Di hari pertama Perlombaan Kemerdekaan Ke-78, kontingen dari masing-masing delegasi kelas dikumpulkan di laboratorium komputer untuk menjalani serangkaian perlombaan. Informasi dari panitia, setiap kelas minimal mendelegasikan dua kontingen dan maksimal tiga kontingen untuk setiap cabang lomba.
Sugianto, S.H menjelaskan bahwa kedua cabang ini dilombakan baik untuk siswa putra maupun putri, “Hari ini siswa putra dan siswi putri melaksanakan lomba cabang tilawah dan nasyid. Tempat perlombaan ada di laboratorium komputer agar tidak mengganggu teman-temannya yang sedang mendekorasi kelas”.



Lebih lanjut Ustadz Sugi memaparkan alasan dibalik pilihan lomba ini yaitu agar madrasah memiliki bibit untuk ajang perlombaan di tingkat lebih tinggi lagi terutama bagi siswa-siswi di Kelas VII dan Kelas VIII. Meskipun Kelas IX turut pula menyemarakkan perlombaan, mereka digunakan untuk lawan tanding adik-adik tingkatnya sebagai uji mental, juga nantinya akan direkomendasikan kepada pihak sekolah/madrasah tempat mereka melanjutkan jenjang pendidikan.
Atmosfer persaingan di laboratorium komputer terasa tegang saat kontingen dari Kelas VII dapat menandingi lantunan suara peserta dari Kelas IX, ditambah dua orang dewan juri berkomentar mengenai aksi tiap-tiap kontingen.
Benar saja, peserta Kelas IX Putra tak berkutik di cabang lomba ini. Pemenang lomba didominasi dari Kelas VII dan Kelas VIII. Sedangkan di kelas putri, dominasi peserta Kelas IX lebih kuat dibanding adik-adik tingkatnya.
