Sepanjang hari ini kategori Talk Show (Debat) yang diperlombakan untuk siswi putri. Sebanyak delapan tim dari empat kelas bersaing unjuk kemampuan. Melalui sistem undian menentukan pasangan bertanding, tak segan kelas 7 berhadapan dengan kelas 8. Tema yang diangkat berjumlah sembilan topik (ada di bagian bawah).
Debat di sesi babak penyisihan dipimpin oleh Muhammad Faisol Ali, S.H. yang sudah berpengalaman dalam hal menggali pertanyaan selama berkecimpung di perpustakaan pondok pesantren Miftahul Ulum. Di babak lanjutan (perempat final) moderator digantikan oleh Misbahul Anwar, kemampuan berbicara di muka umum darinya tidak diragukan lagi terlebih dengan pengalaman sebagai wakil Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) STIS Miftahul Ulum Lumajang. Lalu di final, moderator diambil alih Zainul Arifin, S.H. yang menjabat Waka Kesiswaan.
“Saya pikir ini tiap kelas mendelegasikan 1 tim, ternyata masing-masing kelas mendelegasikan 2 tim ya! Luar biasa mereka ini, saya kaget ketika melihat daftar hadir peserta kok banyak, siswi putri selalu memberikan kejutan, hebat. Hal semacam ini (lomba debat) perlu dilakukan lagi, mengingat Bidang Kesiswaan butuh stimulasi melatih siswa selain berpikir kritis juga melatih bicara di muka umum”, ungkapan kagum Ustadz Zainul.
Dewan juri berasal dari kalangan guru dan staf TU masing-masing 3 orang, yaitu Soleh, S.Pd dengan latar belakang mengampu mapel Bahasa Indonesia dirasa mampu untuk mengukur tata bahasa dan etika dalam berdebat; berikutnya M. Hasyim Asy’ari, S.H. sehari-harinya bergumul dengan administrasi dirasa memiliki alat ukur untuk peserta lomba dalam hal pendalaman narasi (kasus yang diperdebatkan) di mana hal itu terkait dengan problem solving (pemecahan masalah). Terakhir, Abdul Wafi Hasan, SH yang sehari-hari bertanggungjawab di gedung putri bertindak mengukur kemampuan peserta dalam hal kemampuan menyampaikan gagasan/pendapat dan kerjasama tim.
Baca juga :
PEMBUKAAN CLASS MEETING SEMESTER GENAP TP. 2020/2021
Acara berlangsung meriah, sorak-sorai para pendukung masing-masing tim mewarnai jalannya perdebatan yang diadakan di aula putri ini. Saling beradu argumen tampak hidup. Bahkan walaupun berstatus adik kelas, tak segan siswi kelas 7 menyanggah apa yang disampaikan siswa kelas 8. Di pertandingan lain bahkan moderator hanya melempar satu pertanyaan yang kemudian pertanyaan demi pertanyaan saling lempar dari peserta itu sendiri. Menarik sekali jika melihat usia mereka yang masih belia tapi sudah cukup mampu untuk menyampaikan gagasan.
Zainal, M.Pd guru MIPA menyampaikan, “ternyata mereka yang selama ini di kelas pendiam tak diduga mampu tampil mengesankan. Mereka ini butuh dibiasakan lagi agar makin baik, tanpa kita latih saja mereka bisa menampilkan hal yang luar biasa bagaimana jika kita latih? Terutama mereka yang masih di kelas 7 itu kapan mereka latihan? hahaahaa” sambil tertawa beliau mengungkapkan kekagumannya.
Kegiatan class meeting kategori lomba talk show (debat) ini berakhir pada pukul 13.00 WIB tepat selesai sesi final. Pengumuman pemenang akan disampaikan diakhir acara tanggal 30 Juni 2021 mendatang.
Mosi & Narasi Kategori Lomba Talk Show/Debat:
Tema Lingkungan
Mosi: Sampah di dalam kelas harus dibersihkan.
Narasi: Di salah-satu kelas di MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid seringkali terlihat banyak sekali sampah yang berasal dari bungkus makanan-minuman. OSIM kemudian ditugaskan untuk melakukan penyelidikan dan diketahui bahwa banyak siswa di kelas tersebut membawa makanan-minuman ke dalam kelas. Namun bukannya dibuang ke tempat sampah, yang ada dibiarkan berserakan di kolong-kolong bangku meja-kursi.
………
B. Tema Pendidikan
Mosi: Hadir di dalam kelas dan memperhatikan pelajaran dengan seksama serta tidak membuat kegaduhan merupakan kewajiban siswa.
Narasi: Di salah-satu kelas di MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid seringkali terlihat siswa berlarian kesana-kemari ketika jam pelajaran sudah dimulai. Menerima laporan tersebut pihak Bimbingan-Konseling mengobservasi/memantau apa yang sebenarnya terjadi, kemudian didapati bahwa kelas tidak kondusif karena ada beberapa siswa hiperaktif. Menurut pengakuan teman-teman sekelasnya, dia selalu mengajak bicara atau bermain di saat pelajaran berlangsung. Jikalau tidak ada yang mau bicara/bermain dengannya, dia lantas menjahili teman lainnya.
……….
