Karya: Siti Khotijah Syarifah Wulan *)
Kau lihat gadis di ujung lorong itu? Dia adalah teman masa kecilku, Hazel namanya, dulunya ia anak yang periang tak pernah ku temukan dia tak tersenyum di setiap harinya,tapi sekarang dunia telah merubahnya 180° dia tumbuh menjadi gadis yang arogan,keras,suka dengan dunia malam, dan jauh dari Tuhan. Semua berubah saat usianya menginjak 15 tahun kudengar gosip tetangga waktu itu, katanya orang tua Hazel bercerai, ayahnya tak tau kemana dan ibunya sudah memiliki keluarga baru, di rumahnya dia cuma hidup seorang diri ibunya pun sudah terlihat jarang mengunjunginya lagi.
Oh tidak Hazel mulai mendekat, jika kau bertanya apakah aku takut bertemu dengannya? Iya, aku takut, kami juga jarang bertemu lagi, aku terlalu takut bermain dengannya.
Kini Hazel sudah di depanku
“Hai alya long time no see you” katanya sambil menatap manik mataku. aku tersenyum kikuk lalu menjawab sapaannya
“Hehe aku jarang keluar rumah zel, eh kamu apa kabar?” Tanyaku menghindari ke canggungan ini
“Baik kok, kamu gmna?”
“Baik jugaa”jawabku lalu tersenyum
“Aku duluan ya buru buru nih”ucapnya lalu beranjak pergi
Aahh ternyata Hazel tak semenyeramkan itu
Aku melanjutkan perjalanan ku menuju warung lalu buru buru pulang karena langit sudah mulai gelap.
Ketika sampai dirumah, aku disambut oleh bundaku aku mengecup tangannya lalu duduk di sampingnya yang sedang menonton film di televisi
“Tumben lama banget kak? biasanya kamu paling males kalau disuruh keluar,?” Tanya bunda dgn embel-embel kakak kepadaku, bunda memang sering memanggilku begitu, mungkin karena aku anak pertama.
“Iya bun, soalnya tadi ketemu Hazel di jalan, jadi bincang-bincang dulu deh”
“Ohh gitu, eh bunda udh jarang ngeliat kamu main bareng sm Hazel” tanya bunda sekali lagi
“Takut bun, bunda gatau ya penampilan Hazel kan serem”
“Hus kak, gak boleh ngomong kaya gitu, bagaimanapun dia temen kamu, zaman sekarang kok ngeliat orang dari penampilan sih,”
“Iya iyaa maaf”
“Yaudah bunda minta kamu besok ke rumah Hazel main sama dia sekaligus ngasih oleh-oleh”
“Okeyy, bunda aku ke kamar dulu ya tugas rumahku belum selesai” akhirku kepada bunda.
Keesokannya……
“Wahh banyak banget buah buahnya bun?mau dikasih siapa?”
“Kamu lupa bunda suruh apa semalem?”
“Hazel?”tanyaku
“Tuh ingett, sebagian kasih Hazel, sebagiannya lagi bunda simpan buat stok”aku mengangguk faham
___:::
Kini aku sudah berjalan menuju rumah Hazel, kulihat dia sedang duduk santai didepan rumahnya.
“Hai Hazel” sapaku sembari melambaikan tangan kepada nya
“Eh Alya, hai” jawabnya mempersilahkan ku duduk di sebelahnya
“Emm gak mau di dalem aja?” tanya Hazel
“Gausahh disini aja”
“Ini dari bundaku dimakan ya”lanjutku
“Makasih ya Al, aku kira udah gak ada yang peduli lagi sama aku”
“Kamu gak boleh bicara seperti itu, aku tau hidupmu berat, tapi inget kamu masih punya Allah, dia sayang banget sama kamu” raut muka Hazel tiba tiba berubah dia seperti ingin bungkam saat itu juga
“udah deh gausah sok ngomongin Tuhan sama aku, kalo di emang sayang sama aku, kenapa hidup aku sepahit ini, cih bulshit” Hazel membentakku
“Kamu tidak boleh berkata seperti itu Hazel, dia Tuhan kamu Tuhan kita!” Balasku yang tak kalah keras dengan ucapan Hazel tadi, daripada emosiku tambah meluap aku memilih untuk pulang saja
Sesampainya di rumah tanpa mengucap salam aku langsung duduk disamping bunda dengan muka ditekuk
“Lohh kok pulang pulang gini sih? salamnya mana? terus mukanya kenapa ditekuk gitu hm?”
