Oleh : Akh. Farid *)
Dalam literatur ilmu pengetahuan alam, mahluk hidup di muka bumi seperti manusia, tumbuhan, dan hewan semuanya membutuhkan air. Kurang-lebih 2,2 miliar manusia yang hidup di bumi, butuh akses terhadap air bersih yang cukup. Akan tetapi, air bersih semakin terancam akibat pertumbuhan populasi, meningkatnya permintaan pertanian dan industri, memburuknya dampak perubahan iklim, dan terlebih lagi selama isu pandemi covid-19 yang sedang terjadi.
Kemarin (22 Maret 2021) merupakan peringatan Hari Air Sedunia sebagai bentuk kesadaran dan upaya mencegah krisis air global di masa depan. Menurut PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), ide Hari Air ini dimulai di tahun 1992 saat Konferensi PBB tentang lingkungan dan pembangunan di Kota Rio de Janeiro (Brasil) berlangsung. PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan tanggal 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia untuk diperingati setiap tahunnya.
Kepedulian terhadap masalah air ini terus berkembang dalam kegiatan lainnya, seperti Tahun Kerja Sama Internasional di Bidang Air pada 2013 dan Dekade Aksi Internasional tentang air untuk Pembangunan Berkelanjutan yang dimulai pada 2018 sampai 2028 mendatang di seluruh negara di dunia. Negara-negara anggota berkeyakinan bahwa air dan sanitasi merupakan kunci untuk keberlangsungan kehidupan, pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.
Air memiliki nilai yang sangat besar dan kompleks bagi rumah tangga, budaya, kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan keutuhan lingkungan alam. Air adalah penopang utama sumber kehidupan, tanpanya kiamat akan terjadi dengan sangat cepat. Menjaga pasokan air bersih sangat penting. Hal ini juga untuk menjaga sanitasi yang memadai. Sanitasi yang buruk jadi awal berbagai penyakit, seperti diare dan stunting.
Berdasarkan data UN Water, saat ini 1 dari 3 orang hidup tanpa bisa memenuhi pasokan air minum dengan aman dan sehat. Diperkirakan, tahun 2050 akan ada 5,7 miliar orang yang tinggal di daerah kekurangan air ekstrim. Sedangkan selama pandemi Covid-19, semua orang diharapkan melaksanakan protokol kesehatan. Kebersihan tangan salahsatunya, mencuci sangat penting untuk memutus penyebaran Covid-19 serta penyakit menular lainnya. Akses air bersih otomatis menjadi kunci penting untuk mencegah penularan dan menyelesaikan pandemi ini.
Berdasarkan data dari PBB melalui Sustainable Development Goal 6, 40 persen orang dari jumlah populasi dunia (sekitar 3 miliar orang) tidak memiliki fasilitas untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Dengan segala fakta dan data terkait air bersih ini kita bersama-sama untuk lebih peduli menjaga sumber air dan dengan bijaksana menggunakan air bersih demi keseimbangan hidup di dunia.
Tema Hari Air Se-dunia 2021 adalah Valuing Water, yaitu arti air bagi keberlangsungan kehidupan dan bagaimana kita dapat melindungi sumber daya vital ini dengan lebih baik. Beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan untuk kelestarian air bersih, yaitu:
1. Mematikan keran jika sudah tidak digunakan.
2. Tidak berlebihan menggunakan air.
3. Rebus air sesuai dengan kebutuhan, jangan berlebihan.
4. Mulai menanam pohon untuk menampung air di dalam tanah.
5. Menyiram air secukupnya pada kloset maupun menyiram tanaman.
6. Melakukan penadahan air hujan untuk kebutuhan membersihkan kendaraan maupun menyiram tanaman.
7. Gunakan filter air, supaya tidak perlu membeli air kemasan atau air galon.
8. Gunakan selang bertekanan rendah saat mencuci kendaraan.
9. Gunakan air daur (reuse) – air bekas mencuci buah dan sayuran masih bisa digunakan lagi untuk menyiram tanaman.
Air adalah warisan dari anak-cucu kita, maka gunakan dengan bijaksana dan lestarikan dengan lebih baik.
*) Guru IPA MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid