Kehadiran Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang, Dr. H. Muhammad Muslim, S.Ag., M.Sy di lingkungan MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid dimanfaatkan oleh civitas madrasah. Dalam kunjungan perdana tersebut, MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang menyerahkan enam buku karya guru dan siswa kepada Kepala Kemenag Lumajang disaksikan oleh pengawas bina madrasah, Ruli Widayadi, S.Ag., MA. Penyerahan buku yang telah Ber-ISBN tersebut diserahkan langsung oleh Kepala MTs Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul, Sahroni, S.Pd.I., M.Pd di Kantor madrasah
Baca juga
HARI KEDUA PELAKSANAAN ANBK MTS. MIFTAHUL ULUM 2 BERJALAN LANCAR
“Ini adalah buku-buku karya guru dan siswa kami bapak. Sebetulnya ada 7 buku yang telah resmi Ber-ISBN namun yang satu buku masih dalam proses cetak.” tutur Sahroni. “Dua buku Terbit di tahun 2022 dan Alhamdulillah di tahun 2023 kami berhasil menerbitkan lima buku.” Imbuhnya
Pria yang akrab disapa Cak Muslim tersebut memberikan apresiasi kepada civitas MTs Miftahul Ulum 2 yang telah aktif menggerakkan dan menciptakan budaya literasi di lingkungan madrasah yang masih berumur 4 tahun ini sehingga mampu melahirkan beberapa karya buku yang telah Ber-ISBN sembari memegang dan melihat isi salah satu buku karya guru yang terdapat kata sambutan beliau.
Lebih lanjut Doktor jebolan UIN KHAS Jember ini juga menyampaikan bahwa di lingkungan Kemenag Lumajag kini disediakan etalase khusus untuk menampung karya civitas madrasah se-Kabupaten Lumajang. Menurutnya, buku karya dari warga MTs. Miftahul Ulum 2 akan menjadi penghuni pertama di etalase tersebut dan akan menjadi stimulan bagi warga madrasah lainnya untuk memiliki keberanian menciptakan karya serupa.
Baca Juga
KEPALA MADRASAH SERAHKAN BUKU KARYA GURU DAN SISWA KEPADA PENGAWAS
“Etalase ini memanglah langkah kecil, tetapi adanya etalase itu merupakan bentuk pengharapan saya kepada Pendma Kemenag dan pengawas madrasah untuk membuat program agar dapat mendorong madrasah turut aktif mensukseskan Gerakan Literasi Nasional. Karya dari siswa dan guru-guru di MTs. Miftahul Ulum 2 ini dapat dijadikan percontohan”, ungkap Pria Kelahiran Sumenep Madura ini
Bahkan Doktor jebolan UIN KHAS Jember ini mendorong agar MTs Miftahul Ulum 2 bertranformasi menjadi Madrasah Literasi dengan mengajukan proposal ke Kemenag Pusat agar ditetapkan sebagai Madrasah Literasi. Tidak hanya itu. Mantan aktivis IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA : saat ini) mengintruksikan kepada ketua Pokjawas yang ikut mendampinginya agar memberikan pengawalan dalam proses pengajuan tersebut.
Baca Juga
KEPALA MTS. MIFTAHUL ULUM 2 SERAHKAN BUKU KARYA CIVITAS MADRASAH KEPADA PERPUSDA LUMAJANG
Baca Juga
MTS. MIFTAHUL ULUM 2 SERAHKAN BUKU KARYA SISWA-SISWI KE PERPUSTAKAAN TERPADU
Inisiator dan Deklarator Lumajang Sebagai Kabupaten Moderasi Beragama ini mengatakan bahwa tidak banyak madrasah getol menggerakkan budaya literasi apalagi sampai menuliskan salam sebuah buku yang terdaftar di Perpustakaan Nasional seperti yang telah dilakukan di MTs Miftahul Ulum 2.
Pria kelahiran Sumenep Madura ini juga berharap dan mendorong agar civitas MTs Miftahul Ulum 2 semakin produktiv berkarya.
Waka Humas Danang Satrio P, S.Psi menjelaskan pula kepada Bapak Muslim bahwasannya siswa yang tergabung di OSIM kini sudah mampu untuk memproduksi tulisan dalam bentuk pemberitaan dan mendistribusikannya di website OSIM. Semuanya mulai dari kerangka berpikir hingga isi konten di website OSIM tersebut dikelola sendiri oleh mereka.
Kepala Madrasah Sahroni, S.Pd.I., M.Pd sangat berterimakasih atas kunjungan Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lumajang, Dr. H. Muhammad Muslim, S.Ag., M.Sy. dan Pengawas Bina Ruli Widayadi, S.Ag., MA yang memberikan banyak masukan-masukan mengenai peningkatan layanan pendidikan dan support kepada civitas madrasah, utamanya perhatian terhadap gerakan literasi madrasah.
“Silaturahmi ini semoga dapat membawa berkah kebaikan bagi warga madrasah. Mohon maaf jika sajian dan tempat jauh dari kesempurnaan”, ucap Ustadz Sahroni di saat berpamitan.
Dibalas oleh Kepala Kemenag, “Ustadz, saya ingin sekali dibuatkan kopi dan kita ngobrol panjang lebar mengenai madrasah literasi ini, tapi mohon maaf karena jadwal agenda mengharuskan untuk monitoring di madrasah lain. Terimakasih banyak, ustadz”.