Antara Guru Dan Dongengnya (Memperingati Hari Dongeng Nasional & Hari Guru Nasional 2022)

Oleh: Danang Satrio Priyono, S.Psi *)

“Rahmat, kamu kok malah tidur saat bapak memberikan penjelasan, apa kamu pikir bapak sedang mendongeng?”, tanya Pak Sugi kepada muridnya itu.

” Anu, pak. Gaya bicara dan nadanya Pak Sugi mengingatkanku saat ayah mendongeng kala saya masih kecil dulu, pak” sambil malu-malu Rahmat mengaku.

Kiranya kisah-kisah tentang siswa yang tertidur di kelas seperti potongan cerita antara Rahmat dan Pak Sugi di atas umumnya karena siswa beranggapan bahwa ketika guru menjelaskan materi pelajaran disamakan dengan “mendongeng”.

Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan kemampuan guru dalam menyajikan materi dikemas selayaknya mendongeng. Karena dongeng merupakan sarana yang efektif untuk memberikan pendidikan nilai pada anak. Menurut para peneliti linguistik dan intelegensi, mendongeng mampu meningkatkan keterampilan linguistik, literasi, memupuk kemampuan interpretasi, analisis, dan sintesis.

Guru yang memiliki kompetensi mendongeng (biasa disebut dengan bercerita), dapat dikatakan terampil menggunakan bahasa lisan, dia aktif membuat imajinasi siswa berkembang dan produktif merangsang sensor motorik pendengarnya. Guru yang demikian itu setidaknya memiliki keterampilan berbicara, berpengetahuan luas dan keluwesan dalam penyampaiannya sehingga pesan dari intisari cerita tidak terkesan memaksakan.

Kegiatan mendongeng yang jika diterapkan dalam metode pembelajaran materi di kelas-kelas dengan dikombinasikan media pembelajaran yang bersifat audio-visual dapat lebih menumbuhkembangkan daya nalar, rasa ingin tahu, dan kreativitas siswa, serta merupakan suatu cara yang efektif untuk memperkenalkan suatu konsep pengetahuan baru bagi siswa.

Dengan banyaknya penelitian tentang aktivitas mendongeng beserta hasil temuan yang positif, di tahun 2015, Kemendikbud meresmikan Tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional agar khalayak umum utamanya para pendidik dapat memanfaatkan metode mendongeng untuk mencetak generasi EMAS (energik, multitalenta, aktif, dan spiritualis).

Selain itu, tanggal tersebut adalah tanggal lahir Drs. Suryadi atau akrab dikenal oleh mereka yang lahir di tahun 80-90an sebagai Pak Raden. Dari beliau lahirlah tokoh fiksi Si-Unyil, Pak Ogah, dan lain sebagainya. Menggunakan boneka-boneka itu, Pak Raden mendongengkan kearifan lokal dan menginterpretasikan kekayaan bumi pertiwi serta menanamkan semangat patriotik kepada anak-anak Indonesia. Pak Raden paham betul bahwa di Indonesia sendiri dongeng menjadi salah satu budaya literasi yang turun temurun dengan berbagai variasi penyajian, tetapi lumrah disebut sebagai tutur tinular.

Selamat merayakan Hari Dongeng Nasional, ceritakanlah walau satu kisah!

*) Waka. Humas MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid

2 Replies to “Antara Guru Dan Dongengnya (Memperingati Hari Dongeng Nasional & Hari Guru Nasional 2022)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *