“Workshop Peningkatan Kompetensi Literasi Digital Bagi Guru dan Tenaga Kependidikan” di hari kedua memberikan pembekalan teknis mengoperasikan aplikasi yang sifatnya administratif. Para guru dan staf yang sehari sebelumnya diperkenalkan aplikasi khusus untuk merevitalisasi administrasi kegiatan belajar mengajar seperti absensi siswa dan jurnal kelas beserta konsep dasar kenapa hal ini perlu segera dilakukan oleh civitas MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid.
Simulasi ini menurut Kepala Madrasah Sahroni, S.Pd.I, M.Pd agar guru dan staf memiliki kesiapan teknis, “aplikasi yang kita adakan ini semuanya terintergrasi di satu server, cukup dengan smartphone masing-masing dapat melakukannya, satu bulan ke depan kita uji keefektifan penggunaan aplikasi ini terutama untuk menunjang administrasi KBM”. M. Said Fadhori, S.Pd mengajukan banyak pertanyaan terkait tata laksana kepada kedua narasumber, pasalnya, beliau selama ini bertanggungjawab terhadap absensi siswa, absensi guru, maupun jurnal kelas. Guru yang menjunjung tinggi idiom ‘tertib administrasi’ ini juga mengingatkan tentang kesepahaman antar guru kelas, wali kelas, maupun staf jaga, bahwa meskipun beralih ke sistem digitalisasi namun konsepnya masih sama dengan ‘absensi tulis tangan’ hanya saja rekapitulasi nantinya otomatis dan siapapun secara real-time dapat memantau maupun mengaksesnya.

Sedang Hasyim Asy’ari, S.H yang bertindak sebagai operator EMIS MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid mengupayakan sinkronisasi data siswa agar dapat tervalidasi dengan aplikasi yang sedang diupayakan ini, khususnya untuk mengefisiensikan absensi siswa setiap KBM berlangsung. Achmad Wijaya, S.Kom memberikan penegasan bahwa data yang dikelola bersumber dari data siswa yang ada di EMIS, jadi error data seharusnya dapat diminimalisir.
Pun terkait RDM yang banyak disinggung oleh Abdul Hamid, S.Pd di workshop ini, menurut Akh. Farid, S.Kom aplikasi ini tidak ditujukan untuk menyaingi RDM, karena aplikasi ini untuk penunjang data internal agar kedepan tidak menumpuk berkas-berkas sehingga memakan banyak tempat. Bagaimanapun sebagai madrasah yang berupaya untuk bertansformasi di era digital, tujuan pengembangan RDM yang mewujudkan madrasah berbasis digital dengan pemanfatan teknologi informasi secara optimal harus didukung. Efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan penilaian hasil belajar salahsatunya adalah bentuk layanan madrasah agar dapat memberi layanan data secara cepat, tepat dan akurat.

Abdul Rozaq, S.Sos selaku operator Simpatika menyambut baik hadirnya absensi digital untuk kalangan guru ini. Baginya, aplikasi ini dapat dikatakan sebagai sistem backup sekaligus dapat melacak dan mencatat jam guru saat mengajar – dari hal itu kemudian disinkronisasi dengan data yang umum termuat di jurnal kelas. Meskipun ini simulasi untuk pengujian error and trial, semua peserta workshop antusias menyimak penjelasan dari kedua narasumber.
Sekitar dua jam simulasi workshop peningkatan kompetensi literasi digital ini dilaksanakan di Gedung Perpustakaan lantai 2. Besar harapan untuk suksesnya penerapan aplikasi tersebut maka evaluasi di bulan depan perlu dilakukan, agar temuan-temuan selama pengujian dapat segera ditindaklanjuti. “Saya menghimbau kepada jajaran waka, guru, dan staf tanpa terkecuali untuk turut membantu melaporkan problem yang ada selama pengujian aplikasi ini, terutama di sektor absensi. Yang kita lakukan ini tidak sekedar untuk memangkas pekerjaan administratif dan memangkas pengeluaran rutin terutama ATK, lebih dari itu, dengan ini juga melakukan konservasi lingkungan dalam hal penghematan kertas yang bahan utamanya adalah pohon” pungkas kepala madrasah.