“Bunda siih maksa aku main sama Hazel udah dibilang Hazel tuh nyeremin, aku dibentak sama dia bundaa”rengekku
“Dibentak gimanaa kak?kamu gak ngelakuin salah ke dia kan?”
“Tadi Ayla cuma bilang kamu masih punya Allah kok dia sayang banget sama kamu, tapi dia malah bentak Ayla, katanya jangan sok ngomongin Tuhan, Tuhan tuh gak sayang sama aku, terus make ngomong bulshit segala, aku gak terima dong, aku bentak balik terus pergi”jelasku dengan air mata yang sudah tak tertahankan.
Bunda menghela nafas lalu ber ujar
“Aylaa, kamu tau kan kasih sayang yang Hazel dapat kaya gimana wajar aja kalo dia beranggapan seperti itu
Kamu kalau lawan amarah sama amarah endingnya gak bakalan bagus, kamu halusin dulu, nasehatin Hazel pelan pelan, siapa tau dia mau mendengarkan, Ayla pernah denger batu kalau di tetesin air terus menerus bisa bolong gak?”
“Pernah, tapi Ayla gak tau maksudnya”ucapku sembari menghapus jejak air mataku
“Orang, sekeras apapun hatinya kalau dinasehatin, kalau dikasih sayangi, dikit dikit dia akan luluh dia akan melembut dengan sendirinya”aku terdiam tak tau ingin menjawab apa
“Ayla coba hubungi Hazel ya, bicara baik baik, sekiranya dia mengerti apa yang kamu maksud bahwa Tuhan itu maha penyayang”lanjut bunda, lagi dan lagi aku terdiam
“Ayla masuk kamar dulu ya bunda”ucapku tak bersemangat lalu pergi.
___:::
Sudah dua hari aku mempertimbangkan ucapan bunda itu, aku masih terlalu malas untuk menghubungi Hazel, lebih tepatnya gengsi.
Tapi aku mengalah, aku mengecilkan ego ku lalu menghubunginya lewat via WhatsApp.
Hazel
Akuinta maaf ya
Nanti sore kamu ada di rumah gak?
Aku mau ngomong langsung.
Kira kira itu pesan yang aku kirim kepada Hazel
Lama aku menuggu jawabannya, bolak balik juga aku mengecek handphone ku untuk melihat apakah ada pesan darinya.
Pada pukul 2 siang dia membaca pesanku aku bahagia dan menanti jawabannya, namun alih-alih menjawab menanggapi pesanku saja dia tak ada minat, aku kecewa sekaligus ingin marah
“Mau dia apasih, aku udah bela belain nurunin ego masak cuma di read doang”
Satu minggu sudah berlalu dan selama itu aku tak ada minat untuk menyapa Hazel lagi , bunda juga sudah tidak bertanya bagaimana aku dan Hazel, syukur sekali.
Pagi itu sekolah libur, aku memilih berdiam diri di kamarku melanjutkan hobi yaitu membaca, iya membaca novel hehe.saat sedang asik membaca tiba tiba bunda mengetuk pintu kamarku
Tok tok tok
“Aylaa, keluar dulu yuk, ada yang mau ketemu sama kamu”aku terheran, tak biasanya ada tamu khusus yang ingin menemui ku, ini juga masih pagi.
Tak mau ambil pusing aku turun dari ranjang dan membuka pintu
“Siapa bunda?”tanyaku
“Udah keruang tamu dulu sana”, aku menghela nafas, sok misterius sekali bunda ini” gerutuku dalam hati
Ketika sudah sampai di ruang tamu aku terkejut. Hazel?! Iya dia Hazel, duduk rapi dengan senyum yang tertuju ke arahku
Aku tersenyum santai lalu duduk di kursi yang berhadapan dengannya, dengan raut malas aku bertanya
“Perlu apa kamu datang kesini”Hazel menundukkan kepala lalu menjawab
“Sebelumnya aku minta maaf karena udah bentak kamu waktu itu, emm soal chat yang kamu kirimkan tempo hari, aku hanya membaca chat darimu karena ada alasan”
“Karena malas berteman denganku?iya?”potongku di sela sela penjelasan Hazel
“Bukan, aku cuma butuh waktu untuk mencerna ucapanmu tentang Tuhan maha penyayang aku hanya takut salah menjawab lagi, semenjak kamu datang ke rumahku pintu hatiku terketuk, aku berfikir, ucapan ayla benar juga, aku sempat menemui bu ustadzah waktu itu menanyai soal apakah orang yang sudah terlalu jauh dengan Tuhan sepertiku bisa mendapat ampunan? Bu ustadzah menjawabnya katanya pintu maaf dari Allah itu luas, semenjak itu aku bertekad untuk lebih baik lagi”aku tertegun mendengar jawaban dari Hazel
“Ya Allah Hazel sudah mendapatkan hadiah terbaik dalam hidupnya yaitu hidayah darimu”gerutuku dalam hati
“Aku bawa dua hijab Ayla, satu untuk kamu , satu lagi untukku, emm sebenarnya tujuanku kesini selain ingin meminta maaf aku juga ingin kamu mengajari aku cara berhijab” aku terharu mendengarnya, sudah terlihat mataku mulai berkaca kaca, Hazel mengulurkan bingkisan berwarna coklat itu didalamnya berisi 2 hijab
Tanpa pikir panjang aku langsung mengajak Hazel ke dalam kamarku, mengajarinya berhijab.
