Oleh : Mochammad Fathur Rosi, SH *)
Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila sebagai bentuk penghormatan atas lahirnya dasar negara yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan sekadar simbol atau dokumen historis, melainkan jiwa dan roh dari identitas nasional. Dalam dinamika zaman yang terus berubah, terutama di era globalisasi dan digitalisasi, Pancasila menghadapi berbagai tantangan ideologis. Oleh karena itu, memperkokoh ideologi Pancasila melalui jalur pendidikan menjadi sebuah keharusan strategis dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Raya.
Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk karakter generasi muda. Di sinilah Pancasila harus hadir bukan hanya sebagai mata pelajaran formal, tetapi sebagai nilai hidup yang ditanamkan sejak dini. Penanaman nilai-nilai Pancasila—ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial—harus dilakukan secara integratif dalam seluruh aspek pembelajaran. Guru sebagai pendidik memegang tanggung jawab besar untuk tidak hanya mengajarkan Pancasila secara teoritis, tetapi juga memberi keteladanan dalam praktik nilai-nilai tersebut.
Baca Juga
Sinergi Mewujudkan Madrasah Maju, Bermutu, dan Mendunia : Refleksi Harlah ke-6 MTs Miftahul Ulum 2
Selain itu, pendidikan harus mampu membentengi peserta didik dari paham-paham radikal yang bertentangan dengan semangat kebangsaan. Tantangan ideologis seperti intoleransi, individualisme ekstrem, hingga disintegrasi sosial seringkali menyerang generasi muda yang belum memiliki fondasi nilai yang kuat. Di sinilah pentingnya revitalisasi pendidikan Pancasila yang kontekstual, dialogis, dan aplikatif, agar siswa mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai kebangsaan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila juga menjadi dasar dalam membangun harmoni sosial dalam masyarakat Indonesia yang majemuk. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila akan menumbuhkan sikap saling menghargai, toleransi, serta semangat gotong royong. Semua ini merupakan modal sosial yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia Raya yang berdaulat, adil, dan makmur. Maka dari itu, pendidikan tidak hanya menjadi sarana transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga wahana pembentukan karakter bangsa.
Menyongsong masa depan Indonesia Emas, memperkokoh ideologi Pancasila dalam dunia pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat strategis. Pemerintah, lembaga pendidikan, pendidik, dan masyarakat harus bersinergi dalam memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap hidup dan membumi di tengah arus perubahan zaman.
Hari Lahir Pancasila bukan hanya momentum seremonial, melainkan pengingat bahwa perjuangan menjaga dan mengamalkan nilai-nilainya harus terus dilanjutkan, terutama dalam dunia pendidikan. Dengan pendidikan yang berpijak pada Pancasila, Indonesia akan mampu melahirkan generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan nasionalisme. Inilah jalan menuju Indonesia Raya—negara besar yang berdiri kokoh di atas fondasi ideologi yang tak lekang oleh zaman.
*) Kepala TU MTs Miftahul Ulum Bakid