Karya : Fitroh Nuraini *)
Hari minggu hari libur sekolah, seperti biasa ilham dan rizal memancing ikan di sungai, rencananya ilham dan rizal ingin memancing ikan di sungai yang ada di kampung sebelah.
Yang katanya sungai itu banyak sekali ikan, tapi tak ada satu orangpun yang berani memancing ikan di sana entah sebab apa mereka tidak mengerti.
* * *
Sesampainya di tepi sungai, ilham dan rizal pun mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka tempati untuk memancing ikan, dan akhirnya mereka menempati di dekat batu besar yang ada di tepi sungai itu, lalu mereka duduk sembari mengulurkan pancingnya ke sungai, dengan satu umpan yang mereka kaitkan di pancingnya.
Tak lama kemudian seketika pancingnya bergoyang – goyang “Cpluk . . . Cpluk . . . Cpluk” bunyi robokan air dari sungai “waaah . . . ikan besar ini ham” kata rizal senang, ” Iya !!! Tarik kail.nya zal ” Sahut ilham gelisah, merekapun menarik kailnya bersama sama dengan menarik ulur kail pancing, setelah mereka tarik yang mereka dapat ikan besar yang wujudnya seperti ikan lele, namun ikan itu tak berkumis dan ukurannya yang sangat besar, sampai sampai ilham dan rizal tidak kuat mengangkatnya. “Besar banget zal” Heran ilham !!! ” gak apa² lah rezeki kita buat bakar – bakar nanti malam ” Sahut rizal sok – sok.an. gelisahnya hati ilham seakan tidak yakin dengan ikan yang mereka dapatkan, ilham takut ikan itu ikan jadi – jadian karena bentuk dan wujudnya sangat aneh.
“Zal . . . kamu yakin mau bawa ikan ini ? ” Tanya ilham ragu ???
“Ya iya laaah . . . masak dapat ikan gak di bawa pulang ” Sahut rizal yakin, ” Tapi … Tapi … ” Gugup ihlam, ” Halaaaah . . . Tapi.. Tapi… Apa siiih ham, ada ada aja kamu ini ??? Kata rizal tenang, tanpa banyak basa basi ilham dan rizal pun pulang sambil membawa ikan yang di dapatnya, di sepanjang jalan mereka berbincang – bincang ” Ham . . . Menurut aku lebih baik ikan ini di jual saja, kan lumayan bisa dapat uang ” !!! Saran rizal ” ” Yaaah. . . Terserah kamu lah zal. . . Tapi aku tidak enak aja gitu, perasaan aku tidak tenang ” Sahut ilham bimbang, dengan tanpa ragu rizal pun langsung mengajak ilham ke kios penjual ikan di daerah sana ” Yang benar Zal. . . Kamu mau menjualnya??? Tanya ilham, rizal mengangguk anggukkan kepalanya sambil memberi jempol, ketika sampai di kios rizal menyerahkan ikan itu kepada sang juragan ikan, tanpa di timbang si juragan langsung menerima dan membelinya dengan harga yang sangat mahal tidak seperti biasanya, ” Oh. . . Iya pak. Terimakasih ” Kata rizal sembari menerima uang yang di berikan si juragan, dengan senangnya rizal pulang dengan membawa uang yang banyak.
* * *
Baca juga
PERJUANGAN SANG PENULIS
” Waaah. . . Capek ” Seru rizal sesampainya di depan rumahnya.
” Aku pulang dulu ya Zal. . . ” Pamit ilham, sebentar tunggu, kita bagi uangnya ” Sahut ilham sambil menghitung uang yang di pegangnya, ” Oooh… Gak perlu Zal… ” Tolak ilham, rizal heran terus dan bertanya² hingga memaksa, namun ilham tak mau menerimanya, dan akhirnya ilham pun pulang dengan tangan hampa. Rizalpun juga masuk kedalam rumahnya untuk bersihkan badan, dan anehnya ketika rizal berjalan satu langkah kaki dan badan rizal terasa panas, dan tidak terasa enak badan, badannya juga terasa pegal pegal, ” Aduuuuh. . . Kok badanku sakit semua yaa. . . ??? Gerutu rizal, dan perlahan rizal langsung bergegas untuk mandi dan setelah itu rizal langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya, hingga tertidur pulas.
* * *
Masuk dalam dunia mimpi
Dalam tidur.nya rizal bermimpi bertemu dengan seorang laki – laki tua renta, berpenampilan seperti orang sawah (petan) dengan memakai capil, sewaktu rizal berada seorang diri di sungai itu, dan si kakek tua itu berkata : ” Naaak. . . Kembalikan ikan itu, ikan yang kau tangkap di sini ” Suruhnya kepada rizal dengan wajah datar, pada waktu itu rizal tak bisa berucap apa – apa, bibirnya hanya terbungkam, lalu kakek tua itu berkata lagi : ” Segera. . . Di kembalikan naaak. . . Itu bukan ikan biasa, segera di kembalikan sebelum kamu menerima akibatnya . . . ” Perintah si kakek menasehati, rizal mulai bergemetar namun ia tak bisa mengucapkan apa² dan seketika itu kakek itu langsung menghilang, dan rizalpun terbangun dari tidurnya tepat pukul 00:00 malam.
Rizalpun terbangun, rizal membuka pejaman matanya, anehnya tubuh yang kaku tidak bisa di gerakkan, mulutnya hanya bisa terbungkam, rizal tak habis pikir dengan mimpinya semalam, rizal hanya bisa membuka matanya namun badannya tidak bisa di gerakkan sama sekali, tetes air mata jatuh dari pojok matanya ia berfikir bagaimana nasib ibunya.
* * *
” Tok. . . Tok. . . Tok. . . Zal naaaak…. ” Ibu rizal mengetok pintu kamarnya, karena hari sudah mulai siang, tapi tidak ada jawaban, ibunyapun masuk, dan kaget melihat rizal terbaring pandangan lurus kedepan, bibirnya terbungkam rapat, ibunyapun bingung dan gelisah, bingung mencari bantuan karena mereka hanya tinggal berdua, ibunya pun keluar dan pergi ke rumah temannya (ilham) untuk meminta bantuan.
” Naaak. . . Ilham, ” Sorak ibu rizal dari luar rumah ilham, ilham pun keluar dari rumahnya, lalu ibu rizal langsung menarik tangan ilham dan tanpa basa basi ia bergegas mengajaknya ke kediamannya, ilham dan ibu rizal, membawa rizal ke dokter, namun sesampainya di rumah sakit, dokter menyatakan tidak ada respon penyakit yg di alami oleh rizal, ibu rizalpun membawanya pulang karena hasil pemeriksaan dari dokter nihil, sepulang dari rumah sakit mereka membawanya ke kiyai suwu’ dan ternyata mimpi itu benar, sebab ikan itulah rizal seperti ini, usai berobat mereka pun langsung membawanya pulang, dan sesampainya di rumah keadaan riza semakin parah, tepat pada pukul 02.00 dengan kehendak allah rizal menghembuskan nafas terahirnya, di atas ranjang kamarnya dan ibunyapun hidup sebatang kara..
TAMAT
One Reply to “Mimpi Itu Benar”