“Hazel, kamu adalah orang beruntung di dunia ini”ujarku tiba tiba, Hazel tampak kebingungan terlihat dia mengangkat satu alisnya, seolah bertanya
“Allah sudah melimpahkan kasih sayang terhadapmu, dengan mengetuk pintu hatimu masyaAllah”jelasku,Hazel tersenyum.
Kini hijab sudah menutup sempurna rambut Hazel
“Selesaiii, semoga Istiqomah ya Hazel, jujur kamu lebih cantik tertutup seperti ini”pujiku, Hazel terkikik
“Terimakasih banyak ya Ayla kamu udah mau berteman denganku”.
***
Hari demi hari berganti, kini 5 bulan sudah aku dan Hazel menjadi sahabat akrab seperti dulu, tak lupa dengan hijab yang selalu ia Istiqomah kan, tak jarang juga kita pergi ke majelis bersama, aku senang sekali bisa bertemu dengan orang seperti Hazel, lebih senangnya lagi sekarang Hazel sudah kembali menjadi orang yang periang karena banyaknya orang baik mengelilingi hidupnya, termasuk aku dan bunda, kata Hazel hehe.
Saat ini kita sedang berjalan pulang setelah menghadiri majelis di daerah kita, malam ini begitu ramai, kendaraan berlalu lalang, beginilah kehidupan kota, apalagi di malam Minggu seperti ini.
Di pertengahan jalan kita melihat ada nenek² yang akan menyebrang, Hazel berjalan menuju nenek tersebut, biarlah Hazel menolongnya ujarku.
Ketika sudah menyebrang setengah jalan aku melihat dari kejauhan ada truk yang kelihatannya kehilangan kendali aku panik melihatnya sesegara mungkin aku berlari ke arah Hazel dan nenek tersebut
“Hazelll awassssss!!” Terlambat, truk nya sudah berhasil membuat suasana malam ini menakutkan semua orang berhamburan menuju lokasi aku menutup mata, berharap akan ada keajaiban setelah ini perlahan aku mendekati kerumunan dengan langkah gemetar
Aku melihat nenek yang Hazel tolong tadi baik baik saja hanya beberapa lecet yang ada di tubuhnya, tapiii bagaimana dengan Hazel?
Degg
aku melihat darah berceceran
“Ini keluarganya mana?”aku dengar ada salah satu warga berteriak
“Saya pak saya temannya” tubuh Hazel di angkat ke tepi jalan sembari menunggu mobil yang akan membawa Hazel ke rumah sakit.
Aku menangis tersedu sedu.aku terkejut Hazel masih belum kehilangan kesadarannya bibirnya serasa menuturkan sesuatu aku mendekatkan telingaku ke bibir Hazel
“Aa aylaa, t tun a aku me mengucapkan s ss syahadahat”air mataku mengalir makin deras dengan suara yang putus putus Hazel masih ingat dengan Allah
Aku menuntunnya melafalkan syahadat hingga di kalimat akhir nafas Hazel tercekat dan mulai menutup mata
“Hazel,ha Hazelll?”aku mencari tangannya untuk melihat denyut nadinya
Degg,
Hazel pergi untuk selamanya
Air mataku mengalir deras. ingin berteriak tapi rasanya tertahan.
Hazel…..mungkin dunia terlalu kejam untukmu, Tuhan telah merindukanmu berhagialah di sana.
_____the end___
*) Siswi Kelas 9 MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid dan Pimred Weibsite OSIM