Tidak Lolos MYRES 2022, Kepala Madrasah : Saya Tetap Bangga

Madrasah Young Researchers Supercamp (MYRES) 2022 kini memasuki Tahap II yaitu presentasi propoposal. Melalui Surat Nomor: B-772/DJ.I/Dt.I.I/HM.01/07/2022 yang ditandatangani oleh Moh. Isom selaku Dirjen Direktur KSKK Madrasah mengumumkan madrasah-madrasah yang dinyatakan lolos, baik itu jenjang tsanawiyah maupun aliyah.

Dari pengumuman tersebut diketahui madrasah negeri mendominasi pada gelaran MYRES tahun ini. Sedangkan MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid yang di tahun sebelumnya lolos kini harus berlapang dada tidak ada satu pun proposal yang lolos dari sembilan proposal yang dikirimkan.

Kepala Madrasah Sahroni, S.Pd.I, M.Pd dalam komentarnya menyebut bahwa walaupun peserta didiknya tak ada yang lolos tetapi geliat literasi dalam hal ini penulisan karya ilmiah mulai tampak, “Walaupun proposal siswa tidak ada yang lolos tak jadi soal, kami tetap bangga karena tujuan kami adalah membudayakan gerakan literasi khususnya karya tulis ilmiah.”

Lebih lanjut alumnus STAI Ma’had Aly Al-Hikam Malang ini mengungkapkan bahwa kegagalan bukanlah sebuah petaka yang patut diratapi, kegagalan perlu dievaluasi agar harapan dan motivasi yang terbangun senantiasa terjaga. Sebagaimana yang telah dicanangkan, bahwasannya madrasah yang berada di bawah naungan Yayasan Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Lumajang ini berharap menjadi ‘Madrasah Sains’, berharap memenangkan kompetisi sekelas MYRES adalah bagian dari sebuah harapan yang lebih besar, yaitu membiasakan civitas madrasah baik guru dan tendik terlebih lagi peserta didik terbiasa berpikir konstruktif dan menanamkan pemahaman bahwa penguasaan ilmu pengetahuan dengan arif dan bijaksana adalah solusi untuk menyelesaikan permasalahan (solutif).

Keikutsertaan dalam ajang MYRES ini mampu memotivasi warga madrasah untuk terus mengembangkan pola pikir kritis yang identik dengan sains. Iklim keilmuan melalui program literasi (bedah kasus, bedah buku, bedah film, diskusi, dan lain sebagainya) yang terbangun ini adalah poin utama yang hendak dibudayakan.

Waka Humas Danang Satrio P, S.Psi yang ditunjuk sebagai koordinator Tim MYRES 2022 memberikan informasi bahwa jumlah peserta didik yang hendak mengikuti MYRES tahun ini sebenarnya cukup banyak, tetapi karena kesibukan guru-guru yang tidak dapat meninggalkan tugas administratif menyiapkan akreditasi madrasah sehingga gagasan-gagasan dari peserta didik belum maksimal dalam proses bimbingan. “Tahun ini kita mengirimkan sembilan proposal, lebih banyak dari tahun lalu. Jika melihat animo siswa mengirimkan gagasan permasalahan yang hendak diangkat sebenarnya banyak, sampai hari terakhir dari jadwal pengumpulan ada sekitar lima belas permasalahan yang layak dibuat proposal. Namun, secara pribadi dan mewakili madrasah memohon maaf karena kesibukan internal kami tidak maksimal membimbing siswa sehingga belum dapat mempersembahkan yang terbaik untuk siswa”, ungkap konselor madrasah.

Sebagai tambahan informasi, MYRES 2022 terkumpul sebanyak 9.220 proposal dengan pembagian kategori tema di tingkat madrasah tsanawiyah, yaitu: Ilmu Keagamaan Islam sejumlah 1.003 proposal; Ilmu Sosial dan Humaniora sejumlah 2.127; Ilmu Matematika, Sains, dan Pengembangan Teknologi sejumlah 1.973 proposal. Data dari Direktorat KSKK Madrasah yang ditampilkan di laman situsnya juga menyebutkan bahwa pengiriman proposal tingkat tsanawiyah lebih besar dengan rata-rata jumlah 200 proposal dibandingkan yang dikirimkan oleh madrasah aliyah di seluruh Indonesia.

Peningkatan jumlah proposal sangat signifikan dari Kompetisi MYRES yang telah berjalan selama lima tahun ini. Di tahun pertama yaitu Tahun 2018 tercatat sejumlah 668 proposal, Tahun 2019 sejumlah 1.018 proposal, Tahun 2020 sejumlah 5.700 proposal, Tahun 2021 adalah tahun dimana MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid mampu lolos ke tahapan berikutnya setelah bersaing dengan 7.718 proposal, di Tahun 2022 ini total proposal penelitian sejumlah 9.220.

Ribuan proposal penelitian dari siswa-siswi madrasah se-Indonesia tersebut patutlah dibanggakan. Walaupun tidak semuanya mendapatkan trofi, tetapi kemauan untuk mencari solusi melalui berpikir kritis dan konstruktif yang diejawantahkan menjadi karya tulis ilmiah sungguh luar biasa. Dari hal itu kita para guru dan tenaga kependidikan tidak boleh hanya berpangku tangan menyia-nyiakan bakat dan minat peserta didik. Kita wajib belajar lagi dan menyisihkan banyak waktu agar dapat mengakomodir kemampuan-kemampuan peserta didik. Salam literasi.

Leave a Reply