Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2025/2026, Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah 2 (KKMTs-2) Kabupaten Lumajang menggelar kegiatan Pembinaan dan Penguatan Kapasitas SDM madtasah di Aula MTs Raudlatul Jadid, Banyuputih Lor, Kamis (10/07/25).
Mengangkat tema: “Madrasah Hebat, Bersama Kita Wujudkan Pendidikan Berkualitas”, kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari setiap madrasah anggota KKMTS-2, masing-masing terdiri dari Kepala Madrasah, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, dan satu orang guru.
Turut hadir dari MTs Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang, H. Ahmad Fauzi, S.Pd.I (Kepala Madrasah), Husen, S.Pd.I (Wakil Kepala Bidang Kurikulum), dan Muhammad Ismail, S.Pd (Guru Matematika).
Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 pagi ini menghadirkan empat narasumber para pengawas bina madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lumajang yang bertugas di wilayah kerja 2 (Jatiroto, Kedungjajang dan Randuagung), yaitu: Ruli Widayadi, S.Ag., MA (Ketua Pokjawas Kemenag Lumajang), Sri Wahyuni, S.Ag., M.Pd , Drs. Abdulloh Faqih, MA, dan Muhammad Abdul Hannan, M.Pd.I.
Baca Juga
Focus Group Discussion: Evaluasi PPDB dan Finalisasi Agenda MATSAMA
Dalam sambutannya, Ketua KKMTs-2 Mujiono, M.Pd. menyampaikan bahwa pembinaan ini merupakan wadah penting untuk menyamakan persepsi, memperkuat kolaborasi, dan memantapkan langkah strategis dalam pengelolaan pendidikan madrasah yang unggul dan adaptif.
Bapak Ruli Widayadi, S.Ag., MA selaku ketua Pokjawas dalam pengantar sambutannya menyampaikan pentingnya Integrasi Kurikulum dengan Pembatasan Teknologi Digital. Ia menyoroti pentingnya menyikapi perkembangan teknologi secara bijak, khususnya dalam konteks pendidikan di madrasah.
“Teknologi adalah alat, bukan tujuan. Dalam konteks kurikulum, perlu ada batasan yang jelas antara pemanfaatan teknologi sebagai pendukung pembelajaran dan penggunaan yang berlebihan yang justru berdampak negatif pada karakter siswa,” tegasnya
Beliau menekankan perlunya merancang pembelajaran yang menyeimbangkan pendekatan digital dengan penguatan nilai-nilai spiritual, etika, dan tanggung jawab sosial.
Usai sambutan ketua KKMTS-2 dan Ketua Pokjawas, kegiatan pembinaan pertama disampaikan oleh Sri Wahyuni, S.Ag., M.Pd, yang memaparkan urgensi Moderasi Beragama di lingkungan madrasah. Ia menekankan bahwa madrasah harus menjadi pilar dan garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, keseimbangan, dan semangat keberagaman yang damai di tengah masyarakat.
Sedangkan Drs. Abdulloh Faqih, MA selaku pemateri kedua memaparkan konsep Deep Learning, yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan reflektif. Menurutnya, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi transformatif.
Sementara itu, Muhammad Abdul Hannan, M.Pd.I memaparkan materi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI. “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”, yaitu: 1. Bangun Pagi, 2. Beribadah, 3. Berolahraga, 4. Makan Sehat dan Bergizi, 5. Gemar Belajar, 6. Bermasyarakat dan 7. Tidur Lebih Awal.
“Ketujuh kebiasaan ini adalah fondasi untuk membentuk generasi yang sehat, disiplin, dan berprestasi. Madrasah harus menjadi lingkungan yang mendukung budaya hidup positif ini,” tegasnya.
Kurikulum Berbasis Cinta
Di akhir sesi, Ruli Widayadi, S.Ag., MA kembali tampil untuk menutup pembinaan dengan materi “Kurikulum Berbasis Cinta”. Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) adalah kurikulum yang digagas oleh Kementerian Agama (Kemenag) sebagai upaya untuk memasukkan nilai-nilai cinta, kasih sayang, toleransi, dan penghargaan terhadap perbedaan dalam pendidikan agama Islam.
“Kurikulum bukan sekadar perangkat pembelajaran, tapi jalan untuk menumbuhkan kasih sayang, empati, dan kemanusiaan dalam setiap proses pendidikan,” ungkapnya.
Beliau menegaskan bahwa guru bukan hanya pendidik kognitif, tetapi juga pembangun jiwa dan akhlak. Kurikulum Berbasis Cinta menekankan hubungan yang hangat antara guru dan siswa, keikhlasan dalam mendidik, dan orientasi pendidikan untuk membahagiakan peserta didik secara utuh.
Kegiatan yang berlangsung dinamis ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan perumusan rencana tindak lanjut, termasuk pelatihan teknis dan kolaborasi antar madrasah di bawah koordinasi KKMTS-2.
Husen, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum MTs Miftahul Ulum 2 memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan pembinaan yang diselenggarakan oleh KKMTS-2.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk meningkatkan pemahaman guru dan kepala madrasah terhadap arah kebijakan pendidikan ke depan, tetapi juga menyegarkan kembali semangat kami dalam menyusun kurikulum dan merancang pembelajaran yang lebih bermakna,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya materi “Kurikulum Berbasis Cinta” yang disampaikan oleh Ruli Widayadi, S.Ag., MA, sebagai inspirasi untuk membangun hubungan emosional yang positif antara guru dan siswa.
“Materi Kurikulum Berbasis Cinta benar-benar menyentuh. Ini menjadi pengingat bahwa tugas guru bukan hanya mengajar, tetapi juga membimbing dan mencintai anak-anak didik dengan tulus,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, KKMTS-2 kembali menegaskan komitmennya untuk menjadi motor penggerak peningkatan mutu madrasah yang berdaya saing, religius, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.