logo_mts192
0%
Loading ...

Ta’aruf dan Pembinaan Guru Oleh Pengawas Madrasah

Sabtu (07/01/23), momen ta’aruf antara pengawas madrasah tsanawiyah, Bapak Ruli Widayadi, S.Ag., MA dengan civitas MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul merupakan kali pertama. Setelah ramah tamah di kantor kepala madrasah, civitas kemudian beralih ke Gedung Perpustakaan Lantai 2 untuk mendapatkan materi pembinaan yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pelayanan kependidikan.

Dimoderatori oleh Waka Kurikulum Husen, S.Pd.I pembinaan dibuka oleh Kepala Madrasah Sahroni, S.Pd.I, M.Pd. Dalam sambutannya beliau mengharapkan kepada bapak pengawas yang menggantikan Bapak Drs. Achmad Junaedi, M.M dapat memberikan masukan-masukan agar madrasah yang dipimpinnya ini dapat istiqomah meningkatkan prestasi peserta didik dan dapat pula mempertahankan capaian-capaian prestasi kelembagaan.

Baca Juga

KUNJUNGAN PENGAWAS BARU KE MTS. MIFTAHUL ULUM 2

Selain itu, Pengurus LPTQ Lumajang ini memberikan arahan kepada dewan guru dan staf agar menyimak materi pembekalan dengan seksama dan diharapkan setiap pembinaan dari pengawas saat ini maupun di lain waktu dapat memberikan insight untuk menyusun program-program madrasah.

Selanjutnya, Ketua Komite Madrasah, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I menyampaikan kepada Bapak Ruli (sapaan akrab bapak pengawas) yang dalam poinnya adalah civitas madrasah saat ini sedang on-fire, terlebih setelah penilaian akreditasi mendapatkan hasil memuaskan. “Mohon maaf sebelumnya nggeh Pak Ruli, rekan-rekan MTs. Miftahul Ulum 2 sekarang ini sedang semangat-semangatnya, sedang on-fire setelah mendapat predikat akreditasi unggul. Jika ada status diatas Akreditasi Unggul tersebut kemungkinan akan dikejar dan berusaha untuk diraih oleh rekan-rekan ini”, terang Ustadz Zainuddin dibarengi tawa audiens.

Memungkasi sambutannya, Dr. H. Zainuddin, M.Pd.I mewakili anggota komite madrasah berterimakasih kepada Bapak Ruli Widayadi, S.Ag., MA telah berkenan memberikan pengawasan dan pembinaan. Semoga ta’aruf ini adalah langkah meraih kesuksesan bersama, yaitu mewujudkan pelayanan kependidikan yang sejalan dengan harapan masyarakat khususnya wali murid Mts. Miftahul Ulum 2 Bakid.

Ketua Pokjawas Kab. Lumajang yang juga ditunjuk menjadi pengawas MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid ini selanjutnya memberikan materi-materi pembinaan. Dijelaskan sebelumnya saat di kantor kepala madrasah bahwa ta’aruf ini akan lebih bermakna jika disisipkan pula pembekalan sehingga ada nilai tambah dalam setiap pertemuan.

Materi edukatif bertemakan “Pembelajaran Abad 21” sengaja disusun oleh bapak pengawas agar guru-guru dan tenaga kependidikan di MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid dapat meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya di era society 5.0. Powerpoint berjudul “Reorientasi Pendidikan Di Era Disrupsi Entering Society 5.0” disajikan dan dijelaskan oleh beliau agar pendidik hari ini memiliki pemahaman secara utuh dan menyeluruh mengenai kondisi dunia dan kebutuhan pendidikan yang diharapkan oleh peserta didik.

Era society 5.0 menurut penjelasan beliau, adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Sementara itu di abad 21 kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik ini adalah memiliki kemampuan enam Literasi Dasar (literasi numerasi, literasi sains, literasi teknologi informasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewarganegaraan). Tidak hanya kecakapan literasi dasar namun juga memiliki kompetensi lainnya yaitu mampu berpikir kritis, bernalar, kreatif, komunikatif, kolaboratif serta memiliki kemampuan problem solving. Dan yang terpenting memiliki perilaku (karakter) yang mencerminkan profil pelajar pancasila seperti rasa ingin tahu, inisiatif, kegigihan, mudah beradaptasi memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kepedulian sosial dan budaya.

Dalam menghadapi era society 5.0, dunia pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peserta didik diharapkan dapat memiliki kecakapan hidup abad 21 yang dikenal dengan istilah 4C, yakni creativity, critical thinking, communication, dan collaboration.

