Pentingnya Berbagi di Bulan Suci Ramadhan | Dirosah Virtual Ramadhan 1444 H


Oleh: Jamhuri, S.H

Manusia merupakan khalifah di bumi yg diciptakan oleh Allah SWT untuk mengurus dunia (Planet Bumi) dan menjadikannya jauh dari kerusakan. Sangat penting bagi makhluk bumi untuk saling mengasihi, baik itu makhluk material maupun imaterial. Bahkan dalam banyak riwayat disebutkan bahwa sebelum manusia diutus ke dunia, ada makhluk dari golongan jin yang telah eksis dan mereka berbuat kerusakan seperti yang diserukan para malaikat di saat Allah SWT menciptakan manusia pertama.

Merawat dunia dari kehancuran merupakan tugas bersama, karena tiada yg dapat menghacurkannya kecuali karena ego manusia itu sendiri. Fakta penelitian pun menyebutkan bahwa ancaman terbesar atas kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah manusia. “Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, tetapi tidak akan pernah cukup untuk memenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang serakah dan tamak,” kata Mahatma Gandhi saat melawan kolonialisme.

Keserakahan dan ketamakan juga dicontohkan dalam sebuah folklor kisah Raja Midas yang memiliki kemampuan untuk merubah apapun yang disentuhnya menjadi emas. Sang raja diberkati kemampuan tersebut tak lain agar ia dapat memakmurkan seisi negerinya. Namun, karena dikuasai ketamakan akhirnya dirinyalah sendiri yang kemudian celaka dan menjadi patung emas itu sendiri. Kisah ini sangat terkenal di berbagai belahan dunia, Raja Midas merupakan interpretasi masing-masing diri kita yang sejatinya mampu berbuat kebaikan yang disimbolkan mampu menyentuh segala sesuatu menjadi emas. Akan tetapi, apa jadinya diri kita yang dikaruniakan cipta, rasa, dan karsa malah dikungkung nafsu keserakahan. “Beruntung” apabila yang celaka atau menjadi korban hanyalah diri sendiri, bagaimana jika keserakahan dan ketamakan itu mencelakakan seisi kehidupan, umat manusia, dan dunia secara keseluruhan?

Agar keserakahan dan ketamakan tidak menguasai, maka Allah memerintahkan agar seluruh makhluk dapat berbagi. Termasuk manusia sebagai mahluk sosial yang memang seyogyanya saling tolong menolong, meskipun kita tercipta atas segala perbedaan, saling membantu dan saling menolong untuk meringankan beban itu merupakan kewajiban. Bahkan jika semua agama yang ada di dunia ini tidak menitahkannya. Namun, Islam yg merupakan agama rahmatan lil alamin mengharuskan semua umat untuk saling menolong karena pertolongan Allah SWT tergantung dari mereka yang menolong orang lain dalam hadist dijelaskan والله فى عون العبد ماكان العبد فى عون اخيه (Allah akan menolong hambanya selama hamba tersebut menolong saudaranya).

Berkenaan berbagi, sebatas pengetahuan penulis, semua agama mewajibkan pengikutnya untuk berbagi dalam artian berbagi hal-hal yang bermanfaat. Orang yg berbagi akan lebih bahagia daripada si-penerima, sebuah hadits populer yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad bin Hanbal, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda,” Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” Hadits ini menjelaskan, bahwa tangan di atas adalah orang yang bersedekah, dan tangan di bawah adalah orang yang menerima pemberian. Dengan kegiatan ini kita sudah menjadi wakil tuhan untuk menyelamatkan mahkluknya. Dalam Islam, orang yang berbagi akan mendapatkan penggandaan pahala hingga sepuluh kali lipat atau lebih banyak.

