Hari Kedua MATSAMA : Siswa Diajak Bijak Bermedsos, Anti Diskriminasi dan Bullying

Hari kedua pelaksanaan MATSAMA Putri MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid, Ahad (04/07/21) mendatangkan 2 orang narasumber sekaligus untuk memberikan materi yang telah dijadwalkan oleh panitia,. Ada dua materi pokok yang disampaikan pada hari kedua ini, yaitu Bijak Bermedia Sosial dan Anti Diskriminasi dan Bullying. Kedua materi tersebut merupakan materi yang wajib diberikan sebagaimana dalam Panduan Pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) Tahun Pelajaran : 2021/2022 yang telah diterbitkan oleh Direktur KSKK Madrasah Kemeterian Agama RI Tertanggal 21 Juni 2021.

Materi pertama yaitu Bijak dalam Bermedia Sosial disampaikan oleh Muhammad Faisol Ali, S.H salah satu guru sekaligus Sekretaris Redaksi Mading Ruang Rasa milik MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid. Sedangkan materi kedua yaitu Anti Diskriminasi dan Bullying dipaparkan langsung oleh salah satu anggota komite MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid yang juga Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Miftahul Ulum Lumajang, Farhanuddin Sholeh, M.Pd.I

BIJAK BERMEDSOS

Media sosial saat ini sudah tidak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia. Media sosial telah menjadi bagian dari sebagian besar generasi millenial. Bahkan media sosial telah berdampak besar dalam mempengaruhi perilaku dan keseharian manusia. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, mayoritas masyarakat selalu meng-update medsos. Tdak jarang mereka yang kecanduan atau berlebihan menggunakan medsos, justru mengabaikan tugas utama seperti pekerjaan atau belajar. Bahkan medsos dijadikan alat untuk mencaci maki dan menghujat orang lain. Jelas Faisol Ali yang juga pernah menjadi anggota Pustakawan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bakid ini.

Oleh karena itu, pria asal Jombang Jember ini mengajak para siswi yang hadir untuk bijak dalam bermedsos dan menggunakan medsos untuk hal-hal yang positif dan produktif.

“Jangan jadikan media sosial sebagai wadah membiasakan diri ikut berjamaah komentar bullying terhadap orang lain, jadikan media sosial sebagai ladang gali potensi diri seperti prestasi.” ujarnya

ANTI DISKRIMINASI DAN BULLYING

Islam adalah agama yang mengajarkan anti diskriminasi dan anti bullying. Islam tidak mengenal kasta, tidak membedakan suku dan ras. Semua manusia sama di hadapan Allah. Yang membedakan adalah kualitas ketakwaannya. Manusia yang mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Jelas pria yang akrab ustadz Farhan mengawali materi seraya membaca ayat Al-Qur’an surat Al-Hujurat : 13.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ 

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S.Al-Hujurat : 13).

Selanjutnya pria kelahiran Jember ini menjelaskan secara detail tentang Diskriminasi dan Bullying; mulai dari landasan UUD, pengertian, perbedaan kedua istilah tersebut, macam-macam hingga dampak yang ditimbulkan oleh Diskriminasi dan Bullying yang kerap terjadi di lembaga pendidikan, masyarakat dan lain sebagainya.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang telah menerapkan pendidikan anti diskriminasi dan bullying. Di pesantren para santri datang dari berbagai suku dan daerah, mulai dari Jawa, Bali, Kalimantan, Sumatera dan berbagai wilayah di Indonesia. Perbedaan bahasa, budaya dan latar belakang para santri yang beranekaragam tidak membuat para santri saling diskriminasi dan membully satu sama lain. Bahkan yang terjadi adalah satu kesatuan, saling mengenal budaya satu sama lain, sehingga memperkaya pengetahuan dan informasi satu sama lain.

Leave a Reply