logo_mts192
0%
Loading ...

Mensantrikan Indonesia : Refleksi Peringatan 1 Abad NU

Oleh : Sahroni, S.Pd.I., M.Pd *)

Wakil Presiden RI Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin menggulirkan dan mewacanakan ide Santrinisasi Indonesia. Hal ini disampaikannya saat menghadiri Malam Anugerah Satu Abad NU di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Selasa (31/1/23) malam. Isu ini pun terus bergulir hingga pelaksanaan Resepsi Puncak 1 Abad NU. Mantan Rais Amm PBNU ini mendorong hendaknya NU tidak melakukan Islamisasi kepada pemeluk agama lain karena dapat menggangu hubungan antar pemeluk agama. Mantan Ketua Umum MUI menuturkan, yang dimaksud santrinisasi adalah upaya NU untuk memperbaiki umat Islam dan masyarakat ke arah yang lebih baik atau berpikir dan berperilaku layaknya santri.

Lantas siapakah yang dimaksud dengan santri? Apakah santri hanya sebutan bagi mereka yang belajar di pesantren? Atau hanya orang NU saja yang berhak menyandang predikat santri?

Pengertian Santri
Dalam kamus KBBI santri memiliki dua arti yaitu orang yang mendalami agama Islam; dan orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh atau dengan istilah lain santri adalah orang yang saleh.

Muhammad Sulton Fatoni dalam bukunya Buku Pintar Islam Nusantara mengutip pernyataan Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirajd, MA bahwa Santri bukanlah monopoli peserta didik di pesantren, akan tetapi seluruh Umat Islam Indonesia yang mempunyai semangat spirit kebangsaan. Pernyataan Ketua Umum PBNU 2010-2022 ini memberikan pemahaman bahwa siapapun dan dari golongan manapun jika memiliki semangat dan spirit kebangsaan yang tinggi serta mempunyai solidaritas dalam mengembangkan sikap dan komitmen kebangsaan secara proporsional, maka sejatinya juga bisa disebut dengan santri. Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Rembang K.H Mustofa Bisyri yang lebih akrab disapa Gus Mus mengatakan bahwa setiap orang yang berakhlak santri adalah santri.

Pengertian kata Santri diberikan dengan jelas oleh Nur Kholis Madjid bahwa santri berasal dari kata “Sastri” dari bahasa Sansekerta yang artinya ‘literasi atau ‘melek huruf’ yang dikonotasikan dengan sekelompok orang jawa yang belajar agama dari buku yang ditulis dalam bahasa Arab. Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa santri adalah mereka yang memiliki semangat keilmuan yang tinggi. Fakta sejarah dunia Islam telah memberikan pelajaran bahwa kemajuan peradaban suatu bangsa ada pada seberapa tinggi kesadaran masyarakatnya tentang pentingnya literasi.

Santrinisasi Indonesia

Santrinisasi Indonesia yang diwacanakan oleh Wapres KH. Ma’ruf Amin adalah sebuah gagasan bagaimana semangat keilmuan dan akhlak santri sebagaimana di atas dapat menjadi gerakan moral yang perlu dimassifkan sehingga semua elemen bangsa Indonesia dapat mengaplikasikan karakter santri dalam ber-Indonesia, khususnya dalam semangat bernegara, ber-NKRI, ber-Bhinneka Tunggal Ika, ber-Pancasila, berpolitik kebangsaan dan menjaga harmonasi keberagamaan.

Jika seluruh elemen bangsa Indonesia dapat mengaplikasikan prinsip moral (akhlak), keilmuan, kejujuran dan komitmen kebangsaan yang dimiliki santri, maka ide dan gagasan santrinisasi Indonesia bukanlah yang perlu diperdebatkan.

Santrinisasi Indonesia merupakan sebuah ikhtiar untuk mewujudkan pilar-pilar bangsa yang ideal (mabadi khaira ummah) sebagaimana yang digagas oleh KH Mahfud Siddiq yaitu 1) ash-shidqu (kejujuran dan kebenaran), 2) al-amanah wal wafa bil ‘hdi (kesetiaan dan komitmen), 3) al-adalah (keadilan, obyektif dan proporsioanl), 4) at-ta‘awun (tolong menolong/solidaritas), dan 5) al-istiqamah (kedisiplinan dan konsistensi).

Semoga dengan peringatan 1 Abad NU, ide Santrinisasi Indonesia akan menjadi sebuah menjadi gerakan massif di Indonesia. Sebagai warga NU kita harus merubah cara pandang baru bahwa santri bukan sebagai kelompok atau identitas kelompok, tetapi sebagai nilai, yaitu ilmu pengetahuan dan adab.

Kami segenap civitas MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang mengucapkan Selamat dan Sukses Resepsi Puncak 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo Selasa, 7 Februari 2023. 1 Abad NU :Mendigdayakan Nahdlatul Ulama, Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”

Ikrar Santri Indonesia

  1. Berpegang teguh pada akidah, ajaran, nilai, dan tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah
  2. Bertanah air satu, tanah air Indonesia; berideologi negara satu, ideologi Pancasila; Berkonstitusi satu, Undang-Undang Dasar 1945; dan berkebudayaan satu, Bhinneka Tunggal Ika
  3. Selalu bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa dan raga membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional, serta mewujudkan perdamaian dunia
  4. Ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan, lahir dan batin untuk seluruh rakyat Indonesia
  5. Pantang menyerah, pantang putus asa, serta siap berdiri di depan melawan pihak-pihak yang merongrong Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, yang didasari semangat Proklamasi Kemerdekaan dan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama

*) Kepala MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Share the Post:

Join Our Newsletter