logo_mts192
0%
Loading ...

Hari Tasyriq: Makna, Waktu, dan Asal Penamaannya

Share the Post:
Hari Tasyriq Makna Waktu, dan Asal Penamaannya

Oleh : Lukman Hakim, SH *)

Hari Tasyriq adalah tiga hari setelah Hari Raya Idul Adha, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Hari-hari ini merupakan bagian dari hari-hari yang dimuliakan dalam Islam. Bersama hari Idul Adha (10 Dzulhijjah), hari Tasyriq termasuk dalam kategori “Ayyām al-Nahr” (hari-hari penyembelihan) dan juga disebut “Ayyām al-Akli wa al-Syurbi wa Dzikrillah” — hari makan, minum, dan memperbanyak zikir kepada Allah.

Alasan Penamaan ‘Tasyriq’

Kata “Tasyriq” (تَشْرِيق) secara etimologis berasal dari akar kata syaraqa (شَرَقَ) yang berarti terbit atau timur (terkait dengan matahari). Dalam konteks ini, Tasyriq berarti “menjemur” atau “mengeringkan di bawah sinar matahari.”

Baca Juga

Makna Idul Adha di Era Modern: Antara Tradisi dan Transformasi

Mengapa disebut Hari Tasyriq?

Menurut para ulama tafsir dan sejarah, pada masa dahulu kaum Muslimin yang menyembelih hewan kurban akan mengiris-iris daging kurban tersebut lalu menjemurnya di bawah sinar matahari agar kering dan tahan lama. Proses ini dikenal sebagai teknik pengawetan daging, seperti dibuatnya dendeng (قَدِيد). Oleh karena itu, hari-hari setelah Idul Adha disebut Hari Tasyriq, karena identik dengan kegiatan menjemur daging kurban.

Imam Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bari menyebutkan:

“سميت أيام التشريق لأن اللحم يشرق فيها، أي يقدد ويجفف في الشمس.”

“Hari-hari itu dinamakan Hari Tasyriq karena pada hari-hari tersebut daging dijemur, yaitu dipotong-potong dan dikeringkan di bawah matahari.”

Keutamaan Hari Tasyriq

Hari-hari Tasyriq memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya:

1. Hari Zikir dan Syukur

Rasulullah ﷺ bersabda:

“أيام التشريق أيام أكل وشرب وذكر لله.”

“Hari-hari Tasyriq adalah hari makan, minum, dan zikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir, tahlil, tahmid, dan bentuk zikir lainnya selama hari-hari tersebut.

2. Hari Dilarangnya Puasa

Tidak diperbolehkan berpuasa pada hari-hari Tasyriq. Ini menunjukkan bahwa hari-hari tersebut adalah hari untuk menikmati karunia Allah, bukan untuk menahan diri dari makan dan minum.

3. Hari untuk Menyempurnakan Ibadah Haji

Bagi jamaah haji, hari Tasyriq merupakan waktu melontar jumrah dan menyelesaikan rangkaian manasik. Maka, bagi mereka, hari-hari ini sangat vital dalam penyempurnaan ibadah haji.

Hari Tasyriq adalah bagian dari hari-hari istimewa dalam Islam yang berlangsung setelah Idul Adha. Dinamakan demikian karena praktik menjemur daging kurban yang dilakukan umat Islam zaman dahulu. Selain sebagai hari makan dan minum, Hari Tasyriq juga merupakan momen untuk memperbanyak zikir dan rasa syukur atas nikmat Allah.

*) Staf TU MTs Miftahul Ulum 2 Bakid

Join Our Newsletter