Sebagai madrasah berbasis Pondok Pesantren, untuk pertama kalinya MTs. Miftahul Ulum 2 menggelar Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2020 ini dimanfaatkan betul oleh civitas akademikanya.
Momentum bersejarah ini diperingati dengan menggelar istighatsah dan tahlil bersama yang diikuti oleh oleh seluruh guru dan peserta didik MTs. Miftahul Ulum 2 Banyuputih Kidul. Istighatsah dan tahlil tersebut dalam rangka bermunajat kepada Allah mendoakan bangsa Indonesia yang sedang dilanda wabah covid 19 agar segera kembali normal. Di samping mendoakan untuk keselamatan bangsa Indonesia, yasin dan tahlil ditujuan untuk mendoakan para ulama dan santri yang telah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peringatan Hari Santri Nasional yang kali pertama digelar ini terasa istimewa karena juga dikemas dan dibersamakan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.
Usai pembacaan Yasin, tahlil dan istighatsah, para guru dan siswa yang memenuhi ruang Aula Gedung Terpadu Miftahul Ulum lantai 3 secara bersama-sama membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw dengan pembacaan Maulid Al-Habsyi yang diiringi oleh Hadrah Al-Banjari yang ditabuh oleh para guru dan tata usaha MTs. Miftahul Ulum 2.
Lantunan shalawat menggema dengan penuh kekhusyukan dan penuh dengan khidmat bahkan sebagian guru dan siswa tampak berkaca-kaca matanya.
Kepala MTs. Miftahul Ulum 2, Sahroni, S.Pd.I., M.Pd dalam arahannya mengatakan Peringatan Hari Santri Nasional sengaja dibersamakan dengan Maulid Nabi Muhammad saw agar para siswanya yang juga menyandang status santri Ponpes Pesantren Miftahul Ulum dapat meneladani akhlak Rasulullah saw dan para ulama serta mampu meneruskan perjuangan para ulama sebagai pewaris para Nabi dalam menyebarkan ajaran Islam yang Rahmatan lil Alamin.
“Jangan bangga karena santri diakui secara Nasional di Indonesia. Tugas kita sebagai santri adalah meneruskan perjuangan para ulama santri terdahulu yang telah berjuang merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Dan yang lebih penting adalah meneladani akhlak Rasulullah saw”
Senada dengan Kepala Madrasah, Danang Satrio Priyono, guru PKn dalam paparannya menyampaikan latar belakang sejarah perjuangan para santri dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
“Selama ini perjuangan para santri ditutup-tutupi oleh Orde Baru. Bangsa Indonesia ini tidak bisa terlepas dari perjuangan para santri dan ulama. Oleh karena kalian harus bangga menjadi santri.” tuturnya