logo_mts192
0%
Loading ...

Masuk Surga Hanya Bermodal Cinta

Oleh : Sahroni, S.Pd.I, M.Pd *)

Dengan hanya bermodal cinta seseorang bisa masuk surga? Bahkan bisa berkumpul dengan orang yang dicintainya? Jawabannya “Bisa dong”. Namun demikian dengan cinta pula seseorang terjerumus ke dalam neraka. Tergantung kepada apa atau siapa yang dicintainya dan bagaimana dai mengekspresikan cintanya.

Cintah dalam Bahasa Arab dikenal dengan kata Al-Hubb/Al-Mahabbah. Setiap pribadi manusia pasti memiliki perasaan cinta. Cinta tidak melulu perasaan antara  laki-laki dan perempuan. Tetapi turut juga meliputi rasa cinta sesama manusia, manusia dengan alam sekitar, cinta manusia kepada Dzat Maha Pencipta dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, cinta mengalir hampir pada tiap-tiap sendi kehidupan manusia, sebagaimana pepatah mengatakan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa cinta.

Baca Juga :

KEISTIMEWAAN RASULULLAH MUHAMMAD DALAM KITAB MAROQIL ‘UBUDIYAH

Islam memandang cinta adalah suatu hal yang mulia. Cinta yang disalurkan sesuai aturan Agama dan diorientasikan untuk dimensi akhirat, maka cinta akan menjadi ibadah bahkan bisa mengantarkan seseorang muslim menuju surga Allah SWT. Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Iman Al-Bukhari.

 عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ، فَقَالَ : مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ : " وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا ؟ " قَالَ : لَا شَيْءَ، إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَقَالَ : " أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ  (رواه البخاري)

Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw kapankah kiamat terjadi?  Rasulullah saw bertanya, “Apa yang telah kau persiapkan untuk menghadapi Kiamat?” Laki-laki tersebut menjawab : “Saya tidak mempersiapkan apa-apa, hanya saja saya mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Kamu bersama dengan yang kau cintai”.

Ibnu Hajar menjelaskan dalam Kitabnya Fathul Bari bahwa laki-laki dalam hadits tersebut  adalah seorang Badui yang bernama Dzul Khuwaisharah Al-Yamani yang kencing di Masjid An-Nabawy.

Sahabat Anas bin Malik yang saat itu mendengar langsung sabda Rasulullah tersebut berkata “Kami tidak pernah gembira dengan hal apapun sebagaimana kami bergembira dengan sabda Rasulullah saw tersebut. Lantas Anas berucap

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

Saya mencintai Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar. Dengan kecintaanku kepada mereka, saya berharap akan bersama mereka (kelak di akhirat). Walaupun saya tidak beramal seperti amal-amal mereka.

Ungkapan cinta sang Baduwi tersebut tentu saja bukan hanya sekedar basa-basi tanpa arti dan konsekuensi. Seorang pencinta pasti akan berusaha untuk memperoleh perhatian dari orang yang dicintainya.  Dia akan melakukan hal-hal yang diinginkan kekasihnya. Dia akan menghindari segala hal yang menyebabkan kecewa dan marah kekasihnya.

Yup…maka untuk menguji seberapa jauh dan kecintaan seseorang kepada Allah swy adalah dengam Ittiba’ Rasul (mengikuti dan mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala aspek kehidupannya, baik amaliah, ibadah, akhlak dan bermuamalah mulai bangun tidur hingga mau tidur lagi.

Allah Ta’ala berfirman,


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”.” (QS. Ali Imran : 31).

Ayat ini dengan tegas menjelaskan bahwa seseorang yang telah mengaku cinta kepada Allah, namun sepak terjangnya tidak mengikuti  jalan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw., bahwa sesungguhnya dia adalah orang yang dusta dalam pengakuannya.

Rasulullah saw adalah manusia paripurna. Segala sisi kehidupannya bisa dicontoh oleh siapapun. Tulisan ini adalah pengantar untuk tulisan berikutnya yang akan mengupas sisi kehidupan Rasulullah saw dalam berbagai kondisi dan keadaan yang bisa kita contoh. Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk meneladani Rasullulah saw dzahir batin. Amin ya Rabbal Alamiin

*) Kepala MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Share the Post:

Join Our Newsletter