Menilik dari perkataan Dr. Fahruddin Faiz dalam kajian filsafatnya, bahwa mereka yang berbagi atau memberi diibaratkan sebuah talang air. Sebagaimana talang ia akan selalu basah oleh aliran air yang melewatinya dimana sesungguhnya si-talang tersebut bukanlah pemilik air, ia hanyalah media. Analogi itu sama halnya dengan kita ini yang sehay dapat menjadi penyalur rezeki kepada orang lain (makhluk lain), yaitu ketika kita sudah menjadi penyalur rezeki kepada beragam makhluk maka Allah Sang Pemilik Rezeki akan memberikan mandat atau kepercayaan kepada kita untuk menjadikan diri kita sebagai penampung rezeki orang lain. Maka dapat dipastikan Allah lebih percayai untuk menitipkan lebih banyak rezekinya kepada kita – konsep pelipatgandaan dalam bersedekah akan berkesesuaian.

Dalam praktiknya, berbagi ada banyak macamnya, bukan sekedar finansial yang memang dalam situasi saat ini seolah itu yang sangat dibutuhkan tetapi berbagi dalam bentuk tenaga dan pikiran (ilmu pengetahuan) bisa menjadi ladang amal sedekah. Membantu dengan apapun semampunya kita akan lebih baik daripada menunggu atau menunda-nundanya. Dalam pepatah Madura pun disebutkan, memang tidak mungkin ayam akan bertelur sekecil telur burung pipit dan sebaliknya burung pipit tidak akan bertelur sebesar telur ayam – maka berbagilah sesuai kapasitas yang kita miliki karena bersedekah atau berbagi itu bukan dilihat dari nilai yang diberikan akan tetapi kepada siapa kita memberikan bantuan tersebut.

Sebagai contoh, jika kita berbagi sepotong roti kepada orang kaya yang rasanya tidak mungkin ia merasakan kelaparan maka sungguh mereka tidak akan puas dengan pemberian sepotong roti itu, tetapi akan berbeda nilainya jika sepotong roti tersebut kita berikan pada fakir miskin yang tiap hari bergelut menahan lapar, selain kita akan menemukan makna berbagi dan pahala juga mereka akan mendapatkan motivasi untuk berjuang bertahan hidup dengan jalan lebih baik. Maka untuk beristiqomah dalam beramal dan berbagi, jangan pernah melihat jumlah yang kecil atau tak seberapa yang dapat kita berikan tetapi bagaimana pemberian yang kita lakukan dapat memberi makna bagi diri kita juga bagi orang lain.

Seperti yang disebutkan di awal bahwa kesulitan bagi kita ketika akan berbagi adalah rasa memiliki (ketamakan). Padahal di harta yang Allah SWT titipkan pada kita juga ada hak orang lain. Kemudian, timbulnya keinginan yang berlebihan (keserakahan) juga akan menutup pintu berbagi. Misalnya, keinginan untuk lebih kaya, punya mobil, banyak emas dan kesuksesan usaha maka itu akan memperberat diri untuk berbagi dikarenakan angan-angan yang belum nyata terwujud. Jadi, turunkanlah ekspektasi dan kurangilah harapan berlebihan tentang kebahagiaan yang didapatkan dengan memiliki banyak harta seperti keserakahan dan ketamakan Raja Midas.

Ramadhan ini mulailah untuk memikirkan makhluk lain, orang lain, dan keberlangsungan bumi kita. Pada bulan ini sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk berbagi ke sesama umat, karena di bulan ini pahala dan amal baik kita dicatat berkali-kali lipat daripada bulan-bulan lainnya. Di Ramadhan ini kita juga diwajibkan berzakat sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Sekali lagi, jadikan kesadaran diri kita berkenaan tentang rezeki selayaknya talang air. Semoga amalan memberi dan tolong-menolong ini dapat terus kita budayakan tidak hanya di Bulan Ramadhan. Semakin banyak yang kita beri, semakin banyak pula keberkahan hidup kita di dunia ini. Karena selama hidup, kita akan menuai pahala dari apa yg kita amalkan. Sebagai penutup, terimakasih kepada semua orang baik yang tidak berhenti berbagi hanya karena ghibahan atau meskipun hanya sebiji kurma.

Wassalamualaikum wr wb.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *