Kisah Imam Asy-Syibli Dicintai Rasulullah

Oleh: Muhammad Ruski, SH *)

Ada sebuah kisah di dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad Ala Al-Munabbihat Ala Al-Isti’dad li yaumil ma’ad lil imam Ibn Hajar Al’Asqalani yang ditulis oleh imam
Nawawi Al-Bantani. Kisah ini menunjukkan betapa umat yang mencintai Rasulullah SAW dengan cara bersholawat maupun menyebut beliau pastilah akan dicintai oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, bahkan kecintaan beliau tersebut ditunjukkan melalui persaksian orang lain.

Adalah Imam Asy-Syibli yang setelah melaksanakan shalat fardhu selalu
membaca ayat La qad jaa akum rasuulum
min anfusikum sampai dua ayat terakhir dan ia membaca Shallallahu
alaika ya Muhammad. Hal itu memberinya keistimewaan (kelebihan derajat) diantara segolongannya. Kisah ini semoga menginspirasi kita untuk lebih mencintai Rasulullah SAW, karena bershalawat adalah simbol bahwa kita sebagai umatnya dan semoga dengan hal itu dapat pula memberikan syafaat di dunia juga di akhirat. Langsung saja, berikut kurang lebih kisah Imam Asy-Syibli.

Suatu hari Imam Asy-Syibli mendatangi Imam Ibnu Mujahid, lalu Imam Ibnu Mujahid merangkulnya seraya mencium kening di antara dua matanya. Imam Asy-Syibli yang heran (sahabat lain di sekitarnya pun turut keheranan) dengan perlakuan Imam Ibnu Mujahid tersebut pun bertanya alasan ia melakukan hal itu.

Imam Ibnu Mujahid pun berkata:
“Aku bermimpi bertemu dengan Nabi SAW dalam suatu majelis dan sungguh beliau menemui Asy-Syibli lalu berdiri ke arahnya dan mencium kening di antara dua matanya. Aku pun bertanya kepada beliau, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini kepada Asy-Syibli?”

“Iya, sungguh ia selalu membaca setelah melaksanakan shalat fardhu ayat La qad jaa akum rasuulum min anfusikum sampai dua ayat terakhir dan ia membaca Shalla Allahualaika ya Muhammad.”

Sejurus kemudian, Imam Ibnu Mujahid mengkonfirmasi kepada Imam Asy-Syibli tentang bacaan yang ia baca setelah shalat. Benar saja, ternyata Imam Asy-Syibli memang selalu membaca bacaan tersebut, yakni dua ayat terakhir Surah At-Taubah dan shalawat kepada Rasulullah SAW.

“laqad jāakum rasụlum min anfusikum ‘azīzun ‘alaihi mā ‘anittum ḥarīṣun ‘alaikum bil-muminīna ra`ụfur raḥīm”

Artinya: (Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman).

“fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm”

Artinya: (Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”).

“Shallallahu ‘alaika yaa Muhammad”

Artinya: Semoga Allah memberikan rahmat atasmu wahai Muhammad

Demikianlah kisah yang berisi amalan Imam Asy-Syibli yang beliau istiqomahkan setelah melaksanakan shalat hingga membuat Nabi Muhammad SAW mencintainya dan mencium kening di antara dua matanya.

Wa Allahu a’lam bishawab.

*) Staf TU MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *