Oleh : Amang Philips Dayeng Pasewang, S.Sos *)
Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa merujuk pada daratan hijau ditumbuhi aneka flora dan ditinggali beragam fauna. Tidak hanya daratan, lautan indah berhias terumbu karang dan warna-warni ikan pun turut menambah daftar kekayaan alam Indonesia. Dalam studi ilmu pengetahuan alam, segala yang dimiliki alam Indonesia merupakan hasil proses jutaan tahun dari aktivitas vulkanik gugusan gunung berapi (ring of fire). Material gunung berapi ini adalah kunci dari kehidupan yang menyediakan habitat subur bagi makhluk hidup.
Gugusan kepulauan terbesar di dunia yang dikelilingi 129 gunung berapi aktif dan diapit empat lempeng teknonik ini tak hanya memberi keindahan dan kemakmuran, keberadaan gunung berapi juga menyimpan potensi bencana. Bencana alam terkait gunung berapi di Indonesia dikategorikan menjadi bencana geologi seperti letusan gunung berapi, asap & material panas, gempa bumi, tanah longsor, dan tsunami.
Seperti sepekan terakhir aktivitas beberapa gunung berapi mengalami perubahan yang memaksa warga masyarakat untuk waspada. Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (PVMBGI) beberapa gunung itu adalah Gunung Ili Lewotolok melontarkan awan panas setinggi 4.000 meter ke udara, lebih dari 4.600 orang dievakuasi dari lereng gunung yang terletak di Pulau Lembata di Provinsi Nusa Tenggara Timur; beberapa jam kemudian Gunung Semeru setinggi 3.676 meter di Kabupaten Lumajang Jawa Timur memuntahkan material panas di sungai aliran lahar dan menghujani abu panas radius 3.000 meter serta memaksa lebih dari 550 orang untuk evakuasi; sehari setelahnya Gunung Merapi setinggi 2.968 meter berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Yogyakarta juga menciptakan beberapa gempa kecil yang berulang terjadi; dibagian lain Indonesia Provinsi Sumatera Utara juga memantau Gunung Sinabung setelah sensor mendeteksi adanya peningkatan aktivitas, penduduk desa disarankan untuk tidak berada dalam radius 5 kilometer dari kawah dan mewaspadai bahaya lahar.
Dengan segala ancaman bencana geologi tersebut, masyarakat perlu mengetahui level-level status dari gunung berapi, diantaranya adalah:
1. Normal:
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma Level aktivitas dasar
2. Waspada:
– Ada aktivitas apa pun bentuknya
– Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
– Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
– Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
3. Siaga:
– Mengisyaratkan gunung berapi yang sedang menuju ke arah letusan atau menimbulkan bencana
– Peningkatan intensif kegiatan seismik
– Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
– Bila tren peningkatan berlanjut, letusan kemungkinan terjadi dalam kurun waktu 2 minggu
4. Awas:
– Adalah tanda jika gunung api akan atau sedang meletus atau sedang berada pada fase kritis akan menimbulkan bencana
– Letusan kemungkinan akan terjadi kurang dari 24 jam
Letusan ditandai dengan keluarnya abu dan asap
Setelah kita mengetahui level-level status tersebut diharapkan kita dapat selalu waspada, terlebih kita hidup di bawah kaki Gunung Semeru. Selanjutnya dapat bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana jika memang bencana itu terjadi semata-mata agar proses evakuasi berjalan dengan baik guna meminimalisir korban jiwa.
*) Guru IPS MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang