Anti Diskriminasi dan Bullying di Madrasah adalah materi Matsama hari keenam di MTs. Miftahul Ulum 2. Sekaligus menjadi materi yang terakhir. Sebelumnya, sudah ada empat materi yang disampaikan kepada peserta MATSAMA tahun ajaran 2022-2023
Narasumber materi tersebut adalah salah satu Anggota Komite MTs. Miftahul Ulum 2, yaitu Farhanuddin Sholeh., M.Pd.I. “Diskriminasi adalah sikap membeda-bedakan secara sengaja terhadap golongan-golongan yang berhubungan dengan kepentingan tertentu”. Kata beliau mengenalkan arti diskriminasi sebelum beranjak kepada isi materi.
Lalu beliau menjelaskan jenis-jenis diskriminasi yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Seperti diskriminasi berdasarkan suku, ras, dan penyandang disabilitas. Dan juga diskriminasi yang biasanya terjadi di Madrasah. Seperti membeda-bedakan teman berdasarkan kaya-tidaknya, pintar-tidaknya, cantik-tidaknya, dan lain-lain. Harapannya supaya lingkungan madrasah bisa bersih dari diskriminasi. “Padahal, seharusnya manusia itu bisa saling mengenal dan memahami satu-sama lain dalam perbedaan-perbedaan tersebut.” Ujar beliau sembari mengutip surat al-Hujurat ayat 13.

Selanjutnya sosok yang juga mendapatkan amanah untuk menjadi Wakil Ketua 1 bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan di STIS Miftahul Ulum ini menjelaskan tentang arti bullying, faktor-faktor yang memicu adanya bullying dan berbagai macam jenis, pembagian dan dampaknya.
Seperti pula cyberbullying, sebuah perundungan yang terjadi di media sosial. Kata beliau “Cyberbullying ini adalah jenis bullying yang seringkali terjadi dan terlupakan oleh orang tua dan guru. Padahal bullying jenis ini adalah yang paling lumrah terjadi”.
Meninjau dari dampak-dampak bullying yang begitu berbahaya bagi pelaku maupun korban. Bahwa yang mendapatkan dampak buruk daripada bullying bukan hanya korban saja, melainkan juga pelaku. “Dampak negatif bullying kepada pelaku adalah cenderung bersifat agresif dan mudah melakukan kekerasan. Adapun dampak negatif untuk korban, adalah dapat membuatnya depresi, rendah prestasi, dan lemahnya kemampuan dan analisis korban.” Lanjut beliau mewanti-wanti supaya siswa-siswa bersih dari perilaku diskriminasi dan bullying.

“Ustadz, apakah status-status di sosmed yang sifatnya menyindir itu termasuk bullying?”. Tanya Nadia, salah satu siswi baru saat sesi tanya jawab dimulai. “Sindiran di medsos itu bukan termasuk jenis bullying. Kalau ada teman yang menuliskan status berbunyi sindiran, jangan sampai berpikir negatif. Biasakanlah berpikir positif. Sehingga tidak membuat diri kalian dikuasai hal negatif. Akan tetapi jangan sampai kalian yang menulis status bernuansa sindiran seperti itu. Sama sekali tidak bermanfaat. Lebih baik nulis artikel, puisi, atau cerpen lalu setorkan supaya diposting di website MTs. Miftahul Ulum 2. Tentunya akan sangat bermanfaat”. Ucap beliau menjawab pertanyaan Nadia.
Matsama hari keenam ini berlangsung dengan penuh antusias siswi. Sehingga Narasumber tampak begitu semangat memaparkan materi dengan begitu lugas walaupun harus menggunakan suara ekstra karena tidak memakai mikrofon disebabkan adanya pemadaman listrik.