C. Tema Sosial
Mosi: Sikap saling menghargai merupakan bentuk akhlakul karimah yang harus selalu dilakukan.
Narasi: Budi merupakan santri yang berasal dari keluarga berkecukupan, bahkan 2 hari sekali dia dikunjungi oleh sanak keluarganya. Setiap kali kunjungan keluarga tersebut, Budi selalu mendapat banyak makanan dan uang saku yang banyak nominalnya jika dibandingkan dengan santri lainnya. Walaupun demikian, Budi menyempatkan berbagi makanan (maupun hal lain) kepada santri lainnya yang sekamar dengan dirinya. Namun, terkadang Budi mengalami pengucilan dan perundungan (bullying) dari santri lain daerah dan lain kamar yang mana membuatnya tidak nyaman (tidak betah) untuk bersekolah maupun menjalani aktivitas pemondokan.
………….
D. Tema Kesehatan
Mosi: Tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan sebagai bagian saling menjaga.
Narasi: Pandemi Covid-19 belum selesai bahkan cenderung mengganas dengan ditemukannya varian mutasi baru yang akhir-akhir ini menjangkiti ribuan orang dalam satu hari saja. Namun di sekitar kita terlihat semakin banyak yang meremehkan virus ini dengan tidak menggunakan masker maupun tidak menjaga jarak. Jika protokol kesehatan 5M ini tidak diterapkan bukan tidak mungkin orang-orang yang kita cintai akan menjadi korban berikutnya.
…………..
E. Tema Budaya
Mosi: Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa mutlak wajib digunakan dalam komunikasi.
Narasi: Mts. Miftahul Ulum 2 Bakid yang letaknya di Lumajang Jawa Timur secara umum berisi siswa-siswi yang berasal dari Suku Madura. Hal tersebut berimbas pada komunikasi (percakapan) yang dilakukan para siswa mengacu pada penggunaan bahasa daerah – dalam hal ini Bahasa Madura. Sangat disayangkan ada salah seorang guru yang sama sekali tidak memahami bahasa daerah tersebut, namun agar komunikasi/percakapan dapat saling dipahami beliau meminta para siswa menggunakan Bahasa Indonesia ketika berada di sekolah. Di satu sisi penggunaan Bahasa Indonesia bagi sebagian siswa sulit untuk dicerna dengan baik dan cepat jika dibandingkan menggunakan bahasa daerahnya.
…………….
F. Tema Keagamaan
Mosi: Memberi lebih baik daripada menerima.
Narasi: Menjalani dan menghadapi hidup seperti yang diajarkan/dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW harus dilakukan semua muslim. Sikap & pikiran Rasulullah dalam setiap situasi adalah karomah bagi muslim yang mau mempelajarinya, misalnya saja “tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah”. Hal itu mengajarkan kita untuk berbuat lebih dalam memberi dan mengajarkan kita untuk menuntaskan apa yang sudah menjadi kewajiban kita ketimbang berharap hak yang akan diterima. Memberikan ilmu, waktu, tenaga, maupun harta merupakan hal baik yang dapat kita lakukan tanpa mengharapkan imbalan maupun sanjungan.
…….
G. Tema Teknologi
Mosi: Kemampuan menggunakan teknologi internet secara bijaksana wajib bagi manusia modern.
Narasi: Pandemi Covid-19 mengakibatkan para siswa di Indonesia harus menempuh pendidikan jarak jauh secara online/daring sebagai bagian dari memutus penularan virus. Di mana hal itu mengharuskan siswa dan orang tua untuk menguasai teknologi internet. Bagi sebagian siswa, gadget/perangkat teknologi (handphone, laptop, komputer) malah digunakan untuk hal yang tidak semestinya (misalnya: bermain game, bermain media sosial, dll). Padahal seharusnya, siswa dapat lebih baik secara pendalaman materi dan wawasan lebih luas dengan penggunaan perangkat teknologi tersebut.
…….
H. Nasionalisme
Mosi: Saling menjaga persatuan bangsa dan negara adalah kewajiban setiap warga masyarakat.
Narasi: Indonesia yang beragam suku dan budaya merupakan hasil perjuangan para pendiri bangsa (para pahlawan). Oleh karenanya setiap warga masyarakat perlu untuk menjaga kedaulatan. Namun bagi sebagian orang, menjaga hal tersebut bagian dari tugas pemerintah mulai presiden sampai ditingkat RT/RW yang dibantu oleh TNI dan Polri.
…….
Tema Science
Mosi: Matematika merupakan salah satu ilmu yang harus dikuasi sejak dini.
Narasi: Pelajaran matematika yang lebih banyak berisi numerasi dan rumus-rumus dirasa oleh sebagian orang merupakan pengetahuan yang tidak berguna. Karena di kehidupan sehari-hari, matematika hanya berlaku untuk menghitung jumlah kekayaan maupun laba-rugi suatu perdagangan. Sedangkan dari suatu penelitian menyebutkan bahwa pemahaman terhadap matematika/numerasi wajib dimiliki oleh masyarakat dunia yang hidup di abad ini maupun di tahun mendatang. Seperti yang kita ketahui, banyak masyarakat yang tidak memahami apa maksud dari suatu grafik maupun data matematis yang dikeluarkan pemerintah sehingga malah memicu masalah baru.