Dalam hal pemetaan menghadapi era society 5.0, dua hal yang harus dapat dilakukan, yaitu: adaptasi dan kompetensi. Beradaptasi artinya sebagai pendidik kita perlu mengetahui perkembangan generasi (mengenal pola kebiasaan generasi berdasarkan tahun kelahiran). Misalnya istilah baby boomers, yang dimaksud adalah tinggi tingkat kelahiran dari beberapa generasi mulai dari generasi x sampai dengan generasi ⍺ (alpha) dimana saat itu terjadi transformasi peradaban manusia secara signifikan akibat percepatan teknologi informasi.

Terkait kompetensi, terjadinya perubahan secara signifikan tersebut juga berimbas pada perubahan pendidikan di abad 21. Pada abad 20, pendidikan fokus pada peserta didik dan informasi hanya bersumber dari buku serta satu-satunya transfer of knowledge hanya melalui guru. Kecenderungan pengetahuan hanya berfokus pada wilayah lokal dan nasional saja. Sementara pendidikan di abad 21, fokus pada segala usia bahkan pendidik pun dipacu untuk belajar lebih baik lagi, pembelajaran diperoleh dari berbagai macam sumber bukan hanya dari buku ajar saja tetapi bisa dari sumber materi di internet, berbagai macam platform teknologi & informasi serta perkembangan kurikulum secara global, dilakukan di dalam maupun di luar ruang kelas, pengetahuan menitikberatkan pada pemahaman secara luas yaitu kebutuhan hidup bersama dengan masyarakat global.

Di satuan pendidikan, seluruh stakeholder membutuhkan adanya perubahan paradigma pendidikan. Salah Satu diantaranya, pendidik meminimalkan peran sebagai learning material provider, pendidik harus dapat menginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas peserta didik, pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk memiliki kemandirian dalam belajar berbagai bidang pengetahuan.

Sebagai Pendidik di era society 5.0, para guru harus memiliki keterampilan di bidang digital dan berpikir kreatif. Guru dituntut untuk lebih inovatif dan dinamis dalam mengajar. Oleh karena itu ada beberapa teknologi yang harus dimanfaatkan pendidik di era society 5.0, antara lain: Internet of things pada dunia pendidikan (IoT), Virtual/Augmented Reality (VR/AR) dalam dunia pendidikan, dan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan membantu kebutuhan pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta didik, serta Blockchain technology untuk menyimpan segala data digital agar transparansi maupun kebutuhan di masa depan dapat terjaga autentifikasinya.

Pendidik juga harus memiliki kecakapan hidup abad 21 yaitu memiliki kemampuan leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship, team working dan problem solving sehingga kemampuan-kemampuan tersebut dapat mengimbangi kecakapan-kecakapan peserta didiknya.

Tenaga pendidik di abad society 5.0 ini harus menjadi “guru penggerak” yang mengutamakan peserta didiknya dibandingkan dirinya – tidak ada lagi istilah guru paling benar, inisiatif untuk melakukan perubahan, mengambil tindakan tanpa disuruh, terus berinovasi serta keberpihakan pada kebutuhan peserta didik.

Namun, masih ada peran pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi diantaranya interaksi secara langsung di kelas, ikatan emosional, penanaman karakter dan modeling/keteladanan. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani adalah falsafah pendidikan Nusantara yang dicetuskan Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantoro sejatinya sikap pembelajar (guru/pendidik & siswa/peserta didik) yang harus dapat diterapkan dalam proses pembelajaran dalam kurikulum merdeka belajar.

Di akhir sesi pembinaan, Bapak Ruli menyarankan kepada civitas madrasah agar mulai menerapkan prinsip-prinsip kurikulum merdeka belajar, meskipun tidak/belum ada ketentuan yang mewajibkannya.

Sebenarnya masih banyak sekali pembahasan tentang “Pembelajaran Abad 21” selama dua jam tersebut, pengawas menjanjikan di lain waktu akan memberikan materi lain dan menuntun khususnya dalam hal pengelolaan manajemen agar lebih mapan dan memiliki kesiapan mengaplikasikan kurikulum merdeka belajar.

Sebagai penutup, doa yang dipimpin oleh Abdurrahman, S.Pd.I dipanjatkan guna mengharapkan ridho Illahi Robbi semoga ikhtiar penguatan, peningkatan, dan pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan ini dapat memberikan manfaat bagi civitas madrasah maupun kelembagaan serta menambah keberkahan hidup, aamiin.

Share the Post:

Join Our Newsletter