Perang Al-Ghabah (Tahun 6 H): Sebuah operasi militer yang dipimpin langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
  • Perang Al-Ghamr: Perang yang kemudian dilanjutkan dan dipimpin oleh Ukasyah ibn Mihshan, menunjukkan perluasan jangkauan dan strategi pertahanan kaum Muslim.
  • Ekspedisi Dzul Qashshah: Pengiriman pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Muhammad ibn Maslamah ke wilayah Dzul Qashshah, memperkuat upaya pengamanan dan penyebaran Islam di berbagai wilayah.

Kemenangan Dakwah Khalid ibn al-Walid (Tahun 10 H)

Tidak semua kisah di bulan ini adalah tentang peperangan. Rabiul Akhir juga menjadi saksi kemenangan dakwah. Pada tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus Khalid ibn al-Walid—sosok yang dijuluki Saifullah (Pedang Allah)—kepada Bani al-Harits ibn Ka’b. Berkat kebijaksanaan dan keteladanan Khalid, kabilah tersebut memilih untuk masuk Islam tanpa pertumpahan darah, sebuah penaklukan hati yang jauh lebih indah daripada penaklukan wilayah.

Rabiul Akhir, bulan yang bermula dari nuansa musim semi yang subur, terukir kokoh dalam sejarah sebagai panggung bagi ketegasan, strategi, dan kemenangan dakwah. Ini adalah pengingat bahwa di balik ketenangan alam, selalu ada dinamika perjuangan yang membentuk peradaban.

Rujukan

  • Abu Bakar Muhammad, Jamhartul Lughah (Beirut: Darul ‘Ilmi, 1987). Ibnu Manzur, Lisanul ‘Arab (Menurut riwayat Abu al-Ghauts).
  • Al-Waqidi, Al-Maghazi (Beirut: Darul A’lami, 1989).Ibnu Hisyam, As-Sirah An-Nabawiyah.
  • Abu Muhammad ‘Ali, Jawami’ al-Sirah (Kairo-Mesir: Darul Ma ‘arif, 1900).

Join Our Newsletter