Oleh: Muhammad Afif Umri *)
Dilansir dari laman situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Minggu (1/10/2023), Presiden RI beserta Wakil Presiden RI, Ketua MPR-DPR RI, Ketua DPD RI, Panglima TNI, dan Kapolri, serta sejumlah menteri kabinet melakukan Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dan penandatanganan ikrar sebagai refleksi ungkapan syukur dapat mempertahankan ideologi Pancasila.
Adapun isi naskah ikrar tersebut berbunyi, “Ikrar, dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya bahwa sejak diproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangan waspadaan bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai ideologi negara. Bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka, di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan, menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat menjadi inspektur upacara menyampaikan bahwa ideologi Pancasila adalah pondasi Bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global saat ini, seperti perubahan iklim, krisis pangan, krisis energi, resesi ekonomi, hingga disrupsi teknologi. Sedang di cuitan Twitter-nya beliau mengajak Rakyat Indonesia di tengah berbagai tantangan dan situasi perubahan global, Indonesia tetap melangkah ke depan bersama-sama. Tantangan dihadapi bersama, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Seberat apapun tantangan dan rintangannya, dengan ideologi Pancasila sebagai pondasi, kita bergandeng tangan dan tetap bersatu menuju Indonesia maju.
Tema peringatan tahun ini adalah “Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju” dirasa tepat untuk menyongsong kelanjutan bab sejarah Negara Indonesia yang di tahun mendatang akan menggelar pesta demokrasi. Ikrar yang disebutkan diatas dapat dianggap sebagai wujud pemahaman para pimpinan negara ini bahwa pesta demokrasi rentan terjadinya pergolakan politik, entah karena akibat fanatisme ketokohan dan partai politik maupun kecenderungan ideologi tertentu. Rongrongan dari dalam dan luar negeri untuk merubah ideologi Pancasila menurut naskah ikrar itu diwaspadai.
Ditilik dari ilmu pengetahuan sosial dan politik yang mangkaji berbagai sistem gagasan manusia, ideologi Pancasila yang dipegang Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup telah memenuhi ketiga syarat sehingga dapat disebut sebagai suatu ideologi. Sebuah ideologi haruslah memiliki beberapa sifat, yaitu: (1) Harus merupakan pemikiran mendasar dan rasional; (2) Dari pemikiran mendasar ini, ideologi harus bisa mengejawantah menjadi sistem untuk mengatur kehidupan sosial kemasyarakatan; (3) Selain kedua hal tadi, ideologi yang telah dapat menciptakan sistem jalannya kehidupan juga harus memiliki metode praktis agar bisa diterapkan, dijaga eksistesinya, dan disebar luaskan.
Menurut para pakar, kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang ada pada ideologi tersebut, yaitu: (1) Dimensi realita, bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil hidup di dalam serta bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah masyarakat atau bangsanya; (2) Dimensi idealisme, yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari; (3) Dimensi fleksibilitas (dimensi pengembangan), yaitu ideologi tersebut memiliki keluwesan yang memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan ideologi bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Ideologi Pancasila senantiasa hidup, tahan uji dan fleksibel terhadap perubahan jaman dari masa ke masa terutama ketika terjadi peristiwa Pemberontakan PKI di dalam negeri dan perang dingin terjadi antara ideologi barat dan timur. Dari ketiga dimensi yang memuat kekuatan ideologi, Pancasila dijadikan ideologi dikarenakan ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan mampu menjadi dasar pijakan dalam mengatur kehidupan berbengsa dan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena Negara Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri Republik Indonesia hingga kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi sampai pada kita untuk menghadapi terurainya sekat-sekat pembatas globalisme.
Sekali lagi, seperti yang disampaikan Presiden RI, menghadapi isu-isu globalisasi dibutuhkan Pancasila dan persatuan elemen anak bangsa agar perahu Nusantara Indonesia dapat terus melakukan. Selamat memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Jayalah Indonesia!
*).Staf TU MTs Miftahul Ulum 2 Bakid
One Reply to “Pancasila Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Maju (Memperingati Hari Kesaktian Pancasila 2023)”